Hilda menatap dinding kamarnya dengan putus asa. Pikirannya hampir tidak bergerak dan dia tidak bisa menemukan kata-kata yang cocok untuk menghentikan ibunya memasuki kamarnya.
Jika dia tahu ini akan terjadi, maka dia tidak akan menanggapi ibunya sebelumnya. Setidaknya dia bisa berpura-pura tidur. Itu bisa memberinya waktu untuk memberi peringatan pada Lucas.
Hilda mengikuti di belakang ibunya, bahkan tidak berani bernafas terlalu keras. Akhirnya, ketika ibunya mendekati balkon untuk menutup jendela, dia baru berani membuka matanya. Ibunya berulang kali memeriksa bahwa tidak ada orang lain di kamarnya sebelum akhirnya dia santai.
Untungnya, Lucas jauh lebih waspada daripada dirinya.