Chapter 40 - Hita Padmarani

Pagi itu mereka bersiap siap mau kerumah Arya Susena di daerah Gianyar. Satya membantu membukakan pintu Sang Istri dan Anak -anak Kakak Sepupunya.

"Beli, Aku atau Beli Wira yang nyetir...?"Tanya Satya pada Kakak sepupunya.

"Kamu saja...,Satya..."jawab Wira tersenyum ramah kepada Sang Adik sepupunya.

"Okay...,Siap Laksanakan...!"gurau Satya pada Kakaknya Sambil menghormat ala aparat.

Wayan Wira tersenyum melihat tingkah Sang Adik sambil menggeleng -gelengkan kepala. Dan Mereka pun mulai perjalanan menuju Kabupaten Gianyar.

Didalam Mobil Wayan Wira dan Satya sesekali mengobrol bersama Istri dan Putra -putrinya.

"Oh…iya, Aji...Kita nanti selesai acara mungkin bisa mampir kearah Goa gajah..?"tanya Sang Istri.

"Bisa, Embok...,Kan juga paling Acaranya cuma Dua atau Tiga jam… "kata Satya sambil menyetir mobilnya.

"Disini Yang berulang tahun ada Dua Satya...?"Tanya Wayan Wira.

"Oh, iya...Aku lupa Beli kemarin juga mau bilang Itu yang satunya Putrinya Beli Sena.Yang namanya Hita.Dia Seusia dengan Galuh.Tapi, Beli...mohon ma'af Hita anak yang berkebutuhan khusus..."

"Maksudnya...?"Tanya Istri Wayan Wira pada Satya.

"Putri kesayangan Beli Sena menderita Tuna Grahita dan Tuna Daksa Beli.Dia bersekolah Di S.L.B.G."kata Satya.

"Kasihan sekali Beli Sena, Iya Aji...?"kata Istri Wayan Wira dengan muka bersedih. Wayan Wira cuma bisa tersenyum.

"Terus...Bagaimana Dengan istrinya Beli Sena,Maksudnya Ibundanya Hita,Satya..?"

"Aku dengar dari Beli Dani Ibunya Hita meninggal waktu melahirkan Hita.Embok..."kata Satya lagi.

"Apa Beli Sena tidak menikah lagi Satya...?"Tanya Istri Wayan Wira lagi.

Satya Menggelengkan kepalanya secara perlahan.

Wayan Wira Menunduk sebentar sambil menghembuskan nafas panjang dan melihat pemandangan di jendela kaca mobil.

.........................

Sekitar Satu jam lebih perjalanan Merekapun tiba Gianyar. Di sebuah Rumah di wilayah Perumahan Elit. Terdengar di dalam banyak suara anak kecil tertawa riang . Arya Susena berada di depan halaman rumahnya. Wayan Wira dan Keluarga turun dari Mobil dan menghampiri Sang Tuan Rumah yang menunggu Mereka sambil tersenyum sembari melambaikan tangannya.

"Beli Wira,Apa kabar...?"Tanya Arya Susena tersenyum ramah kepada Wayan Wira yang menggendong Arnawa sambil mengulurkan tangannya meminta berjabat tangan.

Wayan Wira membalas jabat tangan dan senyuman Arya Susena. Dan juga melakukan hal yang sama dengan Satya. Kecuali dengan Istri Wayan Wira Arya dan Putri Sulungnya Galuh Kalinda. Arya Susena menyatukan kedua tangannya sambil menundukkan kepala sebentar. Hal yang sama dilakukan Kadek Gita Istri Wayan Wira dan putrinya yang menggendong Asthra kecil .

"Ayo…, Silahkan Masuk Beli Wira dan Keluarga...!"Kata Arya Susena.

Ternyata ketika sampai di halaman Mereka disambut Lima Orang yang berambut sama dengan Arya Susena dan Satya dengan senyum Ramah. Satya Mengenali Mereka.

"Beli Dhani,Beli Dimas,Beli Adit,Beli Hans dan Beli Mahesa..."Kata Satya sambil menyalami mereka Satu persatu.

"Apa kabar, Beli Satya...?"Kata Seseorang yang dipanggil Dhani .

"Baik, Beli Semua. Oh…iya…, Ini Kakakku, Istri dan Putra Putri mereka..."Kata Satya.

Lalu mereka berlima Maju Satu persatu dan meminta jabat tangan dengan Wayan Wira. Wayan Wira membalas Jabat tangan mereka Satu persatu. Hal yang sama dilakukan Mereka berlima Seperti Arya Susena kepada Istri Wayan Wira. Mereka Berlima menyatukan tangannya kearah Kadek Gita Dan Putrinya.

"Ini Semua Sepupuku, Beli Wira...?"

Wayan Wira pun mengangguk sambil tersenyum ramah.

"Ayo Beli Wira dan Keluarga,Silahkan masuk kedalam…!"Ajak Arya Susena.

Lalu Mereka Semua Masuk kedalam Rumah Indah itu.

Didalam rumah mewah itu banyak terpapar lukisan -lukisan dan Sena mengajak mereka semua ke tempat pemandian. di kolam pemandian terdapat banyak Anak kecil dan Remaja sesusia Galuh bermain dengan riang gembira.

"Beli Sena,Apa Anak -anak ini semua dari yayasan panti Asuhan…? "Tanya Satya.

"Iya …,Beli Satya.Mereka teman teman putriku..."jawab Sena sambil tersenyum.

"Adik Cantik,Siapa Namamu…?"Tanya Sena pada Galuh putri Wayan Wira sambil tersenyum.

"Galuh...Om..."Jawabnya.

Lalu tiba -tiba dari arah belakang ada sosok tangan yang memegang jari jemari Arya Susena. Arya Susena pun menoleh kebelakang disitu terdapat Seorang Anak Gadis menggunakan Kursi Roda . Dilihat dari fisiknya Gadis itu lumpuh secara permanen. Kondisi kedua kakinya yang lebih kecil dibandingkan ukuran Kaki normal. Keadaan Kepalanya Yang selalu terjatuh di pundak kirinya.

"PAPAH...PAPAH...?!"katanya memanggil Arya Susena.

"Iya...,Sayang.Papa disini, Ini Ada teman barunya Hita..."kata Arya Susena sembari merangkul pundak Galuh.

Galuh Kalinda tersenyum seraya mengulurkan tangannya pada Hita Padmarani.

"Perkenalkan Namaku Galuh…,Galuh Kalinda..."sapa Galuh kepada Hita.

Hita tersenyum lalu membalas jabat tangannya.

"A...AKU ...HI...HITAA...!"Setelah itu Putri Arya Susena tersenyum merasa senang dia bertepuk tangan tapi dengan muka malu.

"Aji...,Biyang.Biarkan Aku main dengan Hita ya...?"tanya Galuh Pada Orang tuanya.

Wayan Wira dan Istri mengijinkan dengan mengangguk dan mengedipkan mata.

Lalu Galuh Kalinda tersenyum dan menoleh Kearah Hita.

"Hita…,Mau Om dorongkan Kursi Rodamu,Nak.Biar Hita bisa Main sama Galuh…?"Tanya Hans yang tiba -tiba berada disebelah keponakannya.

Hita mengangguk sambil tertawa dan bertepuk tangan lagi.

"Ayo …,Galuh.Kita jalan -jalan..."Kata Hans pada Galuh sembari tersenyum ramah. Lalu Mereka bertiga berlalu dari situ.

"Sebetulnya, Beli Wira dan Embok Gita.Putriku itu Bukan terkena Tuna Grahita.Atau lebih dikenal dengan Down Syndrome.Putriku mengidap Syndrome Asperger..."Kata Arya Susena Sambil tersenyum.

"Austism…,Beli Sena...?"Tanya Wayan Wira yang masih menggendong Arnawa yang tertidur di pundak Ayahnya pada Arya Susena.

Arya Susena mengangguk dan tersenyum.

Tak lama Berselang Mereka dihampiri oleh Seorang Perempuan Berparas rupawan memakai busana elegant.

"Hi...!"Perempuan itu melambaikan tangannya kearah Arya Susena.

Arya Susena pun membalas lambaiannya. Lalu Sang Perempuan menghampiri Wayan Wira, Kadek Gita dan Arya Susena. dilihat dari Parasnya yang cantik Perempuan ini berdarah campuran. Terlihat dari kulitnya yang Putih dan Bermata Biru alami .

"Hi…,Sena…?"sapa Perempuan itu. Lalu ia mengangguk pada Wayan Wira dan Istri. Wayan Wira dan Istripun membalas anggukannya.

"Iya...,Clara...Oh ini perkenalkan, Beli Wira dan Istrinya Embok Gita. Ini adalah Bu Clara Guru Homeschooling Hita..."Kata Arya Susena.

Tak berapa lama Satya menyusul sang Kakak bersama Seseorang yang bernama Dhani.

"Beli Wira dan Embok Gita,Boleh Kugendong Arnawa dan Asthra Biar Kami tidurkan di Kursi Sofa… "Kata Dhani.

"Apa tidak merepotkan, Beli Dhani.Sama yang lainnya...?"Tanya Kadek Gita.

"Ma'af…, Saya terlalu banyak omong, Ya Beli.hingga tidak tahu Kalau kedua putra kecil Beli Wira,Kecapekan..."kata Sena sambil tersenyum.

"Seharusnya Kita Yang minta Ma'af Beli Sena nanti merepotkan..."Kata Wayan Wira.

"Sini Embok Biar Aku gendong Asthra dan Beli Dhani yang menggendong Arnawa.Kita juga lagi ngobrol -ngobrol di sana..."kata Satya.

Lalu Kedua putra Wayan Wira pun diberikan kepada mereka berdua guna ditidurkan di atas Sofa.

Satya dan Dhani membaringkan Arnawa dan Asthra diatas Sofa Ruang tamu.

"Permisi, Beli Dhani …"terdengar Suara Perempuan dari arah belakang mereka.

"Eh …iya, Ada apa Bi…?"

"Kata Bapak Saya disuruh kesini.Mau menjaga anaknya Tuan sama Nyonya.Itu yang lagi ngobrol sama Bapak, Beli...?"kata Perempuan yang ternyata Asisten rumah tangga Sena.

"Soalnya Non Hita kan lagi diajak jalan -jalan sama Beli Hans.....jadi Beli berdua silahkan kembali ke pemandian saja disana Beli Dimas,Beli Mahesa sama Beli Aditya sudah menunggu"sambung Perempuan itu tersenyum.

Dhani dan Satya tersenyum pada Perempuan itu.

"Terima kasih Ya Bibi..."kata Dhani.

"Oh …iya, Bi.Ini ada sedikit rejeki,Buat Bibi..."kata Dhani sambil mengeluarkan amplop di saku jasnya lalu diberikan pada perempuan itu. dan perempuan itu menerima hadiah dari Dhani.

"Terimakasih, Beli.Terima kasih..."kata Perempuan itu sambil matanya berkaca -kaca.

"Seharusnya Saya yang berterima kasih pada Bibi. Karena Bibi telah menjaga Hita Ponakan kesayangan Saya, Bi..."Kata Dhani tersenyum sambil mengelus lengan perempuan itu.

"Anggap saja itu Hadiah dari Hita untuk, Bibi.ya...!"

"Terimakasih,Beli Dhani..."kata Perempuan itu lagi sambil mengusap air matanya.

Satya yang melihat kejadian itu merasa kagum akan kebesaran hati sahabatnya ini. Satya menyedekapkan tangannya dan menarik nafas panjang.

.....................

Satya dan Dhani kembali menghampiri teman -temannya yang duduk diatas Sofa sambil melihat keadaan riang gembira anak -anak yang bermain air di kolam pemandian di rumah Arya Susena. Aditya, Dimas dan Mahesa bercanda sambil tertawa. Dhani dan Satya segera duduk bersebelahan dengan Mereka.

"Clara itu perempuan yang sangat cantik.Sayang sekali cintanya hanya untuk Sena.Padahal tidak hanya sekali Sena selalu menolak cintanya.Coba untuk Aku..."kata Mahesa.

"Hehhh...,Lagi Mahesa. Siapa yang mau sama Kamu, Kalau Tahu kelakuan kamu sebenarnya..."sahut Dhani.

"Emang, Salahku apa...?"

"Hha...Hha...Hha...,Mana ada perempuan baik -baik mau sama Kamu.Sebab Kamu...,NAKAL.Ha...ha...ha…!"kata Dimas menimpali dengan gaya meniru perempuan sambil memukul lengan Mahesa.

"Sebetulnya, Mahesa.Kamu itu ganteng dapat,Uang punya,Kaya iya,Perlente Apalagi.Hobbymu yang bikin Cewek baik seperti Clara bisa naik pitam.hha...hha...hha..."timpal Aditya.

"Memang ada yang salah dengan Hobbyku.He...he...he..."sahut Mahesa sambil cengengesan sembari menggaruk -garuk Rambut Belakang kepalanya.

"Hei...,Kamu ingat waktu kita kumpul sama -sama sambil minum Arak di Gallerynya Beli Satya...!"kata Dhani pura -pura membentak Sahabatnya.

"Kamu pamitan mau kebelakang sebentarkan.Tapi Kamu menghilangkan diri..."sambung Dhani,

membuat yang lainnya cekikikan.

"Oh… itu.hhe...he...he...,kapan. iya...?,Lupa Aku...?!"sahut Mahesa sambil pura -pura lupa dengan cengar-cengirnya.

"Saksinya ada Beli Satya.Ketemu dimana, Dia…,Beli…?"Tanya Dhani menoleh ke Satya dengan jari telunjuk tangannya diarahkan ke hidung Mahesa.

"Nyawer penari Joged bumbung tengah malam hik...hiks...hiks..."Kata Satya sambil cekikikan menutup mulutnya sambil mukanya ditaruh dibelakang.

Seketika Tertawa mereka meledak bahkan Aditya sampai memegang perutnya. Mahesa mukanya merah sampai malu tapi tetap cengengesan.

"Eh …,Mahesa.Coba Kamu cerita.Waktu Kamu Ketangkap sama Satpol P.P di sebuah kamar Hotel Di Jakarta sama Perempuan...?"Kata Aditya.

Satya Semakin terpingkal -pingkal melihat Raut Muka Sahabatnya yang terus cengengesan sambil garuk garuk kepalanya.

"Iya…,Dia telpon Aku suruh jamin Dia.Telponnya sambil misuh -misuh lagi...,Yang ketangkap Dia Yang repot Aku...!"Kata Dhani.

Suasana tambah rame Tertawa tanpa henti -henti. Apalagi Satya sampai memegangi perutnya.

"Emangnya Kok bisa Kamu Ditangkap Satpol P.P…?"Tanya Aditya memasang muka pura -pura penasaran.

"Oh itu Kena Operasi pas Bulan Ramadhan kemarin.He...he...he...,Soalnya aku Gak kuat.He...he...he..."Kata Mahesa sambil Terus cengengesan.

Melihat Raut Wajah polos Mahesa, Satya sampai tertawa terpingkal -pingkal.

"Emang Tidak Kamu bawa kerumah, Kamu.Padahal kan Kamu juga punya rumah di Jakarta...?"Tanya Dimas.

"Masalahnya Aku sudah sering Digerebek Warga Sama ditegur Pak R.T.,He...he...he....,Malah Sudah..."Lalu Mahesa Menghitung dengan jari jarinya.

"Enam kali.he...he...he..."sambungnya.Tapi yang ditunjukkan cuma tiga jari.

"Enam kali…?!,Itu Jarimu Masih Keluar Tiga.Tuh Satu,Dua,Tiga…"Kata Dhani sambil menghitungkan jari Mahesa.

Sontak saja Mereka jadi terpingkal -pingkal.

"Itu yang keliatan...?"Tanya Dhani berpura -pura bertanya bijak ala Pak Guru.

"Eh iya, Enam kali.he…he…he…"akhirnya Mahesa

mengeluarkan Satu jempol dan Kelima jari tangannya.

Terus Setelahnya Mahesa mengangguk sambil menggaruk -garuk kepalanya dan tetap dengan budaya diwajahnya cengengesan. Mereka malah semakin terpingkal -pingkal merasakan ulah polos Sahabatnya.

"Yang nggak kelihatan...?"Tanya Aditya.

"Lupa...,Aku.he...he...he..."jawab Mahesa sambil tetap membudidayakan wajahnya.

"Sudah, Beli.Sakit perut Aku.Sudah.Hha...hha...hha..."Kata Satya Sampai tak kuat menahan tawanya.

"Iya...,Tapi Ada yang bikin Aku Salut sama Kamu Mahesa…?!"Kata Aditya.

"Apa itu, Kok bisa Kamu Salut sama Aku...?!,he...he...he..."

"Kamu punya indera keenam Seperti Sinyal Radar Sama Perempuan yang suka begituan. Hha...hha...hha..."Kata Dimas.

"Iyaa...,he...he...he..."Mahesa mengaku dengan polos nya.

Satya Tambah menjadi jadi tertawanya.

"DUASARRR...Nuakkkaallll...,ich…Guemess…!"Kata Dhani dengan Suara senggau sambil, Dhani mencubit Kedua pipi Mahesa sambil meniru Suara dan gaya Banci.

Membuat Tawa mereka terus meledak mengisi ruangan itu. Dan Mahesa semakin merah mukanya, Sambil Menggosok -gosok Pipinya.Dengan membudidayakan wajahnya yaitu sekali cengengesan tetap cengengesan pikirnya.