Prisia duduk di samping tubuh Stella yang terbaring di ranjang rumah sakit.
Prisia memandang wajah Stella yang cantik dan manis itu, sambil memejamkan mata,
Prisia mengetahui semuanya, Karena dokterlah yang tadi menceritakan penyebabnya dan dia mengetahui kalo ini ulah dari kakaknya.
Di saat dia sedang memandang wajah cantik Stella dia melihat kalo Stella membuka matanya lalu memandang ke arah Prisia, melihat itu Prisia tersenyum melihat Stella ternyata sudah sadar.
"Aku di mana?, Kenap aku bisa di sini?," Tanya Stella bingung setelah sadar dia tidak di kamar rumah.
" Kamu tadi pingsan di rumah lalu karna panik aku langsung membawa kamu ke rumah sakit", jawab Prisia, " kak Stella, maafkan kelakuan kakak aku ya,"
Stella mendengar perkataan Prisia dia langsung mengingat kejadian tadi malam lagi," apa prisiaa mengetahuinya?, Tidak tidak mungkin", gumamnya lalu berkata,"tidak ada kesalahan dari kakak kamu kok aku cuma kecapean habis merapikan dan membersihkan tempat tidur saja," padahal jelas jelas orang mana yang bisa pingsan karna membersihkan dan merapikan tempat tidur.
Mendengar pengakuan Stella itu , Prisia mengetahui bahwa Stella sedang berbohonh.
Prisia hanya tersenyum lalu berkata " kak, kamu sangat murah hati, aku tidak salah mengenalmu," ucapnya lalu memeluk Stella yang masih berbaring di tempat tidur rumah sakit.
" Prisia kita pulang yuk, apa kamu mau tetap memenjarakan ku di tempat ini aku tidak suka menghirup bau obat", setelah merasa tubuhnya sudah normal Stella mengajak Prisia pulang.
"Siapa suruh kamu harus pingsan gara gara ke capean merapikan tempat tidur lagi, besok besok kan ada pembantu suruh dia saja yang merapikan," jawab Prisia walaupun dia tau penyebab aslinya, tapi dia sengaja berkata begitu.
"Baik lah ayo pulang," katanya menjawab sambil tersenyum.
Di saat dia mau masuk life rumah sakit dia bertemu dengan seorang laki-laki yang tidak asing baginya,
Begitupun dengan James dia terkejut bisa bertemu Stella lagi, karna setelah lulus kuliah dia tidak pernah melihatnya lagi.
"Stella?, Astaga ternyata kita bisa bertemu lagi setelah sekian lama, kamu ngapain di sini?," Tanya James terkejut karnadia bisa bertemu kembali dengan wanita yang sangat dia cintai dari baru pertama melihatnya.
"Baik, kamu sendiri apa kabar, kok bisa ada di negara ini bukannya kamu masih di Prancis?," Jawab Stella santai karna dia tidak ingin berurusan dengan laki-laki yang pernah mengungkapkan perasaannya kepada Stella dulu, walaupun pernah Stella tolak tapi dia tetap saja mengejar Stella.
James terus memandangi Stella, Prisia yang melihat James yang terus memandangi Stella dia tau kalo laki-laki ini pasti pernah mengejar Stella.
Tampa menoleh ke arah Prisia yang sedang berdiri di samping Stella dia terus mengobrol dengan Stella, Stella yang merasa ada yang tidak beres langsung saja mengajak Prisia pergi dan pamit kepada James.
"Stella nanti kita bertemu lagi, aku merindukanmu," kata James sambil tersenyum ke arah Stella, membuat Stella merasa ngeri.
"Siapa laki laki tadi itu?," Tanya Prisia di saat mereka berada dalam mobil.
" Dia James teman, teman kuliah aku di Paris dia selalu mengejar aku tapi aku tidak menyukainya,"
Ungkap Stella, mendengar itu prisiapun menganggukkan kepalanya mengerti.
" Kak, mau gak ikut sama aku melihat butik aku yang baru aku contrak di sini," ajak prisiang, stellapun langsung setuju.
Sampai sana telah sangat kagum dengan bakat Prisia dengan semua gaun gaun yang indah,
" Kak Stella gimana, ini semua buatan aku di saat di Spanyol, semuanya aku rancang dengan bagus,"
Ucap Prisia.
"Kamu memang pandai Prisia, semuanya terlihat indah sekali", kagum Stella sambil memandang semua jenis gaun-gaun di sana.
"Kakak boleh pilih salah satu yang menurut kakak paling indah, itu hadiah kakak karna mau menemani aku di sini," kata perisia sambil memandang wajah kakak iparnya itu yang terlihat ceria sekali melihat gaun-gaunnya.
"Tandak perlu Prisia," tolak Stella , Prisia yang mendengar penolakan dari kakak iparnya itupun langsung memaksanya.
" Kalo kakak gak memilih yang paling indah menurut kakak dan tidak mau menerima hadiah dariku itu, berarti kakak tidak sayang sama aku," kata Prisia memaksa Stella agar mau memilih perisia merubah wajahnya cemberut sambil melipat tangannya ke depan dadanya.
Melihat itu Stella langsung memilih, "baiklah kakak memilih," ucap Stella, mendengar itu Prisia langsung gembira dia memeluk Stella sambil tersenyum seperti orang yang mau di belikan sesuatu padahal dia yang memberikan sesuatu kepada stela.
Setela akhirnya memilih gaun merah gelap seperti bunga mawar, sangat indah Prisia langsung menyuruh Stella memakai gaun itu.
Setelah Stella memakai gaun itu Prisia sangat tertegun melihat Stella dia tidak menyangka kakak iparnya itu secantik itu memakai gaun itu.