Sepasang mata Tuan Muda Kelima yang berbinar-binar menatapku dengan penuh minat, "Kamu tidak terlihat sangat bahagia, kelihatannya kamu mendapatkan banyak uang."
"Ya, kamu benar."
Aku mengikuti langkah Tuan Muda Kelima dan menari dengan gembira sambil mengikuti irama musik dansa. Senyum di mata Tuan Muda Kelima semakin lebar. Saat menari dengan gembira, aku melihat bayangan yang mengenakan balutan jas perak berdiri dengan tenang di luar lantai dansa. Candra, dia menghadap ke arah aku dan Tuan Muda Kelima menari sambil termenung. Di dalam matanya yang jernih mengandung makna yang tidak dapat dijelaskan, seolah-olah dia terlihat sedih.
Dia sedih karena siapa?
Hatiku tiba-tiba tergerak, ketika aku ingin melihat lagi, aku telah dibawa ke arah lain oleh Tuan Muda Kelima.
Musik dansa telah berhenti, para tamu bertepuk tangan, aku mendengar seseorang berteriak, "Tarian yang luar biasa!"
Mata Tuan Muda Kelima terlihat berbinar-binar, dia menatapku dengan ekspresi yang semakin tertarik padaku. Dia melingkarkan tangannya di pinggangku dan tiba-tiba menundukkan wajahnya yang tampan, suaranya yang rendah bagaikan alunan musik terdengar di telingaku, suaranya sangat menggoda, " Bagaimana ini? Sekarang aku ingin menidurimu."
Ketika Tuan Muda Kelima berbicara, dia membungkuk dengan sangat rendah, pinggangku ditekan ke belakang sehingga terasa seakan hampir patah. Salah satu lengannya melingkar di punggungku dengan kuat agar aku tidak terjatuh.
Aku melihat wajah tampan tiada tara di hadapanku ini. Aku tertegun sejenak, telingaku tiba-tiba menjadi panas. Mungkin melihat wajahku yang tiba-tiba memerah. Tuan Muda Kelima tiba-tiba tertawa, senyum itu terlihat sangat tampan.
Setelah dia menegakkan tubuh dengan perlahan, aku yang dapat melarikan diri dari pelukannya, tiba-tiba melihat bayangan lelaki yang berbalut setelah berwarna perak lagi. Dia berdiri di belakang Tuan Muda Kelima, matanya menghadap ke arahku, sorot matanya terlihat kosong dan rumit.
Tidak tahu kenapa, perasaan aneh tiba-tiba muncul di hatiku, sementara Candra tiba-tiba mengeluarkan ponsel dari sakunya. Aku tidak tahu apa yang dikatakan orang di telepon itu. Wajah Candra tiba-tiba berubah. Dia sambil menelepon sambil buru-buru berjalan keluar.
Hatiku diam-diam merasa senang. Mungkin dia sudah tahu masalah tentang video itu. Candra, aku sangat bersedia menonton pertunjukan bagus.
Aku mengikuti Tuan Muda Kelima keluar dari lantai dansa. Kemudian, aku dan melihat Stella berjalan keluar dengan wajah cemberut, dia sangat terburu-buru diikuti oleh nyonya kaya yang menggunakan banyak perhiasan. Aku mendengar Stella berkata dengan marah, "Bagaimana seperti ini? Bukankah tidak ada yang melihatnya?"
Aku merasa sangat senang.
Langit tidak tahan melihat Stella yang terus-menerus melakukan perbuatan jahat, jadi mengatur agar aku melihat adegan dia menerima suap, dia bahkan memberi tahu masalah dia yang meracuni diri sendiri.
Stella, aku menunggu untuk melihat pertunjukan menarik antara kamu dan Candra.
Aku tidak tahu apakah Tuan Muda Kelima melihat keanehan Stella. Ketika aku mendongakkan kepala, pria itu sedikit mengernyit sambil menyaksikan Mercedes-Benz hitam milik Candra pergi.
Setelah meninggalkan resepsi, Tuan Muda Kelima langsung mengantarku kembali ke apartemen. Aku menari di dalam ruangan dengan gembira, Cindy keluar dari kamar tidur, aku langsung memeluknya dan berkata, "Cindy, kamu tahu apa yang telah aku lakukan? Aku merekam video Stella menerima suap dan mempostingnya di internet, sekarang aku merasa sangat senang!"
Setiap hari Cindy sibuk bekerja, dia jarang memiliki waktu untuk online, apalagi memperhatikan forum-forum itu. Setelah mendengar ceritaku, matanya yang halus tiba-tiba berbinar, "Benarkah? Di mana itu, aku coba periksa."
Cindy berlari ke dalam kamar seperti embusan angin. Setelah beberapa saat, tawa ceria terdengar dari kamar Cindy, "Ini sangat menyenangkan, aku sangat puas. Clara, apakah kamu tahu apa yang dikatakan netizen? Mereka berkata, mereka benar-benar tidak menduga hanya dengan sedikit suap, Candra memberikan proyek pada PT. Adara. Selain itu, ternyata Nyonya Kurniawan adalah orang yang tidak hanya menjebak orang lain, tapi juga menerima suap ...."
Aku menyunggingkan senyum dingin di sudut bibirku. Sebelum memposting video, aku sudah mencari di Internet. Perusahaan bernama Adara merupakan perusahaan yang didirikan oleh suami dari wanita kaya itu. Perusahaan itu terkenal jelek di industri ini. Mereka tidak hanya tidak membayar gaji karyawan, mereka juga menggunakan bahan kualitas rendah dan mendapatkan keuntungan di setiap tempat.
Nama perusahaan ini sangat buruk di industri ini. Sebagai istri Candra, hanya karena sedikit suap, Stella bahkan setuju untuk membujuk suaminya. Sebelumnya tidak tahu hal semacam ini telah terjadi berapa kali, orang-orang mulai curiga karakter dari pendiri PT. Sinar Muda, Candra. Mereka juga mempertanyakan kualitas proyek yang dikembangkan oleh PT. Sinar Muda.
Pada malam hari, Cindy dan aku memegang segelas anggur merah dan minum dengan gembira di depan komputer. Melihat semakin banyak orang memarahi Candra dan Stella di Internet, aku membayangkan bahwa opini publik akan menenggelamkan mereka, Candra gelisah bagaikan cacing kepanasan, wajah Stella yang dipermalukan. Cindy dan aku berdua mabuk.
Satu berbaring di samping sofa dan yang lain hanya berbaring di lantai. Keduanya masuk ke dalam dunia mimpi.
Seperti yang aku duga, keesokan paginya Candra mengadakan konferensi pers. Pada saat ini, video itu menjadi berita hangat dan gempar. Semalam, PT. Sinar Muda menjadi topik pembicaraan ribuan orang.
Aku memasuki lokasi konferensi pers, tapi aku berdiri di bagian pojok aula, hanya untuk menonton pertunjukan bagus berikutnya.
Candra mengenakan setelan Armani yang mahal, tubuhnya yang ramping terlihat tampan, dia berjalan ke podium dengan aura yang berbeda.
Ada banyak reporter dan media, wajah Candra tidak terkejut, ekspresinya tenang tapi terlihat serius, "Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, semua orang pasti telah melihat insiden video kemarin, yang ingin aku katakan adalah hal semacam ini tidak pernah terjadi selama sepuluh tahun sejak awal pendirian PT. Sinar Muda dan hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi di masa depan. Aku berjanji."
"Istriku telah mengembalikan hadiah itu kepada nyonya tersebut. Atas konsekuensi yang merugikan dari insiden ini, aku mohon maaf dan meminta semua orang yang mendukung PT. Sinar Muda untuk mengawasi kami."
Candra membungkukkan pinggangnya yang ramping dan lurus hingga sembilan puluh derajat.
Namun, para reporter yang berada di sana tidak melepaskan Candra. Seseorang berteriak, "Di mana Nyonya Kurniawan? Bukankah Nyonya Kurniawan harus keluar dan meminta maaf?"
Ekspresi Candra tidak berubah, seolah-olah dia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi, "Istriku akan segera datang. Setelah terjadi masalah ini, istriku tidak sehat dan dirawat di rumah sakit. Sekarang dia sedang dalam perjalanan kemari."
Aku mencibir dalam hatiku, Candra benar-benar memikirkan semuanya dengan teliti.
Saat Candra masih berbicara, Stella tiba dengan tergesa-gesa. Dia masih mengenakan gaun biru muda, tapi tidak ada riasan di wajahnya. Dia seakan kehilangan daya tariknya, seolah-olah dia benar-benar menderita penyakit serius.
Dia berdiri di samping Candra dan berkata dengan suara yang sangat lemah, "Aku istri Candra, namaku Stella. Aku sangat menyesal dengan apa yang terjadi kemarin, dengan ini aku dengan sungguh-sungguh meminta maaf kepada semua orang yang mendukung PT. Sinar Muda. Aku telah mengembalikan gelang giok itu kepada nyonya itu dan aku berjanji hal seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi. Mohon maafkan kekhilafanku."