Chereads / POV - There are always two sides of a coin / Chapter 42 - Bab 14 - bagian 2

Chapter 42 - Bab 14 - bagian 2

"Eleuh eleuh… parada geulis kieu. Manga atuh nginum teh na. Tante panggil si eneng heula atuh nya. Sakedap. (Aduh aduh… cantik-cantik begini. Ayo silakan diminum tehnya. Tante panggil eneng dulu, ya. Sebentar.)" sapa Desi ketika ia melihat Ayu dan Lexa berjalan manis masuk ruang tamunya.

'Tapi tante, apa Patty sekarang sudah baikan?" tanya Lexa khawatir.

Desi terdiam sebentar sebelum menjawab, "Moga-moga mendingan (baikan) abis ketemu kalian," ia tersenyum sebelum masuk ke dalam.

"Lu sudah tahu semua, Yu?" tanya Lexa pelan ketika Desi masuk ke dalam.

Ayu mengangguk sambil memperhatikan rumah Patty dari sofa tempat ia duduk. Bagus juga.

"Dari Nick?"

"Bukan," kata Ayu. "Gua ada di sana waktu Sharon beraksi."

"What the heck?! What did you say? Why didn't you do anything? (Apa? Apa lu bilang? Kenapa lu nggak ngapa-ngapain?)" bentak Lexa.

Ayu menatap Lexa tanpa ekspresi apa pun dan berkata, "Gua jelaskan semuanya saat Patty di sini. Gua yakin Nick juga akan ikut jelaskan. Apalagi dia berhutang sesuatu sama gua."

Lexa mengernyitkan dahinya. Sejak kapan Ayu berurusan dengan seseorang? Orang sedingin es ini. "Siapa?"

"Nick," kata Ayu dingin.

"Dia hutang apa?" tanya Lexa.

"Rencana dia." sahut Ayu dingin membuat Lexa semakin bingung. Ada apa sih antara Ayu dan Nick? Lagipula mengapa Lexa berharap mendapatkan informasi dari manusia es ini?

"Oh come on girl jangan setengah-setengah kalau ngomong. Gua nggak ngerti." seru Lexa frustrasi.

"Nanti juga lu ngerti. Gua nggak mau ngomong dua kali." kata Ayu kemudian membungkuk dan menyerput tehnya.

Lexa mengangakan mulutnya karena bingung. Dia tidak habis pikir kenapa Ayu selalu setenang dan sedingin ini. Kalau diingat-ingat memang sejak saat interview masuk QS pun Ayu selalu sedingin ini. Alasannya untuk bergabung pun tidak jelas 'ingin saja' katanya waktu itu. Tapi karena Ayu sangat cantik dan Lexa senang sesuatu yang membuatnya penasaran, maka ia menerima Ayu begitu saja dan tidak terlalu memikirkan hal itu.

Ini Nick dimana, sih? Cepat datang, dong! Sudah hampir pukul setengah 9 malam nih! Memangnya enak bertamu malam-ma…

Bel rumah Patty, yang terdengar seperti bunyi lonceng zaman dulu, berkumandang. Inem berlari ke depan. Sepertinya itu Nick. Benar saja. Tidak lama kemudian, Inem muncul diikuti Nick di belakangnya dengan jaket hitam andalannya. Muka Nick terlihat jauh lebih berseri-seri daripada biasanya. Ada apa pula ini? Lexa tidak mengerti.

"Patty kok belum ada?" tanya Nick sambil duduk di sofa kecil di samping Lexa.

Lexa memukul kepala Nick dengan tangannya sampai Nick mengaduh memegang kepalanya. Lexa tidak memedulikan reaksi Nick dan berkata, "Justru bagus Patty belum sampai sini! Yang punya rencana kan lu! Kemana saja?!"

"Sorry. Gua sudah terbiasa ngaret di Indo…"

Lexa memukul kepala Nick lagi sampai Nick kembali mengaduh. "Kita nggak ngaret, ya! Orang Indonesia tuh sudah jarang ngaret tahu?!"

Ayu meletakan cangkirnya sambil tersenyum tipis melihat mereka bercanda. Nick yang melihat itu berseru girang, "Ayu senyum!"

Lexa berbalik cepat pada Ayu. "Wah iya!" serunya.

"Gua sering senyum, kok. Kalian nggak sadar saja," kata Ayu dingin.

Lexa memonyongkan bibirnya dan tidak sengaja melihat sesosok gadis berambut panjang sedang menonton mereka dengan tatapan kosong dari dekat dinding. "Astaga kunti!" seru Lexa terkaget-kaget. Matanya sangat sembab dan merah, sekliling matanya berwarna hitam, bibirnya pucat dan pecah-pecah, rambutnya acak-acakan, dan daster putihnya sangat kusut.

Lexa bukan satu-satunya yang kaget. Nick juga berteriak dengan nada tinggi seperti perempuan sedangkan Ayu melompat ke atas sofa dengan kuda-kuda siap menyerang. Reaksi ketiga orang itu membuat gadis mengerikan itu, Patty, tertawa.

"Kalian kenapa, deh?" tanyanya kemudian duduk di sofa kecil di seberang Nick, di samping Ayu yang sedang turun dari sofa dan kembali duduk dengan ayu.

"Pat, are you okay?" (kamu nggak apa-apa?) tanya Nick menatap Patty dengan penuh perhatian.

"Senang ya lihat gua kaya gini?" amuk Patty.

"Pat, calm down. Bukan Nick atau Olive pelakunya." kata Lexa.

Patty menatap Lexa dengan tidak berdaya. Terlihat jelas Patty jauh lebih memercayai Lexa. "Kalau bukan mereka, terus siapa?" tanya Patty.

"Sharon." kata Ayu dingin sambil meletakan cangkirnya.

"Sharon?!" mata Patty membelalak. "Kenapa? Nggak mungkin. Dia selalu baik-baik saja sama gua.

"Oh darling, we were as surprised as you are (oh sayang kami juga sekaget kamu waktu itu)" kata Lexa sambil meletakan kedua tangannya di dada dengan dramatis.

"You were. I wasn't as surprised (itu sih kalian. Gua nggak sekaget itu)." Kata Ayu dingin sambil mengeluarkan ponselnya dari saku.

Ketika Ayu berhasil mengeluarkan ponselnya, ia berkata dingin pada Patty, "Kita punya buktinya."

Ayu mengutak-atik ponselnya sebelum memberikannya pada Patty. Foto saat launching dealer ayah Satrya dimana Satrya dengan kemeja hijau emasnya dan Sharon dengan dress hijau tuanya. Patty terkesiap melihat foto itu.

"Lu tahu kapan foto ini diambil?" Ayu menatap Patty yang terlihat terlalu kaget untuk memberikan reaksi apa pun. Melihat itu, Ayu menjawab pertanyaannya sendiri seraya menggulir laman yang tertera pada layarnya, menunjuk tanggal diunggahnya foto tersebut, "Hari dimana lu dijebak Satrya."

Patty masih melongo sebelum kemudian berkata, "Tunggu. Jadi… Sharon dan Satrya…? Kalau gitu kenapa Satrya…"

Lexa mengulurkan tangannya melewati Ayu dan menggenggam tangan Patty kemudian berkata lembut, "Pat, listen closely. You may be surprised but trust me what we're gonna tell you is the truth.(Pat, dengar baik-bai. Lu mungkin akan terkejut tapi apa yang akan kami bilang adalah hal yang sebenarnya )"

Lexa menceritakan bagaimana ia dan Nick mencari pelaku ke sana kemari disusul dengan cerita Nick tentang apa yang Ayu temukan dari CCTV hotel dan kenapa Ayu mau membantu mereka. Kemudian, Ayu memperlihatkan Patty beberapa foto yang ia ambil. Foto pertama adalah foto saat Sharon dan Satrya keluar dari kamar hotel sambil tertawa dan Satrya merangkul Sharon dengan tangan kanannya. Foto kedua adalah foto tangan Satrya di foto pertama.

"Perhatiin deh," kata Ayu. Ia menunjuk kotak kecil berwarna hitam di tangan Satrya. "Itu adalah kamera yang dipakai mereka untuk memfoto lu."

Foto kedua adalah foto Satrya dan Sharon masuk ke dalam mobil Mercedex Satrya di basement Hotel Nusan lengkap dengan plat nomor Satrya yang terbaca jelas. Foto ketiga adalah foto yang paling membuat Patty mengernyitkan dahinya. Itu kan foto yang diunggah di akun palsu itu. kenapa ada di sini juga?

"Lu lihat baik-baik di sudut kanan bawah foto ini." kata Ayu seraya memperbesar foto itu dengan kedua jarinya.

Ayu kemudian menggeser foto itu dan di layar terpampang foto yang keempat. Foto yang memperlihatkan kain hijau kecil di foto ketiga bersebelahan dengan baju Satrya di foto pertama. Itu jelas adalah kain yang sama. Foto kelima adalah foto rambut dan bahu Satrya di foto keempat bersebelahan dengan foto Satrya di foto pertama. Jelas itu adalah orang yang sama meskipun saat itu rambut Satrya dibuat bergelombang. Terakhir, foto saat launching di dealer Satrya. Mereka tidak akan mungkin dapat mengelak lagi.

"Terus rencana Nick apa sampai lu setuju kasih foto-foto ini, Yu?" tanya Patty pada Ayu.

Ayu mengambil ponselnya dan menyenderkan badannya di sofa Patty sebelum berkata, "Tanyalah sendiri sama Nick. Lu juga utang maaf sama dia." katanya dingin sambil menatap Patty datar.

Patty melirik Nick yang sedang tersenyum padanya dengan senyum jahilnya yang biasa. "Apa rencana lu?" tanya Patty sambil buru-buru mengalihkan pandangannya. Duh, masa ia harus minta maaf pada Nick sih? Malu banget!

Nick tertawa kemudian berkata, "Tapi kita baikan, kan?"

Lexa tertawa dan memukul keras lengan Nick sambil berkata, "You sound pathetic! (lu terdengar menyedihkan)"

Nick mengelus lengannya dengan dramatis sambil berkata, "Sop hitting me! (berhenti mukul gua)"

"What? You want me to hit on you instead?" tanya Lexa dengan nada menggoda. (Apa? Lu mau gua naksir lu saja?" hit on dapat berarti mentaksir seseorang)

"What if I say yes? (gimana kalau gua bilang iya?)" goda Nick.

"Kalian cocok, kok. Seru dan berisik" timpal Ayu. Tidak ada yang tahu ia bercanda atau tidak, tapi kata-kata Ayu membuat Patty panas.

"Terus Ilyas kemana?" semprot Patty langsung membuat tawa Lexa dan Nick menghilang.

"Chill out, dear (tenang sayang). Gua nggak akan rebut your Nicky." kata Lexa kemudian tertawa, "Makanya coba lebih jujur, dong."

Nick tertawa dan berkata, "Lu tetap teman favorite gua kok!" dengan tekanan kuat pada kata 'favorite' membut muka Patty memerah.

"Iiih! Sudah ah!" kata Patty sambil duduk dan menyender dalam-dalam pada sofanya. Maluuuuuu!

Lexa dan Nick tertawa melihat reaksi Patty. Memang benar, mereka benar-benar terlihat mirip dan cocok. Loh loh? Kenapa juga Patty harus peduli?

"Gini, Pat. Pertama-tama, gua mau kasih disclaimer dulu. Nggak ada pihak mana pun yang akan kena sasaran Satrya atau Sharon tanpa persetujuan mereka. Pihak Hotel Nusan sudah setuju untuk kerja sama karena dalam kolom komentar di post itu, sudah banyak pihak yang menulis kalau mereka sadar itu adalah kamar di Hotel Nusan. Sebagian besar sadar karena interior kamar di Hotel Nusan dan sebagian lagi juga sadar kalau ada logo hotel di keset itu."

Nick tersenyum kemudian berkata lagi, "Untuk Pak Kuntoro, kita nggak akan bawa-bawa dia sama sekali."

"Terus? Foto di launching itu nggak akan dikasih lihat siapa-siapa dong? Padahal muka dan baju Satrya dan Sharon paling jelas di foto itu." protes Patty.

Nick tersenyum dan berkata, "Kemarin waktu gua cerita masalah ini ke fader, gua sdar sesuatu…"

Nick bercerita pada Patty sambil kembali mengingat apa yang Kuntoro katakan padanya saat itu, "Ada mobil ini. Ini adalah model pertama dari tipe mobil yang baru datang dari Jerman itu. Kali ini, bos minta Satrya yang urus acara launching-nya. Waktu itu Satrya datang dengan pacarnya. Saya dapat foto ini juga dari bos. Sakin senangnya, bos sampai unggah foto ini ke ingstaramnya." dalam Bahasa Inggris. Nick dan Lexa tidak begitu memperhatikan apa yang Kuntoro katakan saat itu sehingga mereka tidak sadar kalau foto itu dapat didapatkan dengan begitu mudah. Tetapi setelah bercerita pada Gelfara, Gelfara-lah yang mengingatkan Nick bahwa Lexa adalah keponakan Satrya sehingga seharusnya mudah bagi Lexa untuk mendapatkan foto itu dari ingstaram ayah Satrya yang selalu terbuka namun dengan nama aneh dan ajaib. Itulah mengapa saat Lexa sedang dalam perjalanan ke rumah Patty, Nick menelepon Lexa. Percakapan mereka berlangsung seperti ini:

"Heh! Kemana saja lu?!" semprot Lexa segera setelah ia mengangkat telepon.

"Sorry. Something came up. (Maaf. Ada sesuatu nih)" kata Nick sambil tertawa cengengesan.

"Jadi Ayu sudah tahu?"

"Iya. Nanti di rumah Patty gua sekalian jelaskan. Tapi, Xa, lu follow ayahnya Satrya di ingstaram ga sih?"

"Iya dong. Gua kan ponakan yang baik." Kata Lexa bangga.

"Kok lu nggak sadar dia post foto Satrya dan Sharon waktu launching?" semprot Nick langsung.

Lexa bingung mendengarnya. "Maksud lu?"

"Lu ingat nggak Pak Kuntoro bilang kalau ayah Satrya juga post foto itu ke ingstaram?"

Lexa menepuk dahinya kemudian berkata, "Ah iya benar juga! Gua mute bokapnya Satrya, Nicky! Lu harus tahu dia berisik banget parah. Satu hari dia bisa upload 5 foto! Ingstaram gua penuh sama foto-foto yang dia upload! Gua nggak suka kalau ingstaram gua pen…"

"Ya ya." Nick memotong Lexa, membuat Lexa manyun kesal. Nick langsung melanjutkan, "Coba lu cek ada foto itu di ingstaram oom lu itu atau nggak. Gua siap-siap dulu, bye!"

"What?! Lu belum berang…" belum selesai Lexa protes, Nick sudah memutuskan hubungan di ujung sana, membuat manyunan Lexa semakin maju. Namun, ia tetap memeriksa ingstaram ayah Satrya. Lexa mencobai berbagai nama aneh yang ia ingat pernah dipasang oleh ayah Satrya, mulai dari "sehat awet muda sukses", "bos mobil", "bos besar" sampai akhirnya menemukan akun dengan nama "bosbesar_sehatmudasukses". Lexa menghela napas lega sekaligus lelah kemudian menggelengkan kepalanya. Ayah dan anak sama anehnya.

Setelah beristirahat sejenak, Lexa mulai berburu unggahan emas mereka di antara semua unggahan ayah Satrya yang berjumlah sepuluh ribu. Setelah menelusuri unggahan demi unggahan, akhirnya Lexa menemukan foto itu. Yang benar saja! Masa sejak hari Senin sampai Rabu, unggahan ayah Satrya berjumlah hampir 40!

Lexa tetap tersenyum bangga dengan kegigihannya yang pantang lelah mencari foto itu meski terpukau dengan kerajinan sang paman untuk mengunggah foto. Akhirnya, ia dapatkan juga foto ini yang diunggah dengan judul:

"Bangga sekali dengan anak dan dealerku ini. Bravo! #mercedex #mobil #sukses #tipssukses #bos"

Lexa langsung menangkap layar ponselnya, mengirimkan foto itu pada Nick dan menutup matanya. Berisitrahat sebentar sebelum sampai ke rumah. Di ujung sambungan sana, Nick tersenyum puas melihat foto itu dan langsung mengirimkannya pada Ayu.

*

Patty melongo mendengar cerita Nick dan Lexa. Tidak bisa dipercaya. Novel ini masih bergenre chicklit tidak, sih? Kenapa seperti cerita detektif? Empat sekawan? Hm?

"Dor! Bengong mulu neng!" kata Nick kemudian tertawa disusul dengan tawa Lexa.

Patty mengatupkan mulutnya kemudian berkata, "Tapi ayah Satrya kan nggak tahu kalau fotonya dipakai. Berarti nggak masuk ke disclaimer lu dong."

Nick mendecakan lidahnya beberapa kali sambil menggelengkan kepalanya lalu berkata sambil menatap Patty dengan tatapan kasihan. "Kalau dia buat ingstaramnya terbuka untuk publik dengan banyak hashtag, bukannya berarti dia setuju kalau fotonya dilihat semua orang?"