Chereads / Laskar Dewa Series Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 37 - Misteri Sebuah Ruangan Rahasia

Chapter 37 - Misteri Sebuah Ruangan Rahasia

Setelah melihat Pagelaran Tari Genjek di wilayah Karangasem.Dan berkunjung ke banyak tempat Wisata disana. Akhirnya Mereka balik kearah Uluwatu kembali. Wayan Wira dan Keluarga berpisah dengan Made Suta. Kolonel Made Suta dan Keluarga segera balik menuju ke arah Hotel tempat Mereka menginap. Sedangkan A.K.P Wayan Wira dan Keluarga kembali ke rumah mendiang Sang Kakek.

Sesampainya Di rumah Merekapun segera melepas lelah. Pak Putu dan Ibu Suasti bersama Putra dan menantunya hanya mampir sebentar, lalu berpamitan balik ke rumah Mereka sendiri. Arnawa dan Asthra kecil tidur digendong kedua Orang tuanya sedangkan Galuh Kalinda menggandeng tangan Sang Ayah sambil terus menguap karena ngantuk dan lelah. Setelah mengantar Putri sulung Mereka ke kamarnya. Wayan Wira dan Istri segera membaringkan kedua putra kecilnya dipinggir Sang Kakak. Sembari mencium kening ketiganya. Lalu Sepasang Suami Istri menuju ke tempat pembaringan di Kamar mendiang Kakek dan Nenek Wayan Wira. Setelah berganti baju dengan pakaian tidur.

"Aji...Ngantuk Sekali,Ya...?"Tanya Kadek Gita.

"Iya …,Yang.Tapi Kita Semua puas kan.Besok ada Acara Mau kemana Lagi, Ya…?"Tanya Wayan Wira sambil merangkul istrinya.

"Aku dan Anak -anak mau ke rumah Uwak Putu dan Adri.Apa Aji mau ikut,Tapi besok Aji janjian sama Satya kan…?,Lagi Rumah Uwak dekat ini."Jelas Sang Istri Sambil Tersenyum Kepada Suaminya.

"Tapi Satya, Kan…Datangnya Sore,Yang...?"

"Ya Ditunggu aja Aji..."kata Sang Istri sambil tersenyum bijak.

"Inggih,Yang..."Kata Wayan Wira sambil mencium kening Istrinya. Istrinya pun memerah mukanya karena malu.

"Udah …Achh.Aku matikan Lampunya.hhe...hhe...hhe..."kata Sang Istri langsung berdiri dan memencet saklar lampunya Dan ruangan itupun menjadi gelap.

.................

Pagi Itu Wayan Wira mengantar Sang Istri dan Ketiga anaknya kearah Rumah Paman dan Bibinya. Setelah mengantar Wayan Wira kembali kearah Rumah Sang Kakek. Dia menuju kearah tempat dimana Dia menyimpan Kotak yang ditemukan di bawah lemari Sang Kakek. Wayan Wira melihat Foto -Foto lama Sang Kakek. Tapi ada yang Aneh dibalik Foto -Foto itu. Wayan Wira melihat setiap Sang Kakek yang masih muda Berfoto dengan Keenam orang dengan muka yang sama, Sang Kakek selalu melingkari Wajah mereka Dengan coretan Tinta berwarna merah. Salah satu Wajah itu ada yang seperti Tidak asing di pikiran Wayan Wira. Tapi Wayan Wira Seperti Lupa -lupa ingat dengan salah satu wajah Teman Sang Kakek. Tapi Wayan Wira Segera mengambil Buku Yang berada dibawah Foto -itu. Buku itu seperti Buku harian Tua. di sebelah buku itu terdapat sebuah kunci. Wayan Wira mengingat jika didalam lemari pakaian Sang Kakek terdapat sebuah Engsel pintu.

Dan dengan segera dia kearah ruangan Depan Bale Manten dia mengunci ruangan itu dari dalam. Lalu Wayan Wira kembali kearah Kamar Sang Kakek. Wayan Wira membuka lemari itu kembali dan mengeluarkan dengan rapi isi dalam nya. Dia melihat Engsel pintu di sela sela sekat bawah lemari.Dia mengambil kunci di dalam kotak tua. Dia mencari keberadaan Gagang pintu atau Misteri apapun pikirnya dibalik Lemari tua milik Sang Kakek. Dia kembali kearah lubang dimana Dia menemukan kotak tua . Akhirnya Wayan Wira Menemukan sebuah Gagang pintu dan lubang kunci setelah meraba di dalam lubang. Sebuah Ruangan Bawah tanah pikirnya. Dia membongkar pelan -pelan engsel lantai kayu di dalam lemari . Dan memang benar Apa yang dipikirkannya terdapat sebuah Gagang pintu mengarah ke kiri dibawah lemari tua Sang Kakek.

Dengan hati -hati Wayan Wira memasangkan Kunci pada lubang nya.Dan Dia memutar kunci kearah kiri. Terdengar Suara Seperti sesuatu terbuka. Lalu Wayan Wira memutar Gagang Pintu kearah bawah dan menariknya keatas.Terdapat Tangga dan ruangan gelap di dalamnya. Wayan Wira juga melihat seperti ada Kotak listrik beserta Saklar tua menempel di sisi kiri tembok ruangan .

Wayan Wira mencoba menyalakan Lampu dengan saklar tua. Setelah Dia menuruni beberapa petak tangga. Lampu -lampu itu menyala Wayan Wira semakin penasaran. Akhirnya Dia menuruni Anak tangga itu satu persatu. Ternyata Ruangan Bawah Tanah yang Tidak terlalu dalam. Hanya sekitar Tiga sampai Empat meter di Bawah tanah. Wayan Wira melihat Banyak sarang Laba -laba diruangan itu. Seperti Laboratorium tua Milik mendiang Sang Kakek.Kemudian Wayan Wira memeriksa satu persatu di dalam lemari kaca, Dia melihat tempat tabung reaksi terdapat Enam tabung yang berisi Cairan berwarna putih. Dan enam kantung Darah merah dan Wayan Wira juga menemukan Sebuah buku Jurnal tentang Struktur Sel darah. Wayan Wira membawa Enam Kantung Darah, tabung reaksi dan Jurnal kerja itu kearah Kamar Sang Kakek. Semua Barang yang Ditemukannya Ditata Rapi didalam Kotak tua dan sebagian dibungkus dimasukkannya ke Tempat lain. Agar Dia bisa mencari dan mengingat dengan mudah keberadaannya tanpa diketahui siapapun. Wayan Wira kembali menata dan merapikan keadaan kamar Sang Kakek seperti semula. Setelah menyelesaikan semuanya. Tiba -tiba ada yang mengetuk pintu depan Bale Manten pelan.

"Beli...Beli...,Beli Wira...?"Terdengar Suara yang Tidak Asing.

"Iya...,Satya...Tunggu Sebentar…!"Sahut Wayan Wira sembari melangkah kearah Depan pintu. Kemudian memutar kunci dan membuka pintunya.Wira melihat Sang Adik Sepupunya Tersenyum.

"Katanya Mau ke Galleryku, Beli. Mumpung Beli Sena mampir, Ayo...!"kata Satya Sama Kakak Sepupunya sambil tersenyum.

"Ayo...,Tapi nanti Nyusul anak -anak Bagaimana…?"Tanya Wayan Wira.

"Aduhhh,Beli.Kan Kita nanti Pulangnya searah...!"

"Oh...Iya-iya.Sebentar Satya, Aku kunci dulu yah..."kata Wayan Wira sambil tersenyum. Selesai mengunci semua pintu Ruangan Akhirnya Mereka beranjak dari Rumah menuju Mobil milik Satya. Dan Selanjutnya Mobil Satya melaju meninggalkan Rumah itu.

....................

Satya menghentikan mobilnya di sebuah pelataran di seberang jalan. Wayan Wira yang turun dari mobil melihat banyak sekali Lukisan berbagai jenis Aliran. Satya melambaikan tangannya pada seorang Pemuda berambut gondrong dikuncir ekor kuda. Pemuda itu sangat tampan walaupun berambut gondrong dia memakai setelan jas dan kemeja putih dipadankan dengan celana jeans. dan sepatu vantouvel.

"Beli Sena...!"seru Satya kearah nya

Sang Pemuda membalas dengan tersenyum ramah dan melambaikan tangannya kearah Satya dan Wayan Wira.

Sang Pemuda yang bernama Sena menghampiri keduanya sembari mengulurkan tangannya ingin berjabatan tangan.Wayan Wira tersenyum sembari membalas jabat tangan sang Pemuda.

"Apa Kabar, Beli Wira...?"Tanya Sena.

"Baik...,Beli Sena..."jawab Wayan Wira.

"Ehh...,Akhirnya..."kata Satya sembari tersenyum. juga menjabat tangan Sena.

"Sudah lama tadi nunggunya, Beli Sena…?"tanya Satya Kepada Pemuda yang Dipanggil Sena.

"Enggak juga, Beli Satya.Tadi Aku baru Sampai.Beli Merokok...?"Kata Sena mengulurkan Sebungkus rokok filter kearah Wayan Wira.

Wayan Wira menolak dengan melambaikan telapak tangan Kirinya sambil tersenyum. Tapi dengan telapak tangan kanannya Wayan Wira mempersilakan Sena untuk Menghisap Rokoknya.

"Ma'af …,Beli Wira.Saya Seorang Pecandu Rokok kelas Berat..."Kata Sena tersenyum Ramah sambil memasang sebatang rokok dimulutnya.

Dan Rokok Filter Itu disulut dengan korek api gas. Asap rokok seperti ditelannya lalu dihembuskan pelan-pelan sembari sedikit memalingkan wajah. Lalu Sena kembali tersenyum ramah Kepada Wira.Wira Juga Membalas Senyuman Sena Sekaligus Menundukkan Kepalanya.