Intan membelalakkan matanya karena terkejut. Suara yang di keluarkan seharusnya lemah gemulai bahkan tanpa suara, justru hasilnya lebih nyaring dan terpantul dalam ruangan yang kedap udara itu. Clarissa dan Dokter Edward tak bisa menahan tawanya karena ulah Intan.
"Aduh, maaf ya Dokter pujaan hatiku. Aku kayaknya masuk angin nih! Mau dong, di periksa kayak Clarissa. Tapi, aku pinginnya di elus-elus yang lama ya, " ucap Clarissa sambil menggoda.
Clarissa yang mendengar ucapan Intan menggoda, langsung mengedipkan matanya pada Intan. Namun Intan hanya membalas kedipan mata Clarissa dengan melemparkan kedipan pada Dokter Edward. Melihat tingkah Intan, Dokter Edward hanya tersenyum malu dan melontarkan ucapannya juga pada Intan setelah dari tadi hanya menjadi pendengar.
"Iya, setelah ini aku periksa kamu. Duduk saja di sana ya," balas Dokter Edward dengan penuh keramahan.
Seketika wajah Intan kegirangan mendengar ucapan Dokter Edward. Dia memutuskan untuk duduk bersandar di dinding menunggu gilirannya di periksa. Namun, rasa mengantuk pun menyerangnya. Dia berusaha untuk menahan kantuk, tetapi tetap tidak bisa dan akhirnya dia tertidur di sofa. Sementara Dokter Edward sudah selesai yang memeriksa Clarissa dan segera menghampiri Intan di sofa. Dia terkejut ketika mendapati Intan yang sudah tertidur dan Dokter Edward menghampiri ke arah ranjang Clarissa lagi.
"Clarissa! Temanmu ternyata tertidur di sofa. Aku tidak jadi memeriksanya ya, nanti saja jika dia merasakan sakit, aku akan memeriksanya, " ucap Dokter Edward yang menyampaikan pesannya pada Clarissa.
"Sudah, Dokter Edward gak usah pikirin dia. Temanku yang satu itu memang unik. Bisa tertidur di mana saja tempatnya. Dokter lanjut saja memeriksa pasien yang lain, " balas Clarissa dengan nada santai.
Dokter Edward hanya mengangguk kecil di iringi senyuman manisnya. Sedangkan Clarissa menggelengkan kepala melihat tingkah Intan. Dia segera membangunkan Intan dengan cara dia telfon. Karena memang kondisinya masih lemah untuk berjalan.
"Ting ting ting bakso bakso! " bunyi nada dering Intan
Clarissa yang mendengar nada dering pada ponsel Intan langsung ketawa karena merasa aneh saja dan baru pertama kalinya juga dia mendengar. Dia mencoba mengulangi panggilan kepada Intan berulang kali. Karena memang Intan susah di bangunkan. Akhirnya setelah menerapkan kata sabar dalam hati Clarissa hanya menanti Intan bangun, akhirnya Intan mengangkat telfonnya. Namun, Clarissa langsung mematikan telfonnya itu.
Sedangkan Intan sambil mengucek kedua matanya karena baru saja bangun tidur, dia berusaha untuk membaca nama yang tertera pada layar ponselnya. Dia terkejut yang menelfon adalah Clarissa. Seketika dia berjalan menghampiri Clarissa.
"Maafkan aku Clarissa. Aku benar-benar capek. Dokter mana? " tanya Intan sambil menatap sudut ruangan.
"Yah, dia sudah pergi. Habisnya, nungguin kamu di pelaminan, lama banget sih! " goda Clarissa.
"Padahal aku kan, juga ingin di periksanya. Ya sudah Clarissa, sekarang aku bisa membantumu dalam hal apa, untuk yang pertama? " Intan langsung mengalihkan ke pembicaraan masalah rencananya.
"Sini, kamu mendekat padaku, " balas Clarissa yang langsung mengucapkan tujuannya pada Intan.
Clarissa menjelaskan satu persatu pada Intan secara detail agar nanti Intan tidak kebanyakan tanya jika sudah bersama Danes. Setelah Intan mengerti, dia pun berpamitan pada Clarissa untuk pergi ke kantornya dan dia di sana akan berpura-pura melamar pekerjaan di perusahaan milik Clarissa yang pastinya, di sana sudah di pimpin oleh Danes. Tetapi, sebelum Intan pergi, dia menghubungi Randy yang juga sahabatnya sewaktu kuliah untuk menjaga Clarissa yang sendirian di ruangan inapnya.
Hanya butuh waktu dua puluh menit, Randy sudah tiba di ruangan Intan. Ketiganya saling berbincang sedikit dan bercerita masalah yang menimpa Clarissa. Mendengar cerita dari Intan dan Clarissa langsung, hati Rendy merasa kesal pada Danes.
"Memang ya, benar-benar suamimu tidak tau malu! Sekarang, kamu pasti aman sama aku, Clarissa. Biarkan Intan yang akan menjalankan misi pertamanya. Pasti aku juga akan membantumu, " ucap Randy sambil tersenyum pada Clarissa.
Clarissa merasa lega karena di kelilingi oleh orang-orang yang baik. Sedangkan intan, langsung pamit pergi untuk menjalankan misi dari Clarissa.
_ _ _
Sebelum pergi ke perusahaan milik Clarissa yang sekarang sudah di pindah alihkan kepada suami liciknya, Intan akan pergi ke salon terlebih dahulu. Di samping untuk menambah kecantikannya, dia juga akan memanfaatkan sebagai pemikat hati Danes nantinya.
Intan langsung pergi ke sebuah salon yang pengunjungnya sepi. Karena dia sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Danes dan mengerjainya habis-habisan. Hanya membutuhkan waktu sebentar untuk me merias wajahnya karena memang dia sudah cantik dan terawat. Setelah dari salon, dia segera melajukan mobilnya ke perusahaan milik Clarissa. Setelah sampai sana, dia langsung membuka ponsel miliknya untuk membaca pesan dari Clarissa dan membaca pesan tentang mengenai hal apa saja yang akan dia lakukan di dalam nanti.
Setelah memahami semua isi pesan, langkah kakinya pun semakin dia percepat karena sudah tidak sabar ingin melihat reaksi Danes ketika melihatnya. Pakaian yang seksi, kulit putih dan mulus, membuat Intan semakin percaya diri.
Intan langsung memasuki ruangan Danes yang sebelumnya adalah ruangan Clarissa bekerja. Dia langsung membuka pintu tanpa permisi. Danes yang sedang menatap layar monitor pun terperangah melihat Intan yang berpakaian seksi itu berada di depan pintu. Dengan cepat Danes mengeluarkan suaranya.
"Siapa kamu? Kenapa tidak mengetuk pintu? " sahut Danes dengan cepat.
"Perkenalkan Bapak, nama saya Intan Anindia. Saya datang ke sini ingin melamar sebagai Sekretaris Bapak. Bagaimana, apa ada lowongan? " balas Intan dengan suara yang menggoda dan terus mendekati tubuh Danes.
Danes yang melihat tubuh Intan dari ujung kepala sampai ujung kaki pun menjadi gelagapan ketika Intan yang terus mendekat ke arah tubuhnya. Seketika dia langsung menjawab.
"Iya Intan. Ada lowongan untukmu. Kamu bisa Bekerja saat ini juga, "sahut Danes dengan spontan karena jantungnya saat ini berdetak sangat kencang.
Seketika Intan menjauh dari tubuh Danes sambil tersenyum manja. Danes yang melihat Intan, merasa terpana karena belum pernah dia menjumpai wanita yang begitu bringas kepadanya.
" Bolehkah aku membaca berkas lamaranmu? "tanya Danes dengan tatapan yang memperhatikan wajah Intan dengan seksama.
" Tentu saja boleh bos ganteng, "balas Intan dengan kalimat penggodanya.
Mendengar ucapan Intan, hati Danes merasa tidak karuan. Pikirannya menjadi seperti orang linglung ketika Intan mendekat lagi kepadanya. Dia belum pernah di perlakukan seperti ini sebelumnya oleh wanita lain. Sampai-sampai dia selalu menelan ludah terus. Sedangkan Intan memberi pertanyaan lagi kepada Danes.
"Bapak, apa Bapak sudah memiliki istri? Karena dari tampang Bapak seperti masih remaja. Ganteng banget, " Clarissa kembali melontarkan kalimat genitnya.
"Em, tidak. Aku sebelumnya punya istri tapi sudah meninggal, " balas Danes dengan cepat.
Mendengar perkataan Danes, membuat hati Intan merasa sangat kesal dan semangat membantu Clarissa balas dendam semakin membara.