Bagian 15
Namanya Juga Perasaan
Satu orang satu nyawa, Ada seseorang yang selalu membuatnya hidup tanpa redup. Sekalipun jatuh akan tetap mau bangkit bersama. Di dalam cerita pasti ada tokoh yang membuat hidup. Bagian dari hidup, Ia bertahan karena tokoh yang selalu membuatnya tidak pernah redup. Selalu merasakan kesenangan, Walau kita sebagai manusia juga tidak bisa hilang dari rasa kosong. Kehidupan akan terus berjalan pola roda kehidupan akan terus berputar ia tak akan berhenti. Kesedihan akan berganti kebahagiaan. Kekosongan akan menjadi berarti jika ada sesuatu yang mengisi. Begitupun sebaliknya.
Perjalanan kali ini akan menjadi sesuatu yang membuat hidup, Bahkan di hari ini adalah hari paling berarti bagi ke enam orang. Akan lupa jika tak bersama. Akan hilang jika berpisah. Demi melanjutkan kisah hidup ia semua rela untuk meninggalkan.
"Ini pertama kaliku mendengar dan mengetahui teman teman Ido, Ini terlihat seperti mimpi. Ido yang dulu ku kira adalah anak yang sedikit salah jalan. Dan mencoba untuk menerimanya pelan pelan, Ternyata ia mempunyai hati yang tulus. Dan ku kira temannya seberandal itu tapi ternyata teman temannya sama sepertinya. Ramah dan baik." Ucap Kaila dalam hati.
"Ini kamu, Orang yang selalu membuat hal hal menakjubkan. Yang dulu pernah bilang ingin mengurangi main malam dan pulang pagi, Demi bisa menjemputku. Dan ternyata kamu benar benar melakukannya. Aku senang akan hal itu." Ucap Kamila dalam hati.
"Kamu yang kesepian, Kamu yang hidup dalam kebingungan. Kamu yang engga pernah tau jalan dan hilang arah. Ini aku yang ingin mengisi semua kekosonganmu itu. Aku selalu percaya akan tentangmu dari opiniku sendiri. Kita sama sama redup dan ingin hidup." Ucap Keira dalam hati.
Hari ini mereka berangkat pukul setengah 9 pagi. Perjalanan demi perjalanan. Waktu demi waktu. Setelah perjalanan dua jam. Mereka berhenti dan berisitirahat di sebuah warung makan. Mereka berisitirahat dan mengisi energi mereka.
"Panas banget yaa." Ucap Ido.
"Iya, Kenapa makin siang makin panas ya. Ini masih lama nyampenya?" Ucap Keira.
"Iya karena kalo makin dingin ya namanya bukan siang Kei, Bentar lagi mungkin." Ucap Arkan.
"Paling 3 jam lagi deh." Ucap Jaka.
"3 jam tuh lama loh." Ucap Kamila.
"Iya makanya kita istirahat dulu. kamu juga harus makan, Biar kamu sampe sana ga kecapean." Ucap Jaka pada Kamila.
"Aku makan dikit aja deh." Ucap Kamila.
"Kai, Kamu beneran gamau makan?" Ucap Ido pada Kaila.
"Engga, Mau makan jajan aja deh." Ucap Kaila.
"Loh loh, Kok pada di tanyain si. Aku ga ada yang nanyain." Ucap Keira.
"Si Arkan kan ada." Ucap Ido.
"Aku mau nanyain kamu tapi, Kamu udah makan duluan." Ucap Arkan pada Keira.
"Loh, Iya juga ya harusnya aku jangan makan dulu tadi, Tapi aku laper deh. Yaudah aku aja yang nanya kamu, Kamu ga makan Arr?" Ucap Keira pada Arkan.
"Kamu ga sarapan tadi pagi? Aku ga pengen makan deh. Mau beli minuman soda aja." Ucap Arkan pada Keira.
"Engga, Aku jarang sarapan akhir akhir ini. Soda aja terus." Ucap Keira pada Arkan.
"Pantes aja langsung makan, Kan suka soda." Ucap Arkan pada Keira.
"Iya deh iya." Ucap Keira pada Arkan.
"Ini mau langsung lanjut berangkat? Atau nunggu duduk dulu 15 menit an lagi?" Ucap Ido.
"Tunggu dulu bentar lagi deh." Ucap Jaka.
"Ngikut aja si." Ucap Arkan.
Mereka menghabiskan makanan yang ia bawa, Dan ada juga yang membeli makanan di warung tersebut. Setelah 15 menit berisitirahat kemudian mereka melanjutkan perjalanannya lagi.
"Yok." Ucap Ido.
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Cuacanya tampak panas. Jalannya tidak rusak. Lancar hingga sampai ke tujuan. Banyak pohon rindang di jalanan membuat sejuk perjalanan.
Setelah 3 jam lebih perjalanan mereka pun sampai di tempat tujuan, Pantai. Sekitar pukul 12:30 mereka dapat menghirup udara di pantai.
"Wah, Akhirnya sampai juga." Ucap Keira.
"Mandi Kei mandi." Ucap Arkan.
"Nanti ya... Nunggu yang lain." Ucap Keira.
"Emang yang lain mandi?" Ucap Arkan.
"Mandi semua lah, Udah jauh jauh kesini juga, Masa engga nyicipin air disini." Ucap Jaka menyaut.
"Seneng seneng dah kalian disini, Cuma sekali dua kali kita bisa kesini." Ucap Ido.
"Iya, Nantinya bakal sibuk semua si." Ucap Keira.
"Ayo kita habisnya masa masa sebelum ujian." Ucap Kamila.
"Sini Kai." Ucap Keira dan Kamila.
"Gabung aja sama mereka, Gapapa Kai." Ucap Ido pada Kaila.
"Iya, Tapi aku mau kesana bareng Ido aja." Ucap Kaila.
"Iya iya." Ucap Ido.
Air yang mengguyur badan mereka. Pasir yang menempel pada baju mereka. Senyum merekah bahagia dari mereka berenam. Panas terik matahari yang tak membuat mereka berhenti bermain. Mereka berenam menghabiskan waktu bersama, Bermain bola, Bermain pasir dan bermain dengan ombak. Mereka sampai lupa waktu. Sore hari akan tiba. Pengunjung pantai pun semakin ramai.
"Kan, Liat deh. Makin sore makin rame." Ucap Ido.
"Yee, Kita mau pulang jam berapa nih." Ucap Arkan.
"Setengah 5 aja anak anak suruh mandi, Ntar mungkin pulang habis magrib. Mau makan dulu kan?" Ucap Ido.
"Yaudah, Jalan malem jadinya." Ucap Arkan.
"Kek ga biasanya jalan malem lu Kan." Ucap Ido.
Mereka masih melanjutkan bermain sampai sore hari. Sampai Ido menyerah saat itu.
"Gua, Duluan yaa. Ga kuat. Dingin banget dah." Ucap Ido.
"Yoi." Ucap Jaka Dan Arkan.
Kemudian Ido pun segera membersihkan diri dan ganti pakaian. Setelah selesai ia duduk sembari melihat teman temannya yang masih bermain.
"Eh aku udahan dulu ya, Liat deh tanganku udah keriput." Ucap Kaila.
"Yaudah sana ganti gih." Ucap Keira.
Kemudian Kaila pun menuju ruang ganti.
"Loh Kai? Udahan mainnya?" Ucap Ido pada Kaila.
"Udahan, Tanganku udah keriput ni." Ucap Kaila.
"Ohh, Yaudah ganti gih." Ucap Ido.
Kemudian setelah Kaila berganti pakaian ia duduk di sebelah Ido. Sambil menunggu yang lainnya.
"Gamau minum?" Ucap Ido pada Kaila.
"Minum apa Ido..." Ucap Kaila pada Ido.
"Minum es kelapa, Atau apa gitu?" Ucap Ido pada Kaila.
"Menggigil dong nanti kalo minum es, Tangan aku aja udah keriput gini." Ucap Kaila pada Ido
"Gimana kalo nyobain kopi?" Ucap Ido pada Kaila.
"Emm.... Boleh sih, Tapi jangan yang dingin." Ucap Kaila pada Ido.
"Iya tau, Bentar ya aku pesenin dulu." Ucap Ido pada Kaila.
"Dari awal kenal sampai sekarang, Kamu... Emang ga pernah berubah." Ucap Kaila.
Kemudian setelah Kaila, Keira pun kelelahan dan bergegas untuk berganti pakaian. Sementara Arkan, Jaka Dan Kamila Masih bermain air.
"Gua udahan dulu ya, Cape banget." Ucap Keira pada teman temannya.
"Iya, Sana ganti baju Kei." Ucap Arkan.
"Iya." Ucap Keira.
Sembari berjalan menuju ruang ganti. Keira melewati Ido dan Kaila yang sedang duduk berdua.
"Wih, Akur bener kalian." Ucap Keira.
"Diem lu Kei, Sana mending lu ganti." Ucap Ido.
"Yee, Sensi banget." Ucap Keira sambil berjalan menuju ruang ganti.
Kemudian setelah selesai berganti pakaian, Keira mengingat sesuatu dalam kepalanya.
"Eh Do, Kai. Boleh ikut duduk ga?" Ucap Keira.
"Boleh ga Kai?" Ucap Ido bertanya pada Kaila.
"Boleh kok, Kenapa Kei? Kok muka lu kek bimbang gitu?" Ucap Kaila.
Keira pun duduk.
"Gimana ya, Ini soal Arkan sih." Ucap Keira.
"Kenapa soal Arkan?" Ucap Ido.
"Arkan pernah ga ya, Ceritain tentang gua?" Ucap Keira.
"Tapi.... Keknya pernah deh Kei, Dulu pas jaman jamannya sering ngumpul. Tapi tiap dia cerita ga pernah sebut nama si. Dia pernah bilang waktu itu kalo dia tuh satu kelas terus sama orang yang sama. Gitu si setau gua." Ucap Ido.
"Aduh, Arkan kok gitu ya." Ucap Keira.
"Eh tumben lu kek gini Kei? Apa jangan jangan lu suka sama Arkan ya? Tapi lu bingung cara ngomongnya? Hayolo...." Ucap Ido.
"Engga, Gatau. Tapi kalo suka beneran gimana ya? Gua aja gatau perasaan gua sendiri." Ucap Keira.
"Iya gitu, Namanya juga perasaan. Gatau deh bentuknya kek apa." Ucap Kaila.
"Gimana ya, Padahal udah banyak banget yang gua tau tentang Arkan deh. Masa cewe confes duluan si." Ucap Keira.
"Tapi keknya, Lu beneran suka sama Arkan deh Kei. Cuman lu takut sama jawaban dari Arkan. Makanya lu nyari pembenaran dulu. Yakan?" Ucap Kaila.
"Iya, Tapi kan engga ada salahnya juga buat nyari sesuatu tentang Arkan dulu kan. Biar tau suka enggaknya." Ucap Keira.
"Ribet lu Kei." Ucap Ido.
"Eh berarti, Tapi ya Do gua denger denger Arkan pernah ceritain satu cewe ke temennya. Tapi dia cerita ke siapa ya? Lu tau ga?" Ucap Keira.
"Arkan pernah sih cerita ke gua sekali. Tapi ya dia tiap cerita ga pernah sebut nama. Cuma dia bilang "Cewe." Gitu si. Tapi lu orang yang satu kelas terus sama Arkan kan Kei?" Ucap Ido.
"Iya." Ucap Keira.
"Berarti orang yang dulu pernah di ceritain ke gua tuh, Ternyata... Lu orangnya Kei?!!" Ucap Ido.
"HAH? YANG BENER? SERIUS?!! BERARTI ARKAN PERNAH CERITA TENTANG GUA DONG?!!!" Ucap Keira Terkejut.
"Iya dulu pernah, Masih inget gua. Tapi kalo di pikir pikir. Arkan itu orangnya labil. Suka berubah ubah, Gatau kenapa dia gitu, Tapi dari dulu emang gitu dia sih. Mungkin agak susah buat lu Kei... Kalo mau ke jenjang pacaran." Ucap Ido.
"Emm, Kenapa jadi suka sama Arkan ya?" Ucap Keira.
"Udah, Gausah dicari tau Kei. Ga bakal nemuin jawabannya." Ucap Kaila.
"Ntahlah, Ntar aja tanya tentang Arkan ke Kak Novia aja deh." Ucap Keira.
"Novia? Siapa Novia Kei?" Ucap Ido.
"Ohh, Lu gatau Do? Itu orang yang kenal Arkan tapi cuma selang beberapa waktu, Soalnya si Kak Novia ini harus pindah ke luar kota. Dia sekarang kerja di Alfamart. Kemarin sempet ketemu si. Tapi cuma ngobrol biasa. Ga sampe panjang panjang banget. Tapi dia (Novia) lebih tua dari Arkan sih. Selisih 3 Tahun keknya. Dia juga kek Kakaknya gitu." Ucap Keira.
"Dia? Itu orang... Si Arkan pernah cerita. Bentar deh gua inget inget dulu. Dia kan anak tunggal, Dia pernah cerita kalo dia pernah ketemu sama orang yang udah di anggap kakaknya sendiri. Dia (Arkan) pas itu ga cerita panjang panjang sih tapi katanya dia (Arkan) pengen punya Kakak cewe. Nah pas itu dia bilang kalo dia udah anggep si Novia kakaknya sendiri. Tapi selang beberapa waktu dia pergi katanya. Arkan cuma Cerita kayak gitu si. Berasa di tinggal Kakaknya sendiri katanya." Ucap Ido.
"Ohh gitu, Kemarin juga Arkan sama Novia akrab sih. Kirain gebetannya. Ternyata bukan. Tapi emang Arkan sama Novia Kek adek sama Kakak." Ucap Keira.
"Rumit juga ya si Arkan. Gua malah baru tau kalo dia namanya Novia." Ucap Ido.
"Kek puzzle deh. Rumit. Nyatuin ini nyatuin itu." Ucap Kaila.
"Dia emang gitu dari awal. Dia (Arkan) cuma serpihan. Satu demi satu harus di satuin. Banyak cerita dari orang yang katanya dia ini itu. Tapi pas kenal dia engga sama seperti apa yang orang orang bilang. Jauh. Awalnya emang jauh, Kenal juga engga. Cuma tau nama, Sampai kita berdua udah di titik saling sama sama. Seneng banget bisa nyampe di titik sekarang, Sejauh sekarang. Bisa denger keluh kesahnya, Masalahnya. Dia pengen apa lagi kenapa dan banyak lagi. Seneng banget deh. Bahkan untuk ngobrol berdua udah serasa engga secanggung dulu. Intinya apapun itu akhirnya seneng bisa kenal Arkan." Ucap Keira.
"Iya, Perjalanan panjang semoga kisahnya ga singkat ya Kei. Sekarang ya semua tinggal jawaban dari Arkan sih, Dia maunya gimana. Kalo mungkin iya bakal jadi cerita yang panjang dan kalo jawabannya engga mungkin ya dua tokoh bakal ngelanjutin cerita di buku yang berbeda. Semoga aja sesuai sama ekspektasi lu ya Kei." Ucap Ido.
"Manusia cuma bisa berharap, Berencana, Berdoa soal hasil itu urusan semesta." Ucap Kaila.
"Tapi Kei gua berani jamin si kalo Arkan tuh nyaman sama lu. Tapi kalo soal perasaan sih kurang tau gua." Ucap Ido.
"Iya, Tapi ya semua jawaban ada di Arkan untuk sekarang. Yaa mungkin gua emang sepenuhnya buat Arkan. Tapi belum tentu dianya gitu. Untuk sekarang ya yang gua lakuin cuma bisa ini, Memberi sepenuhnya." Ucap Keira.
"Iya Kei." Ucap Ido.
Melihat Arkan, Kamila Dan Jaka yang masih bermain. Keira melihat Arkan dari kejauhan terlihat sangat jauh, Untuk berada di dekapmu, Membutuhkan waktu yang amat lama. Berada di sampingmu? Itu hal yang aku ingin tanyakan padamu. Untuk sekarang aku hanya sekedar temanmu. Yaa.... Itu menurutku.
"Eh tapi.... Lu udah pernah nanya belum Kei ke Arkan? Soal masalah suka ato engga?" Ucap Kaila.
"Eh iya juga yah." Ucap Keira.
Jika waktu dan semesta mengizinkan untuk membuat sebuah kisah bersama maka, Kisah itu akan berbeda dari kisah kisah yang lainnya. Dimana itu semua berawal dari kejadian tragis.