Chereads / POV - There are always two sides of a coin / Chapter 46 - Bab 15 - Bagian 3

Chapter 46 - Bab 15 - Bagian 3

Kondisi sekolah setelah itu tentu saja sangat tidak kondusif. Banyak siswa yang berusaha meminta maaf pada Patty pada tiap jeda antar kelas, tidak sedikit juga yang berusaha bertanya pada Patty, Lexa, dan Nick tentang apa yang terjadi. Tentu saja tidak ada yang berani bertanya pada Ayu karena sikapnya yang terlalu dingin. Banyak sekali pesan yang masuk ke ingstarm mereka menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Tidak hanya itu, banyak juga siswa-siswi yang memasukan video, foto, maupun tulisan mengenai apa yang terjadi di gedung olah raga tadi ke ingstaram mereka sehingga hal ini menjadi viral. Akun ingstaram palsu itu pun sudah hilang. Entah karena report yang banyak dari siswa-siswi GIS atau Sharon telah menghapus akun itu.

QS dan Bandha Bandhu akhirnya menghabiskan istirahat makan siang mereka di ruang VVIP 5 untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dari para siswa-siswi. Ya inginnya sih begitu, tapi tetap saja Patty, Nick, dan Lexa dipaksa untuk bercerita apa yang terjadi.

"Sudahlah!" kata Ayu kemudian maju ke panggung di dekat mesin DJ dan berkata, "Gua cuman jelaskan satu kali jadi dengarkan baik-baik."

Semua orang di sana diam dan mulai mencari tempat untuk duduk. Lexa memilih untuk berdiri sendirian di dekat pintu sedangkan Patty dan Nick memilih untuk duduk di ujung ruangan. Nick, masih dalam balutan jaket hitamnya, mengusap-usap punggung Patty yang masih terlihat terguncang dengan semuanya meskipun berusaha tersenyum.

"Sharon dan Satrya sudah berpacaran selama 6 bulan." kata Ayu yang disambut dengan suara kaget dari orang-orang di sana. Ayu berdeham. Membuat perhatian kembali pada Ayu tanpa ada yang berani berbicara lagi. Ayu kemudian menceritakan dengan sangat singkat dan padat mengenai apa yang terjadi. Ketika Ayu turun dari panggung, barulah semua orang di ruangan itu mulai berbicara.

Lalu perhatian semua terarah pada Nick. Nick dan Patty yang duduk di ujung ruangan dalam diam jadi bingung dengan tatapan mereka yang tiba-tiba. "Kenapa semua lihat ke sini sih?"

"Sekarang kita penasaran sama lu, Nick." kata Zaki, "Why did you show up so late? What happened to Sharon's driver? And so on. (Kenapa lu munculnya telat banget? Apa yang terjadi dengan supir Sharon?)"

Nick berhenti mengelus Patty kemudian menggaruk kepalanya sambil tersenyum serba salah sebelum berkata, "Well… intinya gua telat datang karena gua baru saja buat supir Sharon pingsan."

Ruangan itu ricuh sejenak dengan reaksi kaget dari para siswa-siswi. Kemudian Lexa berkata, "But why?"

Nick menatap Patty sebentar kemudian tersenyum malu, "Jadi, tadi pagi gua membuntuti mobil Satrya, dengan motor bebek biasa. Lu sadar nggak, Pat?"

Patty mengangguk sambil tersenyum.

Nick mengelus kepala Patty sebentar, membuat Lexa mengangkat sebelah bibirnya jijik, sebelum melanjutkan, "Makanya gua nggak langsung ke GIS. Gua sengaja mutar dulu satu kali sebelum masuk ke GIS. Tapi, waktu gua baru sampai di GIS, ternyata ada 1 motor di belakang gua yang juga ikut masuk dan mendadak menabrak motor gua dari pinggir. Untungnya gua sempat loncat jadi gua nggak tertabrak, tapi motor gua itu jatuh.

"Setelah itu gua dorong orang di atas motor itu sampai dia dan motornya jatuh. Waktu gua buka paksa helm half-face-nya yang nggak dikunci, gua… gua juga kaget ternyata orang itu supirnya Sharon. Dan… yaa singkat cerita kita berantem sedikit daan siapa sih yang bisa menang lawan gua?" kata Nick sambil cengar-cengir bangga.

"Idih apaan sih lu!" semprot Lexa.

"Tapi… buat apa Ugun nyerang lu, Nick?" tanya Patty khawatir.

Nick tersenyum dan berkata, "Mungkin dia sudah tahu kalau gua sudah lihat rekaman CCTV di rumah Olive kemarin."

"CCTV?" tanya Patty.

Nick mengangguk dan berkata, "Stalker gua selama ini adalah Ugun. Gua pun baru tahu kalau dia supir Sharon waktu lihat CCTV di rumah Olive."

Patty membulatkan mulutnya. Wah, Sharon hebat juga. Semunya direncanakan dengan rapih. Tapi sebagaimana yang peribahasa bilang. Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga.

"Tapi dia tahu darimana, Nick?"

"Pertama, hari waktu kita kumpul di rumah Patty itu, hari itu gua sadar ada satu motor yang mengikuti gua setelah gua keluar kompleks. Jadi gua sempat bawa di berkeliling kompleks rumah Patty....

Nick membawa motornya berkeliling kompleks Patty sampai ke satu blok yang masih berupa tanah-tanah kavling kosong. Ia memutar motornya dan melaju cepat ke arah penguntitnya itu.

Melihat hal itu, sang penguntit dengan cepat berusaha membalikan motornya. Namun, dengan cepat Nick mengahadang motornya, membuka kaca helmnya dan berkata, "Mau ikuti gua sampai kapan? Jangan kira gua nggak bisa cari tahu siapa lu."

Tapi sang penguntit yang sedari tadi beruaha memundurkan motornya dan akhirnya kabur melewati Nick. Nick membiarkannya lolos. Biar saja. Kali ini. Hal yang terpenting adalah jangan sampai si penguntit ini tahu Lexa dan Ayu ada di rumah Patty. Bisa berantakan semuanya.

Tetapi ketika keesokan harinya Nick diikuti dari GIS sampai ke depan kompleksnya, ia akhirnya kehilangan kesabaran. Ia turun dari motornya dan menghampiri sang penguntit, memegang kedua stang motor itu supaya ia tidak dapat pergi kemana pun, dan berkata, "Jangan kira gua nggak tahu siapa lu, Guntur."

Meskipun wajah Guntur tertutup helm, tapi dari gerak badannya, Nick tahu pasti Guntur sangat kaget. Melihat hal itu, Nick merasa sedikit puas. Setidaknya sekarang ia tahu dengan pasti siapa yang selama ini menguntitnya.

Karena senangnya itu, Nick lengah. Guntur membelokan motornya dan berhasil pergi melalui Nick.

Nick kira Guntur tidak akan muncul lagi, tetapi ternyata ia tetap muncul. Nick baru sadar Guntur mengikutinya. Nick sengaja memutar sekali lagi agar Guntur mengikutinya dan tidak bertemu dengan Patty. Siapa yang tahu apa yang akan Guntur lakukan pada Patty, kan?

Saat Nick sampai di jalan kecil di sebelah GIS, ia menghentikan motornya sebentar, menoleh dan memperhatikan Guntur yang juga berhenti di sana.

"Buat apa lu ikuti gua sampai sekarang?" tanya Nick sambil membuka kaca helmnya.

Guntur membuka helmnya, memperlihatkan wajah tampannya. Sungguh tidak cocok menjadi supir. Jadi model saja sana, deh.

"Kenapa lu kabur?"

"Karena gua takut lu macam-macam kalau bertemu Patty."

"Apa rencana kalian?"

Nick tersenyum dan berkata, "Gua cukup heran kenapa lu nggak lapor Sharon kalau gua sudah tahu siapa lu."

"Karena gua nggak mau kasih informasi yang gua belum tahu kebenarannya."

Nick tersenyum dan berkata, "Well you had your chance (lu sudah dapat kesempatan)." Kemudian menutup kaca helmnya dan dengan cepat menuju ke GIS.

Saat mereka sudah memasuki gerbang masuk, Guntur berteriak pada Nick, "Jangaaan!" ia tahu apapun yang Nick maksud dengan kata-kata tadi, yang ia tidak mengerti artinya, Nick pasti sudah merencanakan sesuatu.

Nick tetap melajukan motornya sampai akhirnya Guntur menabrakan motornya pada bagian belakang Dukatih Nick hingga Nick yang sedang melaju cepat kehilangan keseimbangannya dan terjatuh.

***