Chereads / kesetiaan seorang istri / Chapter 4 - Bab 3 kemarahan prisia

Chapter 4 - Bab 3 kemarahan prisia

Sore harinya karna Stella tidak tau harus ngapain di rumah, akhirnya dia berniat untuk menemani mertuanya untuk jalan jalan di taman pekarangan rumah mewah itu.

Sedangkan Prisia pergi untuk menemui kakaknya di kantornya untuk memberinya kejutan atas kepulangannya karna dia tau kakaknya pasti tidak mengetahui kabar kalo dia pulang.

Sesampainya di depan kantor Wiliam, semua petugas di sana mengenalinya,"selamat pagi Nono muda, silakan anda masuk di dalam ada tuan muda," sambut petugas itu.

Prisia langsung masuk ke dalam life, sampainya di lantai 15 lantai dimana ruangan Wiliam berada, dia tersenyum ke arah sekretaris Wiliam yang duduk di meja samping ruangan Wiliam, melihat kedatangan Prisia sekretaris itu langsung terlihat panik,"astaga nona muda datang, gimana iniiii, gimana kalo nona muda melihat Wiliam sedang bersama wanita di dalam astaga", gumamnya panik.

Tampa mengetuk pintu Prisia langsung masuk, setelah membuka pintu dia sangat terkejut dengan apa yang di lihatnya.

Dia melihat seorang wanita telanjang di depan Julian sedang menunduk memainkan burung Wiliam, sedangkan wilam memejamkan matanya menikmatinya.

"Apakah ini yang kakak lakukan setiap hari sungguh kerjaan hina, apa Kaka Stella mengetahui kelakuan kakak yang seperti ini," teriak Stella membuat Wiliam beserta wanita itu terkejut. Luna langsung memakai pakaiannya denga tergesa gesa, "tidak usah memakai pakaianmu aku sudah melihat semuanya dasar wanita pelacur, berani sekali kau bermain seperti ini dengan kakak aku, yang kau sendiri sudah tau bahwa kakak aku sudah mempunyai istri," kata Prisia sambil maju ke arah Luna dan menarik rambutnya dan menamparnya.

"Rasakan iniiii wanita Hida, tidak punya harga diri, mati saja kau, dasarrr,"

"Cukup Prisia, cukup, lepaskan dia," perintah Peeintah Wiliam stelah selesai menutup resleting celananya.

"Apanya yang cukup, coba... coba saja kalo kakak berani membelanya, apa istimewanya wanita hina seperti dia yang merayu suami orang," jawab Prisia sambil terus menarik rambut Luna, Luna yang ketahuan basah seperti ini tidak bisa melawan, tapi tidak ada rasa malu sedikitpun dia malah senang melihat Wiliam membelanya di saat seperti ini.

"Sudah cukup Prisia aku tidak mencintai wanita itu, aku mencintai Luna, dan terserah aku mau ngapain bersama Luna kamu tidak usah ikut campur, sekarang keluar kamu dari sini,"teriak Wiliam emosi sambil mengusir Prisia.

" Apa kurangnya kakak Stella sampai kakak memmilih wanita hina ini di bandingkan dia, asal kakak tau sampai matipun aku tidak setuju melihat dia bersama kakak apalagi menjadi adik iparnya," teriak Prisia sekarang dia berbicara tepat di depan muka Wiliam.

Mendengar ucapan adiknya Wiliam mengangkat tangannya ingin menampar Prisia, tapi dia mengurungkannya karna dia sangat menyayangi adiknya itu sejak kecil.

"Ayo tampar, kenapa kakak menahan tangan kakak ayo tampir sini, kalo bisa bunuh aku sekarang juga, aku tidak Sudi mempunyai kakak sebajingan ini, laki laki yang tidak lebih dari binatang, aku malu mengakuinya sebagai kakakku di depan semua orang kalo kamu sendiri tidak lebih seperti gigolo yang memuaskan wanita lain, sedangkan kakak sediri mempunyai istri yang sangat cantik, sebelum kakak terlambat dan menyesal maka berubahlah, camkan itu baik-baik" ucap Prisia tidak lagi seperti tadi dia menangis dan berlari dari dalam ruangan Wiliam.

Melihat Prisia pergi dengan keadaan seperti itu dia marah dia memukuli meja kerjanya dengan keras dan membanting semua yang ada,

"Kenapa dia tiba-tiba berada di sini, sial," kesalnya sambil memegang pelipisnya.

Luna yang melihat Wiliam yang seperti itu langsung menenangkan Wiliam.

"Sudah Wiliam jangan kamu fikirin semuanya pasti ada jalan keluarnya," kata Luna menenangkan Wiliam, Wiliam yang mendengarkan Luna langsung tersenyum dan membelai kepala Luna, "maaf sayang, soal adek ku tadi dia memang keras tapi aku yakin suatu hari dia akan mengerti," ucapnya dan mencium bibir Luna, Luna hanya mengangguk dan membalas ciuman Wiliam.