Chereads / kesetiaan seorang istri / Chapter 5 - penyiksaan

Chapter 5 - penyiksaan

Malam harinya Wiliam pulang ke rumahnya, di dalam mobil dia masih kesal dengan kejadian tadi sore di kantornya, "ini pasti gara-gara wanita itu, aku harus cepat memberinya pelajaran agar dia tidak betah di sampingku," gumamnya, dia berniat harus cepat memberikan Stella pelajaran agar istrinya itu cepat minta cerai dengannya.

Sampainya di rumah dia melihat Stella dan ibunya sedang duduk di ruang tamu.

Melihat Stella di sana dia langsung menarik tangan Stella dan menyeretnya masuk ke kamar.

"Hai Wiliam apa yang sedang kau lakukan, bisakah jangan memaksa Stella seperti itu," kata Bella yang terkejut melihat perlakuan Wiliam kepada Stella.

"Maaf buk aku capek sekali aku harus menyuruh Stella memijit punggungku," jawabnya bohong lalu melanjutkan langkahnya menarik Stella.

Sampai dalam kamar Wiliam langsung menghempaskan tubuh Stella di kasur, membuat Stella terkejut sekaligus panik.

"Wiliam apa yang telah kau lakukan?," Tanya Stella panik.

Melihat kepanikan di wajah Stella, Wiliam tersenyum dia lalu menindih tubuh Stella,

"Jangan pura-pura bodoh Stella, bukankah ini yang selama ini kau inginkan, jadi sekarang aku akan memberikanmu," kata Wiliam di telinga setela sambil membuka jas dan baju kerjanya,

Setela semakin panik melihat Wiliam membuka bajunya.

"Wiliam, apa maksudmu?," Tanya Stella semakin panik, Tampa menjawab Wiliam langsung merobek pakaian Stella membuat Stella hanya memakai pakaian dalam, setelah itu Wiliam langsung mencium leher Stella, mengingat Wiliam tadi di kantor belum puas dengan kekasihnya maka dia pun berfikir menyiksa Stella sambil memuaskan nafsunya.

Setelah mereka berdua sudah tidak memakai sehelai benangpun di tubuhnya Wiliam Tampa harus pemanasan langsung memasuki stellla," ahhhhhkkkk.... sakit Wiliam hentikan,"teriak Stella kesakitan.

" Diam kamu, bukankah ini yang kamu inginkan," bentak Wiliam dan terus menerobos masuk ke dalam Stella yang masih sangat sempit, sampai Stella merasakan selangkangannya begitu sakit karna Hujaman-hujaman yang di lakukan Wiliam terhadap selangkangannya.

"Ini balasan yang aku berikan kepadamu karna mau menikah denganku, rasakan lah," ucap Wiliam Sabil terus menghujam tubuh Stella, membuat Stella mengeluarkan airmatanya karna kesakitan yang di berikan oleh Wiliam, penyiksaan ini tidak pernah di bayangkan olehnya, dia terus menangis di bawah tubuh Wiliam dia pun merasakan Wiliam terus membalikkan tubuhnya dan terus menyiksanya.

Sejaman lebih dia baru merasakan pergerakan Wiliam terhenti, tapi dia tidak berhenti henti menangis, dia sungguh terkejut atas penyiksaan yang dia rasakan, dia merangkul menghadap ke belakang sambil terus menangis, seluruh anggota tubuhnya terasa sakit begitupun dengan hatinya,

Dia tidak menyangka Wiliam akan sekejam ini kepadanya.

Pagi harinya Wiliam bangun dan melihat Stella masih tidur, dan melihat Stella memejamkan mata tapi sisa air matanya di pipinya tidak hilang, lalu Wiliam melangkah ke arah kamar mandi, tapi sebelum melangkah dia melihat banyak sekali bercakan darah di seprai tempat tidurnya, lalu dia tersenyum dan masuk ke kamar mandi,

Setelah mandi Wiliam langsung berangkat ke kantornya dia berharap sekali pulang nanti dia tidak melihat Stella lagi di rumahnya, dia berharap gadis itu pergi dan minta cerai darinya, membayangkan itu saja Wiliam jadi tersenyum.

Setelah sampai kantor dia memerintah sopir pribadinya, "pergi jemput Lina di apartemennya," perintahnya, lalu berjalan ke dalam kantornya.

Tidak sampai lima menit telpon Wiliam berdering,

"Halo ma?, Ada apa ma pagi sekali nelpon Wiliam?" Tanya Wiliam ke seberang sana.

"Wiliam Stella demam dia pingsan tadi pas turun dari tangga," jawab mamanya dari seberang sana, memberitahunya soal Stella.

" Ma suruh sopir aja membawanya ke rumah sakit, Wiliam lagi banyak kerjaan di kantor, yaudah ma Wiliam kerja dulu," katanya langsung mematikan telponnya, dia sungguh tidak peduli dengan ke adaan Stella dia justru senang mendengarnya, "hemm, jangan main main dengan ku Stella, kau akan lebih menderita dari itu", katanya tersenyum di depan dokumen dokumen yang akan di selesaikan ya.

Stella membuka matanya, dia melihat di sampingnya tidak ada Wiliam, lalu dia duduk tapi sakit dan nyri yang di rasakan di seluruh tubuhnya, dan dia jadi teringat penyiksaan yang dia alami tadi malam, dia menghapus air matanya dan membersihkan seprai yang kotor bekas bercak darah, dia berjalan sangat tertatih tatih karna semua anggota tubuhnya sakit dan pegal, tapi dia tidak menyerah terus berjalan sampauli semuanya terlihat rapi.

Lalu dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah mandi dia merasakan kepalanya yang sangat pusing, dia pun memegang pelipisnya tapi tetap terus berjalan ke arah pintu kamar untuk keluar tapi baru saja dia melangkahkan kakinya di tangga dia langsung merasakan penglihatannya buram dan "buuukk," dia terjatuh pingsan, Prisia yang kebetulan lewat sana melihatnya langsung berteriak "ibu,? Ibu?," Kakak jatuh," katanya memanggil ibunya, Bella yang mendengar teriakan itupun langsung berjalan kesana dan melihat, Stella tergeletak di atas tangga, lalu menelpon Wiliam.