Chereads / Hares:War of World / Chapter 3 - Batalyon musuh

Chapter 3 - Batalyon musuh

Krone yang masih belum sadarkan diri, kini kesadarannya mulai kembali. Saat tersadar Krone masih merasakan sakit kepala yang luar biasa, seluruh tubuhnya juga seperti mati rasa.

"Dimana ini? bukannya aku di kamp militer terus... Ah ya musuh menyerang. Akghh"

"Lebih baik kau jangan terlalu banyak bergerak. "Ucap sebuah suara memperingati Krone yang mencoba bangkit dari posisi tidurnya.

Krone langsung melihat sumber suara tersebut,yang ternyata asal suara tersebut berasal dari gadis kecil berambut pirang yang mengenakan seragam militer. Gadis tersebut adalah Hares.

Setelah ketidak sadarnya Krone, Hares yang berada di dekatnya tidak langsung menolongnya begitu saja. Melainkan dirinya bersembunyi untuk sementara waktu di balik reruntuhan bangunan. Hal tersebut Hares lakukan untuk menghindari pasukan musuh.

Jika dirinya tidak bersembunyi, mungkin diri akan menjadi target pengeboman musuh. Setelah memastikan semua armada pesawat tempur musuh telah pergi.

Hares segera keluar dari persembunyiannya dan mendekati Krone. Meski tidak sadarkan diri, Krone masih memiliki sedikit keberuntungan di mana dirinya tidak mengalami atau mendapatkan bom tambahan dari serangan musuh.

Lalu bagaimana caranya, Hares memindahkan Krone? Sebenarnya bukan memindahkan lebih tepatnya menyeretnya. Benar Hares benar-benar menyeret Krone dengan santai seperti menyeret kantung beras, dan hasilnya terdapat luka di punggung Krone.

Beruntung, Hares tidak perlu menyeret tubuh Krone sampai ke markas terdekat bagian Barat. Karena jarak markas terdekat saja 30 kilometer. Hares membawa tubuh ke Krone ke sebuah bangunan yang masih berdiri kokoh, meski sebagian hancur.

"Instruktur Hares? bagaimana bisa? tapi bukannya-"

"Diam,itu tidak penting yang terpenting adalah kondisi kita disini.Menurut pendapatku hanya kita berdua yang selamat. "

"Apa! hanya kita berdua? "

"Ya, kita harus tetap bertahan di sini sampai perintah selanjutnya. Sejujurnya ini tidak sesuai rencana para petinggi. "

"Tapi bukannya lebih baik, kita ke markas terdekat? untuk mendapatkan bantuan. "

Ucapan dari Krone membuat Hares menatapnya dengan tajam, meski apa yang dia katakan benar untuk sebagian orang. Tapi sebagain itu tidak termasuk Hares!

"Apa kau pikir hanya kita yang di serang? "

Ucapan Hares membuat Krone kembali memikirkan sesuatu.Mulai dari jumlah armada terbang hingga waktu penyerangan. 'Jangan bilang.. '

Seperti dapat membaca pikiran Krone, Hares langsung mengucapkan sesuatu yang membuat Krone terdiam.

"Benar, seharusnya kondisi bagian barat juga tidak terlalu baik. Di jika di lihat dari armada terbang mereka yang mereka gunakan. Jelas itu armada terbang untuk pertempuran cepat... "

"... Untuk kembali kembali ke markas pusat juga mustahil. Semua jalur pasti sudah di amankan oleh pihak musuh, lagi pula mundur saat perang terjadi itu melanggar aturan. "Ucap Hares menekankan kata melanggar aturan.

Krone sendiri bisa merasakan dengan jelas tekanan tersebut, apalagi dirinya juga langsung mengingat tentang kabar burung yang menjelaskan bahwa Hares saat mematuhi aturan yang ada! bahwa Hares di kabarkan tidak segan membunuh atau melukai siapapun yang melanggar aturan yang ada.

Dengan susah payah, Krone menayangkan bagaimana seharusnya mereka lakukan.

"Lalu, sekarang kita gimana? kita tidak melakukan apa apa. "

"Kata siapa, kita tidak bisa melakukan apa apa? coba lihat keluar jendela. "Ucap Hares.

Meski ragu, Krone tetap menghampiri sebuah jendela ruangan. Saat melihat keluar Krone di buat terkejut dengan apa yang ia lihat puluhan prajurit Republik kini berada di luar sana.

Jika di lihat lebih baik, jumlah mereka seperti 2 batalyon. 'Pasukan republik! mustahil! melewati mereka dengan jumlah seperti itu..'

Meski, jumlah mereka terpencar menjadi kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang, tetap saja jumlah mereka terlalu banyak.

Krone melihat ke arah Hares yang entah sejak kapan diri-Nya sudah berganti baju dengan sebuah baju lusuh dan terlihat kotor.

"Apa yang kau lakukan? " Ucap Krone bingung.

Untuk sesaat, Hares menatapnya dan kembali sibuk ke aktivitas seperti menyembunyikan pisau dan senjata api kecil di balik bajunya.

"Tunggu disini dan lihatlah... "

Setelah mengucapkan hal tersebut, Hares keluar dari bangunan dan menghampiri Prajurit Republik yang tengah berpencar. Krone yang melihat Hares keluar menjadi bingung dengan apa yang akan di lakukan Hares. 'Apa dia berencana menyerahkan diri? 'Pikir Krone saat melihat Hares kini mendekati dua orang prajurit Kekaisaran yang berada di luar.

Di luar, suasana mendung menjadi tanda akan turun hujan lebat. Tapi beberapa prajurit Republik masih tetap melakukan penelusuran sisa sisa prajurit musuh mereka yaitu Kekaisaran.

"Hei Fras, bukannya ini konyol? kenapa kita yang di tugaskan seperti ini." Keluh prajurit Republik kepada rekannya.

"Berhenti mengeluh, Brien. Tugas kita hanya memastikan bahwa tidak ada prajurit Kekaisaran yang selamat. "Jawab Fras, menanggapi keluhan rekannya Brien.

Saat sedang melakukan penelusuran, Fras dan Brien melihat sesuatu yang menarik perhatian. Yaitu mereka melihat seorang tubuh yang terlihat seperti gadis kecil tergeletak di samping reruntuhan bangunan.

" Ada penduduk kota! cepat bantu dia."Ucap Brien yang langsung menghampiri gadis kecil tersebut. Sementara, Fras mengikutinya sambil mengawasi sekitar.

Brien, segera memberikan pertolongan ke pada gadis kecil tersebut.Sampai gadis tersebut akhirnya sadar dengan membuka mata secara perlahan.

"Akghh, s-iapa kalian. Aaaa, tolong ampuni aku."

Saat gadis kecil tersebut telah sadar, gadia kecil tersebut berteriak ketakutan seperti melihat sesuatu yang mengerikan. Brien mencoba menenangkannya dengan cara menyanyikan lagu dari desa halamannya.

'Hei~ Hei~ Gadis kecil~ janganlah kau bersedih~ kupu kupu indah kini menari nari~ Hei~ Hei~ Gadis kecil~'

Gadis kecil tersebut akhirnya, berhenti berteriak ketakutan dan bisa tenang.

"Bagus, ngomong ngomong siapa namamu? " Ucap Brien bertanya ke gadis kecil tersebut.

"Namaku Hares... "

Ya, gadis kecil tersebut adalah Hares yang tengah menyamar dan melakukan drama. Krone yang melihat sedari tadi dari balik jendela bangunan di buat tercengang dengan betapa naturalnya, Hares melakukan drama.

"Hares, ya . Kalau begitu Hares bisa memanggil kakak. Kakak Brien."

"B-aik Kak Brien... "

"Nah, begitu. Hei Fras bagaimana jika kita bawah dia ke markas? "Ucap Brien ke Fras yang sedari tadi mengawasi sekitar dengan waspada.

" Hmm, tidak bisa. Membawanya terlalu berisiko. Terlebih lagi dia dari daerah Kekaisaran. "Ucapan Fras membuat Brien terkejut dan kesal pada rekannya itu.

"Apa kau gila Fras?! meski dia dari Kekaisaran tapi dia tetap gadis kecil! "

"Sudah aku bilang terlalu beresiko! "

"Tch, ini kenapa kau tidak bisa menyelamatkan Nie pada waktu itu. "

Ucapan dari Brien, membuat Fras yang sedari tadi terlihat tenang kini terpancing emosi nya.

"Diam kau, kau tidak tau apa apa sialan! Nie mati karena pasukan Kekaisaran yang kejam! "

"Dasar bodoh! itu salah mu sendiri! andai saja kau tidak meninggalkannya seperti pengecut! Nie pasti masih hidup! Berhentilah menyalahkan orang lain atas kesalahan dan kebodohan mu sendiri! "

"Sudah cukup!sepertinya kau memang harus di beri pelajaran!"

Pada akhirnya mereka membuat senjata api mereka dan saling bertarung dengan tangan kosong.Sampai mereka tidak menyadari apa yang mereka lakukan adalah lelucon yang membunuh mereka sendiri!

Pada akhirnya, Brien memenangkan perkelahian tersebut dengan membuat Fras babak belur. Tapi kondisinya sendiri juga sama payahnya. Luka di mana mana dan pakaian sangat kotor.

"Hahh Hahhh, Dasar pengecut cuih. Mulut mu saja yang besar sialan-"

Ucapan Brien tidak bisa selesai akibat sebuah pisau yang menusuk lehernya dari arah belakang. Fras yang baru menyadari apa yang terjadi juga terkejut tapi sayangnya hak itu sudah terlambat saat dirinya menyadari bahwa terdapat lubang kecil di dada sebelah kiri.

"Ukhhg, k-au... Kekaisaran br-engsek!"

Ucap Fras sebelum menghembuskan napas terakhirnya.Hares yang kini membawa pisau dan senjata api di tangannya menatap datar ke arah mayat Fras.

"Lelucon yang buruk... "Ucap Hares dengan datar.