Chereads / Direktur, Ayo Cerai / Chapter 53 - ##Bab 53 Dia Adalah Kakak Iparku

Chapter 53 - ##Bab 53 Dia Adalah Kakak Iparku

"Aku benar-benar kalah darimu, kamu jangan sembarangan!" Febi menahan Tasya dan memelototinya dengan marah, "Tetaplah di sini, aku yang pergi."

Febi menyapanya bukan karena proyek di tangannya. Bagaimanapun juga, dia sudah membantu Febi. Bertemu dalam situasi seperti itu, memang sepantasnya Febi menyapa dan mengucapkan terima kasih.

Memikirkan hal ini, Febi berdiri dan berjalan ke arahnya. Mata Julian terus mengarah pada Febi. Saat Febi mendekat, mata Julian menjadi gelap. Tatapan itu begitu dalam hingga membuat Febi terkejut dan detak jantungnya meningkat tanpa alasan. Sekujur tubuh Febi terasa tidak nyaman.

"Senior!" Tiba-tiba, sebuah suara nyaring dan lembut terdengar di belakangnya.

Sebelum mendekat, Febi tiba-tiba berhenti. Suara ini ... sangat familier! Namun, kapan suara ini menjadi selembut ini?

Febi melihat ke belakang dengan curiga, yang dia lihat adalah sebuah bayangan merah. Bukankah orang ini adalah adik iparnya, Usha? Hari ini, dia berdandan dengan cantik. Dia yang mengenakan rok pendek sutra itu terlihat elegan dan lucu. Rambut sebahunya diselipkan di belakang telinganya, memperlihatkan anting-anting mutiara kecil di daun telinganya yang sangat lucu.

Di matanya, hanya ada orang yang duduk di dekat jendela. Tanpa menunggu Febi tersadar dari lamunannya, dia sudah berjalan ke Julian.

Julian melirik Febi yang ada di hadapannya dengan matanya yang gelap, kemudian dia berdiri dengan perlahan.

"Senior, apakah kamu sudah menunggu lama? Maaf, jalan agak macet." Usha meminta maaf dengan nada lembut seperti ingin bersikap manja, terlihat jelas perasaan kagum dan suka dari matanya yang indah.

"Tidak apa-apa." Julian hanya menjawab dengan acuh tak acuh, "Duduklah."

Keduanya duduk dan mengobrol dengan suara rendah, obrolan keduanya terlihat sangat menarik. Dengan kecerdasannya, Julian pasti mengetahui Usha menyukainya. Namun, terlihat jelas Julian tidak ingin menolak ....

Pada saat itu, keduanya seakan tidak menyadari keberadaan Febi. Febi tiba-tiba merasa dirinya sedikit konyol berdiri seperti ini.

Ternyata dia dan Usha ....

Febi tidak ingin memikirkan terlalu mendalam tentang ketidaknyamanan yang tak dapat dijelaskan di hatinya, Febi menghela napas dan hendak berbalik untuk duduk.

"Kakak Ipar?" Usha tiba-tiba melihatnya, "Kenapa kamu ada di sini?"

Febi berbalik perlahan, bahkan tidak melihat pun, Febi dapat merasakan mata Julian sedang tertuju padanya, "Kebetulan sekali, aku makan malam dengan rekanku."

"Ternyata kamu sudah bekerja?" Suara Usha terdengar manis. Dia mencoba yang terbaik untuk mempertahankan citra baiknya di hadapan Julian. Dia memperkenalkan sambil tersenyum, "Senior, ini kakak iparku, Febi. Kakak Ipar, ini seniorku saat sekolah di luar negeri, sekarang dia menjabat sebagai Direktur Hotel Hydra."

Saat memperkenalkan Julian, Usha tidak bisa menyembunyikan kesombongan dan kebanggaannya, seolah-olah dia sedang memamerkan pacarnya.

Febi tidak bisa mengungkapkan perasaan yang dia rasakan, tapi dia juga tidak mengekspos sifat asli Usha. Dia hanya mengangguk pada Julian, lalu berkata dengan sopan dan sungkan, "Halo."

Sesuai dugaan, Julian juga tidak menunjukkan gerak-gerik yang memperlihatkan jika hubungan mereka akrab, ekspresinya tenang seperti biasanya, "Julian."

Dalam situasi ini, hanya berpura-pura tidak pernah mengenal satu sama lain adalah hal yang paling tidak membuat canggung. Febi tahu betul, tapi kekecewaan di hatinya bergejolak perlahan.