Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Because of Love

Vaclavera
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.2k
Views
Synopsis
“Aku memahami sikapmu yang seperti itu karena aku yang selalu menemanimu, tetapi sekarang.. lepaskan aku." - Acacia Damia Sherianne. “Jawabanku akan selalu sama, Cia. Tidak." - Vaclav Arion Sebastian. --- Acacia adalah seorang gadis cantik dan lemah lembut, dia selalu menemani Vaclav yang merupakan sahabatnya dari kecil. Seiring berjalannya waktu, perlakuan Vaclav kepada Acacia semakin berbeda. Semua dimulai setelah «kejadian» itu terjadi, Vaclav tidak ingin berpisah dengannya. Acacia melakukan segala cara agar Vaclav membencinya, tetapi Vaclav selalu menanggapinya dengan lembut dan tidak pernah marah. Perlakuan lembut Vaclav membuat pertahanannya hancur. Bisakah dirinya tidak jatuh cinta kepadanya? Pada saat telah menetapkan hati, tanpa sengaja Acacia masuk ke kamar yang selalu dikunci oleh Vaclav dan melihay Vaclav melakukan «sesuatu» kepada orang yang mencoba dekat dengan Acacia. Seolah takut Acacia akan direbut darinya. Bagaimana nasib Acacia selanjutnya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Acacia dan Vaclav

Acacia menghela nafas, "Vaclav, menjauhlah dariku sebentar.. aku ingin bergerak bebas saat bermain piano. Jika kamu memelukku seperti ini, bagaimana aku bisa memainkannya?"

Vaclav tersenyum ringan, sambil menatap lembut Acacia yang berada dalam pelukannya, "Bermainlah dengan posisi ini, aku menyukainya."

Acacia mendorong tubuh Vaclav sekuat tenaga, tetapi percuma tubuhnya sama sekali tidak bergerak. Padahal saat kecil, Acacia yang lebih tinggi. Sekarang kenapa badannya jadi lebih tinggi darinya dan kokoh seperti dinding begini? Lelah. Acacia akhirnya menyerah, dia menyamankan posisinya dalam pelukan Vaclav. Keheningan menemani keduanya. Suara detak jantung Vaclav, membuat Acacia akhirnya terlelap.

Vaclav tersenyum kecil melihat itu, kemudian dia mengangkat tubuh Acacia dan berjalan menuju kamarnya. Vaclav meletakkan tubuh Acacia dengan lembut dikasur, dan ikut berbaring disebelahnya sambil memeluk erat Acacia.

Vaclav menatap Acacia yang berada dalam pelukannya, jika ada orang yang melihat tatapannya.. orang tersebut tidak akan tau apa makna dibalik tatapan itu. Itu bukan tatapan lembut, tetapi bukan tatapan sinis juga. Bagaimana cara mendeskripsikannya? Tatapan biasa, tidak akan sedalam itu. Vaclav tidak akan pernah menunjukkan emosi dan sisi lembutnya kepada siapapun, kecuali Acacia. Jadi, wajar jika orang bilang Vaclav tidak akan bisa dibaca tanpa ada Acacia disampingnya.

Setelah menatap Acacia cukup lama, Vaclav mengecup dahi Acacia, "Sleep tight."

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu itu membuat Vaclav mengernyitkan dahinya tidak suka, Acacia baru saja tertidur. Dia menatap tajam orang yang membuka pintu dan memasuki ruangan itu, siapa lagi kalau bukan kepala pelayan rumahnya?

Leuco membungkuk sedikit, dan menaruh lengan kanannya pada dada kirinya. Sikap sempurna pelayan menyapa Tuannya, "Tuan muda.. orangtua anda sudah kembali, mereka sedang berada di ruang tamu. Apakah Tuan muda akan menemui mereka?"

Mendengar itu, tatapan dan sikap Vaclav langsung berubah. Dia meninggalkan kasur secara perlahan, takut membuat Acacia terbangun. Setelah berhasil, dia berjalan mendekati Leuco, "Jangan biarkan siapapun naik ke lantai dua, dan.. Jangan buat Acacia terbangun."

Leuco menelan ludahnya, mendengarkan nada bicara dan tatapan Tuan mudanya yang dingin. Intimidasi yang kuat, begitu terasa saat mengucapkan kalimat paling akhir yang menekankan jangan membuat Nona Acacia terbangun, "Baik, Tuan."

Setelah mendengar jawaban yang diinginkan, Vaclav pergi meninggalkan Leuco menuju ruang tamu.

"Vaclav, kamu sudah kelas dua SMA sekarang. Kamu tidak bisa sekamar dengan Acacia terus. Orang tua Acacia memang sudah tidak ada, tapi kami menggantikan mereka untuk merawatnya juga."

Vaclav menatap Ibunya tajam, "Aku tau kalian tidak punya cukup banyak waktu untukku, karena memimpin perusahaan. Perusahaan kalian dan orang tua Acacia adalah perusahaan gabungan yang menjadi salah satu perusahan besar di dunia sekarang, aku mengerti jadwal terbang kalian yang tinggi. Jadi, tetaplah seperti biasanya yang bersikap seolah aku tidak ada."

Mendengar jawaban itu membuat ayahnya marah, "Vaclav! Jaga ucapanmu didepan Ibumu."

Vaclav menghela nafas menahan emosinya, "Aku sudah mencoba bersikap selembut mungkin, dari kecil yang menemaniku hanya Acacia. Bagaimana mungkin kalian menyuruhku untuk berpisah dengannya saat ini?"

Ibunya meraih tangan Vaclav lembut, "Ibu bilang kamu tidak bisa sekamar dengannya, bukan menyuruhmu berpisah dengannya. Acacia hanya berpindah ke kamar disebelah kamarmu. Jadilah anak baik ya, seperti dulu yang selalu menuruti apa kata Ibu, Ok?"

Vaclav menggertakan giginya dan melepaskan tangan Ibunya, bagaimana bisa mereka meminta dia untuk berpisah dengan Acacia?, "Apa yang akan aku dapatkan dengan menuruti perkataan Ibu? Sejak kapan Ibu peduli kepadaku? Jangan pernah mencoba memisahkanku dengan Acacia! Sudahlah, ini sudah Malam. Sebaiknya kalian kembali."

Vaclav membunyikan lonceng kecil. Tepat setelah suara lonceng itu berbunyi, Leuco datang, "Mari Tuan dan Nyonya, saya antar."

Melihat Vaclav yang mengusir mereka secara halus membuat mereka tidak punya pilihan lain, benar ini adalah salah mereka. Mereka tidak bisa menyalahkan Vaclav. Ayahnya menghela nafas, Vaclav tidak mendengarkan apa yang dikatakan mereka lagi, merekapun pada malam itu akhirnya pulang dengan diantar oleh Leuco ke pintu depan.

 ---

Setelah kepergian kedua orangtuanya, Vaclav mencoba mengendalikan emosinya. Dia tidak bisa menahan emosinya, begitu tau ada orang yang mencoba memisahkannya dengan Acacia. Tidak, sekalipun itu orangtuanya sendiri yang bahkan sebelumnya tidak pernah peduli kepadanya.

Pada akhirnya, Vaclav tetap tidak bisa menahannya. Dia membanting segala sesuatu yang berada disekitarnya. Membayangkan Acacia tidak ada disisinya membuatnya gila.

- To Be Continued -