Sore itu Sena, Satya dan Wayan Wira duduk di ruang dalam Gallery milik Satya. Satya berpamitan menyalakan lampu penerangan dalam Gallerynya. dan membuatkan minuman kopi panas buat mereka bertiga. Wayan Wira ditemani Sena melihat hasil karya Sang adik sepupunya terpajang. disetiap dinding dan diletakkan dibawah lantai dengan berbagai macam pigura.Satya datang lalu menaruh tiga cangkir minuman panas disisi meja tamu Gallerynya.
"Beli Wira,Beli Sena. Ayo diminum mumpung masih panas.Kutinggal sebentar Aku lupa mau mengambil Rokokku.hhe...hhe..hhe..."kata Satya meminta kepada mereka supaya lekas meminum kopi buatannya sambil tersenyum.
"Iya...,Ayo.Silahkan Beli Sena...!"kata Wayan Wira mempersilakan Sena duduk kembali.
Wayan Wira dan Sena duduk bersama sembari menikmati hangatnya secangkir Kopi.
Tidak berapa lama kemudian Satya kembali kearah mereka berdua.
"Beli Sena sepertinya ada Tamu agung nyari Beli Sena. Barusan Waktu Aku numbas Rokok tadi di Toko sebelah.he...hhe...hhe..."kata Satya sambil tersenyum.
"Siapa, Beli Satya?"Tanya Sena sambil sedikit mengernyitkan alisnya.
"Om Sennnaaa...,Om-Om Sena…!"terdengar suara anak kecil di luar.
Sena segera melangkah kearah yang dituju. Wayan Wira dan Satya mengikuti Sena dari arah belakang.
"Dani...!!"Seru Sena Kepada Sosok Anak Kecil.
Terlihat Sosok dua Anak, Satu Laki -laki dan Perempuan.Anak kecil Laki-laki berumur sekitar enam sampai tujuh tahun. Dan yang Perempuan berumur seusia Arnawa putra Wayan Wira.Mereka Datang bersama Seorang Wanita Hamil dan Seorang Pria dewasa.
Sena tersenyum dan berjongkok sembari melapangkan Kedua tangannya pada Sang Anak Lelaki. Sang Anak Lelaki membalas senyuman Sena. Lalu Berlari menubrukkan badannya kearah Sena dan merangkulnya erat erat. Anak Laki -laki yang tampan. Dia tertawa riang ketika Sena menggendongnya dan menggelitiki tubuhnya yang gemuk.Sang Lelaki dan Sang Wanita yang bersama anak itu tersenyum menggandeng Anak perempuan yang sepertinya Adik dari Sang Anak Lelaki yang dipanggil Dani oleh Sena.
"Dani selalu kepengen ketemu Omnya,Mas Sena..."kata Sang Lelaki yang sepertinya Sang Ayah.
"Dani sudah berapa lama nggak ketemu Om..,Nak.?"kata Sang Wanita yang sepertinya juga Sang Ibu.
Dani Kecil Hanya Menjawab Dengan Mengacungkan Tiga Jarinya yang Mungil kepada Sena.
"Tiga Apa,Nak…?"tanya Sang Ibu Kepada Putranya.
"Mmm…,Tiga Bulan…?"jawab Sang Putra Polos Kepada Orang Tuanya.
Membuat Sena tersenyum dan mencium pipi Anak Lelaki Lucu dan menggemaskan itu.
"Ehh...,Sampai Lupa...Mas,Mbak.Ini pasti Alia,Sini …Nak.Om gendong juga..."Kata Sena sambil meraih Anak Perempuan dan menggendong keduanya.
Dari jauh Wayan Wira dan Satya mengamati kegembiraan Mereka.
"Apa itu Putra dari Arya Susena...?"Tanya Wira Kepada Satya Sang Adik.
Wira Sambil Melihat Sena Dari Kejauhan.
"Sebetulnya bukan, Beli Wira.Si Anak Laki-laki itu namanya Dani.Lengkapnya, Nama Anak itu adalah Dani Susena.Ceritanya panjang Beli Wira,Dani itu tidak mengenal Orang tuanya, Beli.Ketika Bayi Dani Kecil ditemukan oleh Beli Sena dan Temannya yang namanya sama. Dani Kecil Ditemukan disebelah Saluran pembuangan.Lalu Diantarkan Kesebuah Yayasan Panti Asuhan. Karena Sang Bayi itu belum punya Nama maka diambilkan Nama dari Sang penemunya,Beli. Aslinya Dani Prasetya dan Arya Susena,itu cerita Oleh Ibu pemilik Panti tersebut..."Jelas Satya.
"Lalu,Satya.Dari mana Kamu tahu cerita ini…?"Tanya Sang Kakak Sepupunya Heran Kepada Sang Adik.
"Beli Wira,Nama Lelaki yang jadi Ayah Angkat Dani,Itu yang disebelah kiri Beli Sena.Dia seorang Pengusaha Mebel, Dan itu adalah Istrinya. Mereka berdua berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Namanya Hadi Pramono dan Istrinya itu Namanya Sri Dewi Sarlinah, Beli Wira.Ayah Angkat Dani dan Ibu angkatnya pernah Aku Lukis Ketika Baru Menikah. Sebentar …Beli Wira, Sepertinya Aku masih menyimpan Foto Mereka..."Jawab Satya. Lalu Satya segera berlari kebelakang sebentar.
Lalu tak lama berselang Satya membawa sesuatu ditunjukkan ke Kakak sepupunya.
"Ini, Beli.Lihat...!?"kata Satya menunjukkan Foto Pranikah Lelaki dan Wanita yang bersama dengan Sena.
Wayan Wira mengambil Foto itu dan mengamatinya. Lalu mengangguk -angguk Sambil menyedekapkan tangan kirinya tetap memegang Foto sementara jempol beserta jari telunjuk tangannya yang kanan memegang dagunya .
"Dani kecil itu pernah diculik oleh sekelompok Orang, Beli.Ketika Dia bermain sendirian di depan teras rumahnya…"Jelas Satya kembali kepada Sang Kakak sepupunya.
"Apa Iya,Satya...!?"Tanya Wayan Wira penasaran kepada Sang Adik.
"Iya...,Sang Ayah Angkat yang bercerita padaku Beli Wira.Kejadiannya hampir Dua tahun Apa sekitar Tiga Tahun yang Lalu.Sang Ibu adalah Saksinya Beli Wira.Dani kecil Diculik oleh Seseorang tak dikenal dan dimasukkan kedalam sebuah mobil.Sang Ibu yang panik Menelpon Sang Ayah.Lalu Sang Ayah Menelpon kearah Kantor Polisi.Sang Ayah juga melaporkan jenis kendaraan dan Nomornya.Seperti biasa, Jika dalam Satu kali 24jam masih belum ditemukan maka akan dilakukan pencarian Kan Beli...?"Jelas Satya Kepada Sang Kakak Sekaligus Bertanya.
"Iya,Lalu...?"
"Sang Ibu akhirnya juga menelpon Beli Sena dan Beli Dani.Dia menceritakan Kronologis putra nya diculik Ke Beli Sena dan Beli Dani.Tapi Ada Sesuatu yang diluar Dugaan Beli...!"Ujar Satya.
"Apa itu, Satya…?"Tanya Sang Kakak Keheranan Kepada Sang Adik.
"Kalau Polisi Akan mencari dalam Satu kali Dua puluh Empat jam.Dani kecil sudah berada dirumah dalam hitungan Satu Jam Empat puluh Lima menit. kata Sang Ayah.Dan Yang mengantar Dani kecil Adalah Beli Sena dan Beli Dani beserta Keempat temannya yang lain,Beli..."
"Lalu Bagaimana Penculik Dani bisa lolos...?"
"Menurut Kabar Mobil penculik itu menemui kemalangan, Beli.Mobil itu terjatuh di Sebuah jurang curam di Kawasan Gilimanuk. Itu yang terkenal.Ng- ...?"Jelas Satya Kembali Sambil Bergaya Seperti Orang Berpikir.
"Jalur Tengkorak...!"jawab Wayan Wira.
"Iyahhh...Seratus Buat, Beli Wira."seru Satya sambil menjentikkan jari telunjuk dan Ibu Jari Kanannya kearah Kakak sepupunya.
Satya seraya memasang muka lucu, Wayan Wira tersenyum melihat kelakuan Adik sepupunya. Sang Kakak sembari menggeleng-gelengkan kepala sambil melihat kearah Sena yang memberikan Hadiah pada Dani dan adiknya.
Sena pun berpamitan pada Satya dan Wira. Tidak lama berselang setelah Satya menutup Gallery Lukisannya.Akhirnya Mereka pun pulang balik kerumah. Wayan Wira Menyusul anak dan Istrinya ditemani oleh Satya yang mengantarkan mereka sampai depan Angkul -angkul rumah Sang Kakek.
Wayan Wira dan Sang Istri berkumpul bersama putra dan putrinya di depan ruangan dalam Bale Manten.
"Aji,Tadi Ayu Telpon Besok Kita mau ke Tanah Lot.Apa Aji mau ikut…?"Tanya Istrinya yang memangku sembari menyuapi Arnawa dengan Nasi Tim.
"Iya,Yang...?"Tanya Wayan Wira balik ke Sang Istri.
"Tapi Seumpama Aji besok dirumah, Raka Suta mau kesini, Lho...?!"kata Sang Istri.
"Ya, Sudah Aku dirumah saja..."Jawab Wayan Wira sambil tersenyum sambil memangku Asthra ditaruh di paha kirinya.
"Kalau begitu Kamera Aji Biyang pinjam.Ya…Aji,Soalnya Besok agak sore ada pagelaranTari Kecak disana..."Jelas Sang Istri.
"Iya,Yang.Besok Aku cari ditempat biasa, ya..."
"Enggak Seru, Aji nggak ikut..."Kata Galuh sambil cemberut dan merebahkan Kepalanya di pangkuan paha kanan Sang Ayah.
Sang Ayah tersenyum bijak lalu mengelus -elus Rambut Indah Sang Putri.
"Besok Kita berangkat agak Siang,Kok.Lagi pula besok Ada Adri,Nyoman,Praba dan Istri -istrinya."
"Iya…,Yang..."Jawab Wayan Wira Sambil mengelus -elus punggung Asthra kecil.
.