Angin berhembus dengan tenang di siang hari itu, burung burung berterbangan di langit kota yang padat dengan penduduk. Hares melihat itu semua di balik kaca mobil yang membawanya.
"Benar benar membosankan... " Ucap Hares pelan.
Untuk sesaat dirinya mengingat kejadian dua hari lalu yang terasa seperti baru ia lakukan. Yaitu membunuh adiknya sendiri dengan alasan melanggar aturan keluarga.
Bahkan Hares masih, mengingat dengan jelas bagaimana dirinya membunuh adiknya dengan sebuah vas bunga.Dan saat itu ayahnya benar benar di buat marah dengan apa yang dilakukan Hares.
Tanpa berpikir panjang, Hares di kirim ke ibukota untuk di masukan di dalam rumah jiwa. Ya seperti itulah yang seharusnya terjadi. Tapi rencana itu harus berubah ketika, Hares menyadari bahwa ada yang aneh dengan petugas yang membawanya ke ibukota.
Pakaian mereka terlihat sangat terawat dan bahasa yang mereka gunakan sangatlah sopan. Lebih seperti seseorang yang sudah terlatih sejak lama, sayangnya ayah Hares tidak menyadari hal tersebut. Dan hanya Hares sendiri yang menyadari ke anehan tersebut.
Tidak terasa, Hares sudah melamun cukup lama.Hares kembali sadar ketika mobil yang di tumpangi nya berhenti.
'Sudah sampai kah?'
Pintu mobil terbuka dan Hares langsung keluar dari mobil dengan santainya. Cahaya matahari yang tiba-tiba langsung masuk ke matanya membuat penglihatannya sedikit terganggu.
Meski begitu Hares, masih dapat melihat sosok yang berdiri di depannya dengan tegak. Setelah beberapa saat penglihatannya akhirnya membaik dan Hares dapat melihat seseorang dengan pakaian militer berdiri di depannya.
Sontak pikiran Hares, langsung menyimpulkan semuanya menjadi sebuah dugaan. Bahwa dirinya akan di masukan ke dalam kemiliteran. Dugaan Hares langsung terbukti dengan ucapan Pria berseragam militer di depannya.
"Hares Cvanie, sekarang kau berada di Kamp militer Kekaisaran. Dari yang aku dengar, sepertinya kau sangat patuh dan tunduk pada aturan. "
"Ya, Pak. Menurut saya aturan adalah segalanya. Tidak peduli itu salah atau benar. Selama kita menjalankannya semua pasti baik baik saja, itu menurut saya Pak. "Ucap Hares, sambil memberikan penghormatan militer kepada pria di depannya.
Pria berseragam militer tersebut, sedikit terkejut dengan Hares yang mengetahui penghormatan ala militer di usia muda.'Sepertinya dia akan menjadi prajurit yang hebat'pikir Pria berseragam militer tersebut.
" Ekhm, turunkan. Tidak perlu hormat kepadaku diriku. Aku hanya instruktur di sini, aku juga yang melatih prajurit baru. Kau bisa memanggilku Pak Regna atau instruktur Regna. "
"Baik, Pak... "
Setelah menurutkan tangannya, Hares di ajak berkeliling ke sebuah bangunan besar yang menjadi Sekolah militer di ibukota. Regna awalnya tidak terlalu berharap kepada Hares setelah melihat gadis kecil yang terlihat penurut di bawa ke Sekolah militer.
Tapi setelah, melihat Hares langsung dan mengujinya dengan beberapa tes kecil seperti pernyataan tentang strategi atau tentang Kekaisaran. Jawab yang di berikan Hares membuat Regna sangat puas. Tidak hanya tes pernyataan, Hares juga langsung di tes dengan duel dengan seorang prajurit baru.
Hasilnya, meski sempat terpojok karena lawannya lebih tua darinya. Pada akhirnya Hares menang dengan merebut senjata api prajurit tersebut yang berada di pinggangnya dan menembakkan tanpa ragu ke arah kaki lawannya.
Duel tersebut langsung, membuat gempar di sekolah militer tersebut. Pasalnya Hares yang baru berumur 10th tanpa ragu menarik pelatuk senjata api ke manusia lainnya. Padahal beberapa dari Prajurit baru di sana masih banyak ragu ragu untuk menembak musuh mereka.
Satu bulan berlalu dengan cepat...
Hares sekarang menjadi wakil instruktur Regna.Hal tersebut tidak terlepas dari prestasi dan ketegasannya dalam bidang militer. Banyak dari prajurit baru yang awalnya meremehkannya dan tidak menganggapnya sebagai prajurit. Tapi sejak Hares tanpa ragu mematangkan lengan seorang prajurit karena menganggu jalannya latihan.
Bahkan Hares juga tidak segan menebak siapapun yang di anggapnya tidak berguna. Meski tidak menebak yang menyebabkan tewas di tempat. Tetap saja, untuk seorang-tidak untuk anak kecil berusia 10th itu terlalu mengerikan!
Hari ini, Hares berada di depan 20 orang prajurit baru yang baru mendaftar. Sebagian dari mereka adalah korban perang yang ikut wajib militer. Tapi Hares tidak memperdulikan latar belakang mereka.
Sosoknya yang kecil dengan rambut pirang membuat para prajurit baru mengalihkan pandangan mereka ke arah Hares.
"Siapa gadis kecil itu? "
"Apa dia tersesat? "
"Entah, mungkin dia tersesat. "
"Baiklah, semua sudah berkumpul disini. Pertama tama aku akan memperkenalkan diri.Aku adalah Wakil instruktur Regna, Hares. Karena instruktur Regna sedang ada keperluan. Maka kalian akan berada di bawah pengawasan ku."Ucap Hares dengan tegas, meski bagi prajurit baru terdengar saat lucu.
Maksudku siapa yang percaya gadis kecil di depan mereka wakil instruktur? itu seperti lelucon di medan perang. Benar benar buruk.
"Pfft, Hahaha gadis kecil ini pasti bercanda. Mana mungkin gadis seperti dia menjadi wakil instruktur? "
"Hahaha, kau benar sepertinya dia benar-benar terbesar di sini. "
Suara tawa para prajurit baru itu menarik perhatian semua orang yang berada di lapangan. Bagi prajurit 1 bulan lalu mungkin hal itu adalah hal yang lucu. Tapi setelah 1 bulan itu lelucon itu menjadi pemakaman mu sendiri!
Hares yang melihat, para prajurit baru itu tertawa dan meremehkan hanya diam dan menatapnya. Meski tidak semua prajurit baru itu tertawa, rasa kesal Hares benar-benar terpancing saat kata salah satu orang prajurit itu mengatakan sesuatu...
"Hahaha, Hei gadis kecil lebih baik kau pulang dan bersama ibu mu Hahaha jangan melanggar aturan dengan berjalan jalan sembarangan. Hahaha. "
Setelah mengatakan hal tersebut, prajurit lain juga ikut tertawa dengan cukup keras sampai mulai mengganggu prajurit lainnya.
"Baiklah, cukup. Aku pikir bisa memaafkan kalian karena kalian prajurit baru tapi kali ini aku salah... "
"Hahaha, apa yang dia ucapkan-"
Tanpa peringatan, suara ledakan peluru yang meluncur dari senjata api. Membuat suasana yang awalnya ramai dengan tawa menjadi diam. Para prajurit itu syok dengan apa yang mereka lihat sekarang. Prajurit baru tadi yang tertawa paling kencang sekarang sudah berbaring di tanah dengan, lubang kecil di kepalanya yang mengeluarkan darah.
Tidak sampai situ, sebuah teriakkan kini kembali membuat mereka sadar dengan apa yang terjadi. Salah satu dari mereka telah tewas. Dan sosok yang memegang senjata api hanya gadis kecil di depan mereka.
"Akan ku tegaskan. Seseorang atau prajurit baru di larang keras menganggu Ketertiban dalam Sekolah militer. Bagi yang melanggar, hukumannya adalah 10x kali di cambuk dan di arak keliling lapangan sebanyak 20x.Dan untuk... "
Untuk sesaat Hares menjeda perkataan dan berjalan pelan ke arah para prajurit baru di depan. Setelah sampai di depan mereka. Hares dengan cukup keras menedang kaki depan mereka sampai terdengar suara retak yang cukup nyaring.
"... Seseorang yang dengan sengaja memprovokasi instruktur. Sang instruktur di perbolehkan memberikan pukulan atau tembakan ke provokator. Apa kalian mengerti? " Ucap Hares menatap prajurit yang tersisa 2 orang mengalami patah kaki dan 1 tewas. Hal itu lebih dari cukup bahwa yang di ucapkan Hares bukan main main atau lelucon.
Mereka sekarang mengerti satu hal 'Iblis tidak mengenal umur baik anak anak atau gadis kecil bisa menjadi iblis itu sendiri! "