Chereads / Crazy Deal / Chapter 12 - Iced Café Latte

Chapter 12 - Iced Café Latte

Bona membuka pintu ruangan Jiho dengan hati-hati. Perasaan nya menjadi tidak enak saat Jiho melihatnya dengan senyuman manis terpasang di wajah tampannya. Ia pun membalas senyuman Jiho dengan memberi salam yang canggung.

"Kau sudah tahu dimana pantry sekretariat kan?" Tanya Jiho seraya melepaskan kacamata baca yang ia pakai. Bona tertegun melihat kejadian itu, entah mengapa satu kata terlintas di otak nya yaitu sexy. Ia tidak pernah tahu kalau melepaskan kacamata saja pria dapat terlihat se sexy itu atau karena pria itu adalah Jiho, entahlah. Bona menganggukan kepalanya pelan.

"Tolong siapkan makanan kecil untuk ku sekarang." Mendengar Jiho berbicara kepadanya dengan nada bicara agak di sombongkan membuat Bona kesal.

"Baiklah, permisi pak" ucap Bona dengan sedikit sinis lalu pergi keluar. Ia melihat Eunho berjalan masuk kedalam ruang sekretariat sepertinya ia baru selesai makan siang. Bona berjalan mendekati Eunho yang baru saja duduk di mejanya.

"Eunho.. maaf mengganggu mu. aku ingin bertanya untuk makanan kecil wakil direktur, apa saja yang harus aku siapkan?"

"Huh? Makanan kecil? Ahh! sini aku jelaskan" Eunho beranjak dari tempatnya ke arah pantry di ujung ruangan sekretariat. Ia membuka pintu pantry terlihat ruangan itu tidak terlalu besar. Di dalamnya terdapat lemari cabinet berwarna hitam, satu kulkas dan microwave.

Eunho membuka salah satu cabinet terlihat tempat itu di penuhi dengan wafer, cookies dan makanan manis lainnya.

"Kau bisa mengambil beberapa jenis makanan kecil disini dan menaruhnya di piring. Biasanya Jiho akan makan semua yang ada di sini tapi pastikan jenisnya 3-4 yang berbeda saat kau membawakan untuknya."

Eunho menutup cabinet pertama lalu membuka kabinet kedua dari 4 kabinet di tempat itu.

"Jiho jarang sekali minum teh tapi kalau ia meminta untuk di seduhkan teh, kau bisa mengambilnya dari sini lalu untuk kabinet ke 3 adalah pot untuk menyeduh teh dan kabinet paling ujung di sana itu untuk kita. Jadi kalau kau bebas ingin minum atau makan semua yang ada di kabinet itu."

Bona mengangguk mendengarkan penjelasan darinya. Eunho melanjutkan penjelasannya dengan membuka kulkas di ruangan itu.

"Di dalam kulkas ini kau bisa memasukan barang mu dengan di beri label nama agar tidak tertukar. Kau lihat kopi di botol ini?" Eunho menunjuk kopi yang tersusun rapih di rak paling atas kulkas itu.

"Kopi ini tidak boleh kau minum karena ini khusus di pesan untuk Jiho tapi sisanya kau bisa memakannya. Kalau kau lihat beberapa sudah kosong, kau bisa bilang kepada ku nanti akan aku pesan lagi. Nah sekarang ada pertanyaan?" Ucap Eunho menyenderkan tubuhnya di cabinet dan mengibaskan tangannya.

"Pada pukul berapa biasanya aku harus menyiap kan ini?" Eunho terdiam sejenak lalu melihat jam tangan yang terpajang di tangan kirinya.

"Hmm… setelah makan siang kau sudah bisa siapkan karena biasanya Jiho akan meminta makanan kecil sekitar 30 sampai satu jam setelah makan siang." Bona mengangguk mendengar penjelasan dari eunho.

Setelah itu ia mulai menyiapkan sesuai apa yang dijelaskan oleh Eunho dan berjalan masuk ke ruangan Jiho dengan mengetuk pintu terlebih dahulu.

Jiho yang melihat Bona masuk dengan membawa nampan berisikan makanan kecilnya pun tersenyum dan menutup berkas yang sedang ia baca. Bona menaruh piring dan minuman yang ia bawa di atas meja Jiho lalu beranjak pergi tapi namanya dipanggil oleh Jiho.

"Sekretaris Lee. Hari ini aku tidak ingin minum kopi ini. Di hari yang cerah ini sepertinya enak untuk minum iced café latte. Benarkan ?" ucap Jiho seraya melihat ke jendela. Bona yang melihat itu berusaha menunjukkan senyum formalnya.

"Akan saya belikan iced café latte sekarang, permisi pak" Bona pergi meninggalkan Jiho yang tersenyum lebar di ruangannya. Ia benar-benar bahagia bisa membalaskan dendamnya kepada Bona.

Bona membawakan iced café latte yang ia beli di lobby café lalu membawanya masuk ke ruangan Jiho. Jiho yang hampir tertidur di kursi kerjanya, terlonjak bangun karena mendengar ketukan di pintu ruangannya. Ia melihat Bona yang membawa iced café latte pesanannya. Disaat itu ia mendapatkan ide brilliant.

"Kau tidak pindahkan ke gelas kopinya?" Langkah Bona terhenti mendengar ucapan Jiho dengan melihat ke arah cangkir plastik yang ia pegang.

"Baik akan saya ganti ke gelas pak" Bona memutar badannya dan mengganti cangkir plastik dengan gelas, setelah itu ia memberikannya kepadanya Jiho.

Jiho melihat gelas itu dengan senyum puas. Ia meminum seteguk dari iced café latte yang di berikan oleh Bona dan menatap Bona dengan kesal.

"Kenapa kopi ini pahit sekali? kau tidak menambah kan gula di sini?" Protes Jiho. Setelah itu Bona mengambil kopi Jiho dan membawanya ke pantry. Untung nya di pantry itu terdapat beberapa syrup dengan rasa vanilla, caramel dan hazelnut jadi ia tidak harus kembali ke lobby lagi.

Bona masuk dengan kopi yang sudah di tambah dengan syrup vanilla. Namun lagi-lagi Jiho protes dengan mengatakan ia ingin café latte dengan syrup caramel. Akhirnya mau tidak mau Bona kembali lagi ke lobby café untuk memesan caramel latte karena kopi yang tadi sudah tidak bisa dipakai.

'Aish! Merepotkan sekali. Kalau ia mau caramel syrup harusnya dari tadi ia minta caramel latte, kenapa malah membuat ku bolak balik seperti ini ' Gerutu Bona seraya membawa kopi yang baru ia pesan. Sebelum memberikan nya kepada Jiho ia tidak lupa memindahkan kopi yang ia bawa ke dalam gelas.

Bona berdiri di depan meja Jiho untuk menunggu pendapat Jiho agar ia tidak bolak-balik di panggil oleh atasannya yang menyebalkan itu. Kali ini ia percaya diri kalau Jiho tidak akan protes lagi tapi saat Jiho meminum kopi yang ia bawa alisnya kembali mengerut. 'Apa lagi sih?' Batin Bona kesal dalam hatinya tapi ia tetap mencoba memasang senyum palsu di wajahnya.

Jiho mengangkat gelasnya dan menatap kopi itu dengan cermat lalu melihat kearah Bona.

"Ini kopi kan? Kenapa tidak ada rasa kopi sama sekali di gelas ini?" Bona menatapnya dengan bingung.

"Kau memesan iced café latte kan? Atau kau memesan caramel latte?"

"Aku memesan caramel latte.."

"Tapi kau tidak menambah expresso shot di sini? Kalau begitu ini sama saja dengan susu caramel. Di cafe bawah kan lattenya harus di tambah expresso shot kalau mau ada kopinya. Sana beli ulang. "

Bona keluar dengan menghentakan kakinya kesal. Ia menoleh ke arah ruangan Jiho yang tertutup dengan tatapan sinis dan mengepalkan tangannya seakan-akan ingin memukul orang itu. 'Benar-benar! kenapa sih dengan orang itu! Dia pasti balas dendam kepada ku! Apa aku kerjain balik? Ah tapi jangan dia atasanmu Bona dan kau baru hari pertama bekerja disini. Kau harus sabar Bona.' Ia menarik nafas panjang dan menghembuskan nafasnya dengan kesal mencoba menenangkan diri nya serta beranjak pergi ke bawah untuk ke sekian kalinya.

Jiho tertawa terbahak-bahak tidak lama setelah Bona keluar dari ruangannya. Rasanya perutnya sampai sakit karena terlalu banyak minum kopi hari ini tapi ia puas melihat Bona yang kesal lewat cctv di komputernya. Ini adalah hal yang paling seru dari apa pun yang ia lakukan tahun ini dan ia sangat menikmati penderitaan Bona setiap menit, detiknya.

Jiho masih berfikir keras bagaimana selanjutnya harus menjahili Bona sampai tiba-tiba ada notifikasi masuk dari emailnya. Dengan masih tertawa ia membuka email nya dan ekspresinya langsung berubah 180 derajat saat melihat alamat pengirim email itu.

Wajah Jiho menjadi pucat melihat nama itu. Keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Tangan kanannya yang memegang mouse komputer sampai bergetar hebat. Ia mengarahkan mouse computer nya ke tanda yang menunjukan kata hapus tapi ia tidak bisa membawa diri untuk menghapus pesan yang masuk itu.

Lamunannya tersadar saat Bona masuk ke dalam ruangannya membawakan gelas kopi ke sekian untuknya. Jiho yang terkejut langsung menghapus pesan itu dan menutup komputernya menimbulkan bunyi yang tak! Yang keras.

Hampir saja gelas yang Bona bawa menumpahkan isinya karena mendengar bunyi yang cukup keras itu. Ia menaruh gelas iced coffee yang ia bawa di depan Jiho dan menatap pria itu aneh karena wajahnya menjadi putih pucat.

"Ini kopinya"

"Ah terima kasih. Kau bisa keluar sekarang." Ucap Jiho dengan suara bernada dingin. Bona semakin bingung akan perubahan Jiho yang drastis ini.

"Apa kau baik-baik saja? Wajah mu terlihat pucat"

"Silahkan keluar, tugas mu sudah selesai disini" Jiho langsung menarik tangan Bona dan menyeretnya keluar. Bona hanya terdiam bingung didepan ruangan Jiho dan berjalan kembali ke ruangannya.

Jiho terduduk dengan kedua tangan yang bergetar menangkup wajahnya. 'Tidak..tidak mungkin. Tenang Jiho itu tidak mungkin.' Batin Jiho berusaha menenangkan diri nya sendiri.

Ia mengambil handphone nya lalu menghubungi salah satu nomor di kontaknya. Terdengar bahwa nomor yang ia hubungi tidak dalam keadaan aktif. Jiho berjalan kearah sofa di ruangannya lalu membaringkan dirinya, sepertinya ia butuh waktu untuk menenangkan diri nya sendiri.

Setelah bekerja seharian akhirnya Bona bisa duduk di kursinya. Ia mengelap keringat dengan tissue lalu melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 6 sore, ia merasa waktu berlalu dengan sangat cepat dari pada biasanya.

Eunho yang duduk di meja seberangnya juga tampak meregangkan tubuh nya yang mengeluarkan suara pletak.. pletak… Bona melihat nya dengan senyuman. 'Sepertinya ia juga lelah. Memang hari ini agak sibuk sih.' Eunho yang merasa diperhatikan pun melihat ke arah Bona.

"Kalau pekerjaanmu sudah selesai kau pulang saja. Waktu juga sudah menunjukan jam 6 sore karena ini hari pertama mu masuk, aku akan berikan pulang lebih awal hahaha."

"Bonus hari pertama? Hahaha. Kau tidak pulang juga ? "

"Aku ju-' Ada sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Eunho. Seakan mengerti Bona terdiam dan memasukan barangnya ke dalam tas yang ia bawa.

Tiba-tiba Eunho mematikan komputernya dan memasukan barangnya asal ke dalam tas secara terburu-buru.

"Bona kau pulang saja. Maaf aku duluan ya." Eunho berlari keluar meninggalkan Bona sendiri yang bahkan tidak sempat membalas ucapannya.

Bona mematikan lampu dan berjalan ke arah halte bus yang ia gunakan tadi pagi. Ia duduk di kursi halte seraya menunggu bus nya datang. Tanpa ia sadari ada seseorang berjalan mendekati Bona yang sedang fokus dengan handphonenya.

# Kira-kira siapa ya orang yang berjalan mendekati Bona ? tulis di kolom comment ya!