Chereads / Kelembutan yang Asing / Chapter 20 - ##Bab 20 Pasangan Serasi

Chapter 20 - ##Bab 20 Pasangan Serasi

Para polisi itu tidak menunjukkan rasa kasihan kepadaku karena aku seorang wanita. Sebaliknya, mereka sikap mereka terlihat sangat tegas. Karena aku sudah masuk penjara untuk kedua kalinya, mereka telah mengeluarkan catatan aku pernah dipenjara dan mengetahui kalau aku memiliki catatan kriminal yang sangat serius.

Aku menyangkal dengan keras kalau aku tidak memasukkan jarum untuk menusuk Stella. Aku juga tidak menaruh racun pada jarumnya. Kalau kalian tidak percaya, kalian dapat menguji sidik jari jarum itu untuk melihat apakah jarum itu dimasukkan olehku. Namun, tidak ada yang memedulikanku. Mereka mengeluarkan selembar kertas dari rumah sakit. Lembar tes yang dikirim, Stella memang diracuni.

Aku menatap lembar tes laboratorium dengan tidak percaya, Stella benar-benar kejam, dia bahkan sangat kejam pada dirinya sendiri.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan hasil tes ini. Aku meminta untuk melihat hasil tes sidik jari dan rekaman CCTV pusat perbelanjaan!" Pada saat ini, kata-kataku benar-benar tegas, pikiranku sama sekali tidak kacau karena karena daftar tes itu.

"Semuanya pasti akan ada!" Polisi itu sudah tidak ingin berbicara denganku lagi, dia memerintahkan orang untuk mengurungku dengan ekspresi dingin.

Satu jam kemudian, seorang lelaki yang menggunakan setelan warna abu-abu muncul di hadapanku. Sekujur tubuhnya memancarkan aura dingin, ekspresinya terlihat sangat dingin. Dia berdiri di depanku dengan aura dingin, "Kenapa kamu menyakiti Stella? Apakah kamu masih belum puas tinggal di penjara? Kalau kamu masih belum puas, kali ini aku bisa membuatmu tinggal beberapa tahun di penjara!"

Saat Candra berbicara, samar-samar terlihat nadi berdenyut di wajahnya yang biasa terlihat bersahabat, terlihat kemarahan yang luar biasa dari wajahnya.

Aku tidak marah, tapi malah tertawa, "Candra, kalau aku yang meracuni, orang yang ingin aku racuni bukan Stella, tapi kamu!"

Aku menatap Candra sambil tersenyum, aura dingin di mataku menekan hingga ke dalam hatinya. Dia terus menatapku, tiba-tiba tatapan dingin itu bercampur dengan sesuatu yang tidak aku mengerti. Setelah beberapa saat, dia menggertakkan giginya dan berkata, "Kamu hebat, aku harap kamu baik-baik saja!"

Setelah Candra selesai berbicara, dia berbalik dan pergi. Tubuhnya yang ramping dibalut setelan berwarna perak ramping yang berjalan pergi itu, membuatku merasa ruangan kecil dan sempit itu semakin sesak.

Pada malam hari, Cindy datang dengan terburu-buru. Setelah mengetahui penyebab masalah yang menimpaku, Cindy mengutuk Stella dengan marah.

Aku malah terlihat jauh lebih tenang, aku tidak percaya bahwa takdir akan memperlakukanku dengan buruk dan membiarkan orang jahat bertindak seenaknya.

Aku memberikan nomor ponsel Tuan Muda Kelima pada Cindy dan memintanya untuk menelepon Tuan Muda Kelima. Mungkin, dia akan bersedia membantuku.

Jika aku terus-menerus tinggal di kantor polisi dan menunggu polisi mengumumkan hasil investigasi, maka kemungkinan besar aku tidak akan bisa keluar dari gerbang kantor polisi lagi. Stella dan Candra, aku takut mereka akan mengandalkan beberapa cara untuk membuatku menjadi tawanan lagi.

Tentu saja, sebagai syarat agar Tuan Muda Kelima bisa menyelamatkanku, aku memberitahunya sebuah rahasia tentang Candra. Bertahun-tahun yang lalu, saat bisnis Candra masih tidak begitu besar, agar bisa mendapatkan sebidang tanah yang saat itu sedang menjadi incaran banyak perusahaan, dia menggunakan cara yang sangat tidak bermoral.

Dia meminta orang untuk menyuap tim lawan yang bertanggung jawab untuk penawaran dengan uang dalam jumlah besar, meminta mereka semua "menghilang" pada hari penawaran.

Dengan cara ini, dia kehilangan pesaing terbesarnya. Sebidang tanah itu jatuh ke tangan Candra. Sedangkan berita yang diterima oleh bos lain adalah timnya mengalami keracunan makanan saat pesta makan malam.

Beberapa tahun kemudian, perusahaan itu tetap berkarir di bidang real estate. Hanya saja mereka tidak mampu menandingi PT. Sinar Muda yang menjadi pendatang baru dalam bidang itu.

Candra memberitahukan rahasia ini kepadaku saat dia mabuk di malam ketika selesai melakukan penawaran. Dia tersenyum sambil menunjuk kepalaku dan berkata, "Gadis kecil, bisnis adalah tempat orang-orang melakukan trik kotor, kadang-kadang kalau kamu tidak menjalankan trik, kamu jangan berharap bisa bertahan dalam bidang ini."

Aku hanya hanya menganggukkan kepala, hati kecilku sangat kagum dengan trik yang dijalankan oleh Candra.

Namun sekarang, setelah dikhianati oleh Candra. Aku tidak akan menyimpan rahasia ini lagi untuknya. Aku akan menggunakan rahasia ini sebagai alat untuk negosiasi agar mendapatkan kesempatan keluar dari kantor polisi.

Dua hari kemudian, Tuan Muda Kelima datang.

Wajahnya yang tampan terlihat penuh dengan energi, matanya yang indah dan cerah terlihat sedikit menyeramkan. Dia menundukkan kepalanya dan berkata kepadaku dengan nada yang sangat menggoda, "Sesuai keinginanmu, aku datang membawamu keluar."

Aku tidak tahu bagaimana Tuan Muda Kelima bernegosiasi dengan polisi. Sepuluh menit kemudian, aku dibawa keluar dari kantor polisi oleh Tuan Muda Kelima dengan memegang tanganku.

Tuan Muda Kelima masih mengendarai mobil sport mewahnya. Dia duduk di kursi pengemudi. Ketika aku mendekat, sebuah bayangan hitam kebetulan lewat.

Orang itu adalah Candra.

Ekspresinya tampak dingin, dia menatapku dengan kesal dan pergi ke kantor polisi.

Dia mungkin tidak berpikir bahwa aku benar-benar memiliki kemampuan untuk meminta Tuan Muda Kelima menyelamatkanku. Aku tidak terlalu memikirkannya dan masuk ke mobil sport Tuan Muda Kelima.

Tuan Muda Kelima mengenakan kacamata hitam di telinganya. Dia menatapku dengan dingin dan wajahnya terlihat tampan. Aku bisa merasakan alisnya yang panjang dan sudut matanya tersenyum. Dia berkata, "Seperti yang kamu katakan, Candra setuju untuk memberikanku 10% dari keuntungan."

Aku menghela napas lega.

Tidak heran, tadi Candra tampak sangat kesal, seolah-olah dia akan membunuhku. Ternyata aku tidak hanya dibebaskan oleh polisi, tetapi juga karena Tuan Muda Kelima menggunakan rahasia yang aku berikan untuk menghasilkan uang tambahan dari Candra.

Candra mungkin tidak pernah berpikir bahwa ucapannya yang tidak disengaja setelah minum akan membuatnya menderita kerugian besar hari ini.

Investasi proyek kerja sama yang dijalankan oleh kedua orang itu mencapai ratusan miliar, mendapatkan keuntungan 10%, berapa jumlah yang akan didapatkan? Aku tidak bisa menghitungnya. Sebagai perbandingan, rahasia lamanya terbongkar dan merusak reputasinya, Candra sangat cerdas.

"Baguslah."

Aku menjawab Tuan Muda Kelima dengan acuh tak acuh, dengan pembalasan dendamku ini, kebencianku terhadap Candra sama sekali tidak berkurang. Namun tidak tahu kenapa, hatiku tiba-tiba mulai merasa sedih, getir dan sangat tidak nyaman.

Saat itu, ketika Candra memberitahuku rahasia itu, mataku berbinar-binar, aku menatapnya dengan penuh kagum. Pada saat itu, aku tidak pernah berpikir bahwa suatu hari, aku akan menceritakan rahasia ini kepada orang lain. Aku tahu orang itu akan menggunakan rahasia ini sebagai alat tawar-menawar untuk memeras Candra, aku masih tetap menggunakan rahasia ini untuk keselamatanku.

Menjadi pasangan suami istri selama bertahun-tahun, setelah berpisah, kami menjadi musuh terbesar satu sama lain. Bukannya aku jahat, hal ini karena Candra terlalu tidak tahu malu. Dia sendiri yang menyebabkan semua ini, kataku pada diri sendiri.

Tuan Muda Kelima membawaku ke salon kecantikan, dia meminta manajer wanita untuk membawaku pergi spa, lalu melakukan perawatan kecantikan seluruh tubuh. Aku berdiri di depan cermin dengan bersih dan segar. Aku mengenakan gaun biru muda merek Chanel yang tidak tahu kapan dibeli Tuan Muda Kelima. Aku seakan terlahir kembali.

Tuan Muda Kelima membawaku ke restoran Jepang lagi. Dia memegang gelas anggur di jari-jarinya yang bersih, terlihat senyum menawan di matanya, "Kamu membuatku mendapatkan keuntungan, aku akan menyelamatkanmu. Kita berdua benar-benar pasangan yang serasi."

Aku mengabaikan penghinaan di dalam kata-katanya, aku hanya menyunggingkan sudut bibirku sambil mengangkat gelas dan berkata kepadanya, "Bersulang."

Setelah makan, Tuan Muda Kelima langsung mengantarku kembali ke apartemen Cindy. Dia juga memintaku menemaninya ke pesta besok malam, dia juga berkata, "Bukan sebagai tameng."

Aku langsung setuju. Pada saat yang sama aku mengambil gaun yang dikemas dengan indah dan mewah yang diberikan Tuan Muda Kelima kepadaku.