Devi sangat berguna di saat ada tugas seni yaitu menggambar design baju lalu mengguntingnya. Devi selalu dimanfaatkan dalam hal itu. Tinggal memberinya kertas, penggaris, penghapus, gunting, dan pensil lalu mereka bisa pergi dan tinggal menunggu tugas selesai. Tapi Devi tidak menerima semua tugas orang. Oji adalah satu orang yang paling sering dikerjakan Devi. Saat menunggu tugasnya selesai dikerjakan Devi, Oji berpikir untuk melakukan sesuatu yang berguna. Sebenarnya tidak berguna, hanya berguna bagi dirinya dan Balfas.
"Balfas, ganggu Nemo yuk!" Nemo adalah Wilda, perempuan yang menangis saat memperkenalkan dirinya. Nemo adalah singkatan dari nenek moyang. Balfas yang memberi nama panggilan itu ke Wilda karena wajahnya sudah keliatan tua dan keriput.
Mereka mendatangi bangku Nemo, Balfas duduk di sebelah kanannya dan Oji sebelah kiri. Nemo lagi serius mengerjakan tugas seninya.
"Ingat umur nek kalau mau sekolah." Balfas mulai membully.
"Ngakunya 15 tahun kok tua banget ya mukanya." Oji jago dalam hal cela mencela.
Tuuuk... sebuah penggaris besi mendarat di muka Oji dan Balfas. Mereka langsung kabur dari bangku Nemo. Oji tahu, yang dia lakukan dengan Balfas itu hal yang salah tapi Oji berbuat seperti itu hanya berniat untuk menghibur. Setiap mereka melakukannya, sekelas pasti tertawa terbahak-bahak.
"Minggu depan kita mengadakan banyak lomba untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia." Guru seni menginfokan sambil memberi formulir lomba kepada ketua kelas, Alam.
Guru seni langsung keluar dari kelas setelah memberi formulir lomba. Berarti jam pelajaran kosong, mereka bebas berkeliaran di luar. Mereka kali ini lebih memilih tidak berkeliaran di luar kelas. Semua tertarik melihat formulir yang diberikan guru seni tadi. Mereka sangat asik melihat daftar lomba yang diadakan. Sekarang sudah waktunya membuktikan bahwa kelas ini jago basket. Seingat Oji waktu perkenalan, hobi mereka rata-rata main basket. Farid, Mail, Fitrah, Amar, Alam yang akan bertempur dalam lomba basket. Oji, Balfas dan Yaya akan bertempur di lomba tarik tambang. Lomba basket tidak hanya ditujukan untuk siswa cowok tapi cewek juga. Jadi kelas X-3 meluncurkan Sinta si rambut dora dan Reni si kungfu panda dan sisanya orang yang tidak berbakat bermain basket yaitu Devi, Wilda dan kawan-kawan.
Mereka sudah mengisi formulir, waktunya berkeliaran. Kali ini mereka tidak berkeliaran jauh, mereka hanya mengikuti Alam si ketua kelas yang mengintip ke kelas sebelah. Sepertinya Alam ingin berbuat sesuatu.
"Pak Tabil." Alam menggerakkan mulutnya tanpa bersuara.
Oji dan kawan-kawan hanya membaca gerakan mulut Alam. Dia menyebut nama pak Tabil. Pak tabil adalah seorang guru agama. Ciri khas guru ini serba miring, dari dasi, peci, dan diikuti kepalanya yang miring saat mengajar. Guru ini kelihatan sangat lucu di mata murid-muridnya. Bukan hanya itu, kalau pak Tabil lagi menerangkan, para siswa siswi tidak tahu dia berbicara apa. Yang mereka tangkap saat dia menjelaskan hanya "Jadi anak anak...". Kalimat selanjutnya seperti suara kumur-kumur yang tidak jelas.
Alam mengajak mereka mengganggu pak Tabil yang sedang mengajar di kelas X-2. Cara Alam mengganggu pak Tabil saat mengajar pasti selalu sama, dengan mengetuk pintu terus dia langsung kabur masuk ke dalam kelas dan pura-pura tidur dan menyuruh temannya tutup mulut. Balfas dan kawan-kawan sudah bosan dengan cara Alam. Balfas punya cara lain, yaitu menunjuk pelakunya. Jadi sekarang bukan giliran pak Tabil yang dikerjai. Melainkan si Alam, ketua kelas yang sebenarnya tidak pantas menjadi ketua kelas.
Tok tok tok... Alam sudah memulai aksinya, mengetuk pintu lalu berlari. Pak Tabil keluar dari kelas sebelah dengan gaya miringnya dan bertanya kepada mereka siapa yang melakukannya. Alam tertawa dengan puas dalam kelas yang tidak tahu rencana teman-temannya.
"ALAM PAK! KETUA KELAS KAMI YANG SERING MELAKUKANNYA." Mereka dengan kompak menunjuk Alam yang berada dalam kelas.
Pak Tabil pun berjalan ke pintu kelas X-3 dan menatap Alam dengan kepala miringnya. Alam yang tadinya tertawa, sekarang kulit putihnya berubah bewarna merah sambil mengeluarkan keringat. Untung pak Tabil adalah guru yang baik, dia hanya menceramahi Alam agar tidak melakukannya lagi dan disertai ketukan pulpen di kepalanya.
***
"BENDERA SIAAAAAP!" upacara bendera 17 Agustus telah dimulai. Semua anak sekolah pasti tahu, ini adalah upacara bendera yang sangat lama dan matahari siap memanggang para murid sebelum lomba tujuh belas Agustusan dimulai. Mereka menghormat kepada bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya. Mereka hormat lebih bagus daripada upacara-upacara yang lain dan paduan suara mengeluarkan suara terbaiknya. Amar sampai memakai kedua tangannya untuk hormat kepada sang bendera merah putih, itu mungkin sebagai pengganti tangan Balfas yang tidak menghormati bendera. Amar juga ikut bernyanyi di barisan, yang seharusnya itu tugas paduan suara. Pengiring bendera tetap saja melakukan hal yang sama, lagu Indonesia Raya sudah habis tapi benderanya masih berada di tengah tiang. Kalau sudah begitu, mereka langsung menarik tali bendera seperti menurunkan layangan dan seperti biasanya para peserta upacara pasti tersenyum kalau melihat itu.
Upacara telah selesai, Semua telah siap memamerkan baju persatuan kelasnya yang memang khusus dibuat untuk menyambut hari ini. Baju persatuan X-3 berwarna abu-abu dengan sablon taz mania dengan gaya kedua tangannya dilipat di dada. Menggunakan kalung sumpritan sebagai simbol perlombaan olahraga. Memakai topi hitam yang bertuliskan streecom. Sablon belakangnya ada sebuah graffiti yang sangat norak. Warna pink, bertuliskan streecom. Streecom singkatan dari sepuluh three community. Wajarlah baju persatuan mereka norak, yang punya ide itu Amar. Sama norak dengan yang punya ide.
Waktu perlombaan antar kelas dimulai. Lomba pertama adalah tarik tambang. Berarti giliran Oji, Balfas, Yaya untuk bertempur. Aturan yang digunakan kalah langsung gugur. Mereka sudah siap, lawan mereka belum muncul. Mereka bertiga hanya ngobrol bodoh sambil menunggu lawannya datang. Setelah tiga menit, lawan mereka akhirnya di diskualifikasi karena tidak muncul. Tuhan memberkati X-3. Kali ini lawan selanjutnya, mereka sudah siap memegang tali dan Oji, Balfas, Yaya juga sudah siap. Oji tidak berniat melawan mereka, badan dari lawan seperti atlit. Sedangkan pihak Oji seperti tulang belulang, apalagi Yaya. Oji masih percaya dengan keajaiaban. Oji, Balfas, dan Yaya mengambil posisi, Oji paling depan disusul Balfas dan Yaya.
Wasit membunyikan pluitnya. Oji belum sempat menarik tali, tiba-tiba Oji langsung tertarik seperti terbang ke udara. Oji melayang dan terjatuh mencium lapangan sekolah. Semua yang menonton tertawa.
"Sakit ya anjing?" Balfas.
"Kayaknya saya merasa kalian ngak narik talinya deh." Oji menuduh Balfas dan Yaya
"Iya emang." Yaya sambil tertawa meperlihatkan gigi ompongnya.
Balfas dan Yaya memang sudah berencana untuk tidak menarik talinya, karena mereka berpikir harapan menang sudah tidak ada. Pantas saja Oji melayang di udara. Mengatur rencana seperti itu sebenarnya tidak apa-apa. Masalahnya, Kenapa mereka tidak memberi tahu Oji juga?. Mereka pasti memang sengaja.
"Sorry, ini semua rencana Balfas." Yaya.
Lomba basket sudah hampir mulai, Balfas dan Yaya akan ke lapangan basket. Oji tidak berniat mengikutinya. Mukanya masih sangat perih karena mendarat di lapangan sekolah. Oji memilih ke kelas untuk tidur-tiduran.
Oji belum begitu jauh dari lapangan, "Hati-hati tinggal di kelas sendirian! banyak barang berharga. Kalau ada yang hilang, kamu jadi tersangka!" Yaya ompong meneriaki Oji dari jauh.
Akhirnya Oji memilih ikut menonton pertandingan basket. Farid, Mail, Amar, Fitrah, Alam sudah memasuki lapangan. Mail dan Farid mendapat teriakan sangat banyak dari cewek-cewek.
"Gatal." Balfas mulai sirik ke pada mereka yang bermain basket.
"Daripada kamu tidak digatalin sama cewek-cewek." Sambung Oji.
"Emang ada yang gatalin kamu?" Tanya Balfas.
"Ada kok." Oji sambil tersenyum.
"Siapa? cowok?" Balfas mengejek.
Pertandingan sudah dimulai. Ada yang unik di pertandingan ini, yaitu Amar. Setiap bolanya direbut pasti dia berteriak dengan suara yang cempreng. Amar tidak tampak seperti pemain basket. Lebih cocok jadi pelawak.
Oji menyadari teman-temannya sangat hebat, mereka menguasai pertandingan. Mereka berhasil menjaga skor telur lawan sampai menit akhir. Seharusnya respon Oji harusnya senang melihat mereka menang. Tapi respon cemburu Oji ke Mail dan Farid jauh lebih besar. Mail dan Farid mendapat teriak-teriakan cewek cantik sekolah.
"Kita hebatkan bro?" Mail meminta pendapat.
"Biasa aja." Oh ternyata Balfas juga ikut sirik HAHAHA.
Oji memandangi semua cewek yang bersorak, tetapi dia masih tidak menemukan gadis berponi jatuh itu. Kira-kira dia dimana ya? sampai sekarang Oji belum melihatnya.
Sekarang waktunya pertandingan basket putri. kelas X-3 melawan X-6. Oji melihat cewek berbibir merah yang pernah sekelas dengannya saat MOS. Cewek itu berada di tim basket X-6. Setidaknya, cewek berbibir merah itu bisa menutupi kerinduan Oji ke cewek yang hanya dia lihat saat MOS. Sudah mulai muncul di pikiran Oji untuk melupakan gadis berponi jatuh dan beralih ke cewek berbibir merah yang berada di depannya. Oji sepertinya harus menuruti saran Balfas untuk berpindah hati.
"Nama cewek bibir merah itu sapa?" Oji.
"Dia anak SMP 3 kayaknya dulu. Coba tanya Farid." Balfas.
"Namanya Cia. Cepatan nembak dia, soalnya saingan kamu banyak." Farid sambil mengarahkan pandagan Oji ke cowok-cowok yang memperhatikan Cia. Cukup banyak yang meliriknya saat Cia bermain basket.
Tim putri kelas X-3 memiliki skor lebih tinggi daripada tim kelas Cia. Sinta si rambut Dora memiliki skill yang sangat luar biasa. Beberapa kali Sinta melakukan three point. Si Reni juga lumayan, padahal dia memiliki badan yang besar seperti kungfu panda. Balfas tidak berhenti berteriak dari luar lapangan dengan meneriaki Reni dengan sebutan kungfu panda. Yang Oji lihat hanya empat orang yang beraksi di lapangan basket, dari tim kelasnya yaitu Sinta dan Reni. Tim lawan hanya Cia dan 1 temannya. Pemain yang lain hanya menatap mereka berempat bertanding. Cewek yang lain bukan anak basket, mereka orang yang dipaksa bermain karena kekurangan anak basket dalam tiap kelas. Lucunya ketika Sinta mencoba memberi bola kepada Nemo. Nemo tidak bisa menangkap bolanya dan bola menghantam mukanya dengan sangat cantik.
"Woi nenek moyang tidak usah main basket hahaha!" Oji dan Balfas.
Cia langsung melirik Oji dari lapangan karena mendengar teriakan itu. Oji langsung menoleh ke Balfas "Dia liatin saya yah?" Dengan rasa bangga.
***
Banyak anak basket di sekolah ini, sayangnya kelas mereka terpisah. Kelas X-3 dan kelas X-2 paling beruntung. Anak basketnya lengkap satu tim. Hari ini sudah final lomba basket. X-3 dan X-2 yang berhasil masuk ke final. Sudah final tapi tim kelas X-3 belum lengkap dan pertandingan sudah hampir dimulai. Kurang dua orang, Amar dan Fitrah belum datang-datang juga. Farid dan Mail hanya melirik teman-temannya siapa yang pantas bermain dengannya. Semua menolak ajakan Farid dan Mail. Akhirnya wali kelas X-3 menunjuk pemain baru, Oji dan Balfas yang ditunjuk secara paksa. Oji takut hanya bisa menonton di dalam lapangan, sangat memalukan kalau itu terjadi.
Pertandingan pertama yaitu tim putri, yang berhasil masuk ke final adalah kelas X-2 dan kelas XII-IPS 2. Di X-2 ada seorang cewek yang pernah memanggil Oji idiot saat awal masuk sekolah. Dugaan Oji ternyata benar dia adalah cewek tomboy, buktinya dia jago bermain basket. Mata Oji tidak bisa berhenti melihatnya bermain. Dia bermain sangat hebat. Cara bermainnya seperti laki-laki. Skill perempuan lainnya tertinggal jauh. X-2 berhasil memenangkan pertandingan dengan sempurna. Sekarang Oji sudah tahu siapa nama cewek tomboy itu, namanya Novi. Oji tahu, karena mendengar teriakan dukungan untuknya. Oji sekarang menjadi fans berat Novi. Oji sangat senang kalau melihat Novi bermain basket.
Sekarang giliran Oji dan Balfas memasuki lapangan, teriakan penuh semangat terdengar di telinga mereka sangat keras. Novi keheranan melihat melihat Oji memasuki lapangan basket. Oji dapat membaca gerakan mulut Novi yang ditujukan kepadanya, yaitu idiot. Oji langsung berpaling dan fokus dengan lapangan basket. Dia bingung apa yang akan dia lakukan ketika wasit meniup pluitnya. Pluuuut... Bola mulai bergerak. Oji dan Balfas saling berpandangan, tatapan dengan berisi pesan "kita malu-maluin aja." Setiap kali Oji ingin dioper bola, Oji melarang mereka mengoper dengan cara menggelengkan kepala. Oji takut melakukan kesalahan jika memegang bola. Balfas mendapatkan operan bola, baru menyentuh bolanya langsung terdengar bunyi pluit pelanggaran. Sungguh sial nasib Balfas. Ini yang Oji takutkan terjadi kepada dirinya. Sangat memalukan. Aturan basket saja, Oji belum tahu.
Oji menoleh ke luar lapangan, Cia menontonnya. Setelah fokus kembali ke lapangan, tiba-tiba bola menuju ke arahnya. Oji menangkapnya dengan bagus. Oji mencoba mendribble bola dan melemparkannya langsung ke ring dan masuuuuuuk. Oji bertepuk tangan kepada dirinya sendiri. Tiba-tiba peluit wasit berbunyi. Sangat memalukan, Oji sudah bertepuk tangan dan ternyata pelanggaran. Oji tidak tahu salahnya apa. Oji tidak menjatuhkan pemain sama sekali.
"Salah saya apa sih?" Tanya Oji ke Mail.
"Tadi kamu double dribble sekaligus travelling." Mail.
"Haa?" Oji tidak tahu maksud Mail. Bahasanya terlalu tinggi.
"Susah ngejelasinnya sekarang, coba kamu tidak usah dribble bola. langsung lempar aja ke ring." Farid.
"Tadi kalau masuk itu three point loh." Alam.
Mail mengoper bola ke Oji, seperti yang disarankan langsung lempar ke ring dan maaasuuk. Owyeaaah, cewek-cewek banyak yang bertepuk tangan. Cia juga bertepuk tangan. Sedangkan Novi hanya tertawa. Oji berbakat melakukan shooting. Oji tidak jadi dipermalukan. Hanya Balfas yang malu-maluin. Shooting jarak jauh dari Oji terus masuk, Oji hanya melakukan itu terus tanpa mendribblenya. Tapi X-3 kalah, skor beda tipis. Sulit mengalahkan kelas X-2 yang pemainnya sangat lengkap. Mungkin kalau ada Amar dan Fitrah, X-3 bisa menang.
"Eh kamu jago banget ya kalo nge-shoot." Teman-teman kelas Oji memujinya.
"Iya dong, soalnya saya banyangin lubang ring basket itu kayak lubang surga." Oji sambil tersenyum.
"Maksudnya?" Teman cewek-cewek mereka bingung. Sedangkan teman cowok si Oji, mereka tertawa karena tahu apa yang dimaksud Oji.
OTAK MESUM! OTAK BOKEP!
Itulah Kata-kata yang diterima Oji dari teman-temannya.