Chereads / Bunga Kertas / Chapter 21 - Pertempuran Penentu

Chapter 21 - Pertempuran Penentu

Tiga orang yang tiba - tiba datang paling depan usia paling tua kakek - kakek rambut panjang berwarna abu - abu karena uban dan rambut warna hitam yang seimbang menciptakan warna abu- abu dengan jenggot panjang tanpa kumis, badan kurus, tinggi dengan kantung mata hitam raut wajah misterius mengenakan celana hitam baju panjang sampai lutut warna hitam lengan panjang hanya memperlihatkan tangannya yang sudah keriput dan tangan satunya membawa tongkat kayu dipernis halus dan mengkilat berbentuk ular dengan kepala ular cobra mulut terbuka dengan taring yang tajam, di kepala ular diletakkan batu merah pada mata ular yang mengkilap. Dibelakangnya ada pria dengan penampilan rapi, rambut tertata rapi dan klimis, menggunakan pakaian resmi usia sekitar empat puluh akhir dengan raut muka yang terlihat arogan dan sombong tatapan mata yang merendahkan. Disampingnya berdiri wanita langsing tinggi cantik rambut panjang hitam terawat yang digerai, wajah flawless yang terawat, pakaian yang elegan dan tak terbuka namun mempunyai tatapan yang dingin.

Saat mereka bertiga datang udara diruangan meeting menjadi dingin dan seakan oksigen tersedot Nia merasakan tidak bisa bernafas. Nia melihat Andra dan Pak Steven sedang melakukan perlawanan dengan kekuatan mereka bertiga. Andra kelihatan kewalahan melawan kekuatan mereka bertiga, Nia langsung menyentuh tangan Andra dan tangan kirinya menyentuh kepala Pak Rizal yang didepannya.

Nia mentransfer semua kekuatan yang dilawan oleh Andra pada Pak Rizal. Jeritan Pak Rizal menghentikan mereka bertiga melakukan serangan. Saat kekuatan mereka melewati tubuh Nia, Nia merasakan kekuatan kakek tua mengirimkan kutukan, pria dibelakangnya memanipulasi pikiran dan wanita menyerap kekuatan ketika kekuatan mereka digabungkan korban akan kehilangan akal, tubuh seperti diserang beribu pisau yang menusuk dan menyayat tubuhmu namun kau tak bisa melawan karena energi tubuhmu sudah diserap. Sungguh gabungan kekuatan yang sempurna yang bisa langsung membunuh musuhnya tanpa berbelaskasih.

Untuk orang yang mempunyai kekuatan, ketika diserang gabungan seperti itu kita bisa menahan sesaat sesuai dengan kekuatan kita. Saat menerima tiga kekuatan tersebut Nia melihat gambaran orang tua nya melawan kekuatan ini juga, karena tidak seimbang kekuatan maka kedua orangtuanya tidak bisa melawan.

Kemarahan dan keputusasaan melihat keduaorangtuanya saat kematian melawan mereka membuat Nia tidak bisa mengontrol kekuatannya yang seakan memberontak ingin menyerang mereka bertiga dan tanpa sadar Nia menyerang mereka bertiga tangan kanan Nia dipegang oleh Andra dan Pak Steven.

Serangan Nia membuat tiga orang lawannya mundur lima meteran dan kemudian mereka memuntahkan darah dari mulutnya.

" kau putri dari angela " kata kakek

" iya, dan inilah saatnya kau merasakan apa yang kau lakukan pada orangtuaku " jawab Nia dengan emosi dan melakukan serangan lagi yang membuat mereka terkapar jatuh ke lantai. Namun mereka dapat bangkit dan kemudian menyerang kembali dengan kekuatan penuh.

" kau tidak tau cerita dibalik kejadian ini putri angela " kata kakek

" kalau kau mau tau tanyakan pada Steven dia yang seharusnya bertanggung jawab atas kematian kedua orangtuamu " kata kakek yang membuat Nia terkejut.

" apa kau masih pengecut dan tidak mengakui kesalahanmu Steven " kata kakek tersebut pada Pak Steven

" Nia, fokuslah pada tujuanmu " kata Andra dengan menggenggam tanganku dengan erat.

" kau tahu apa yang kau lakukan " kata Andra

Nia merasakan energinya seperti diambil. Andra juga kelihatan kewalahan begitu juga Pak Steven.

Nia merasakan kegelapan yang pekat ditempatnya berdiri seperti tidak ada harapan dan Nia juga tidak punya tenaga untuk melawan saat dia mulai jatuh kedalam kegelapan yang lebih pekat dengan tubuhnya seperti tersayat - sayat oleh pisau.

Dalam keputusasaan, kegelapan dan kesakitan Nia mendengar suara Dek Dharma lemah memanggil namanya " Mba Nia, bangun Mba.....Mba....."