Acacia dan Vaclav bertatapan cukup lama, sampai akhirnya Acacia yang mengalihkan pandangannya terlebih dahulu dan melihat kaki Vaclav.
Acacia mengernyit dahinya saat melihat luka itu, "Kau terluka, aku akan mengobatimu."
Vaclav menatap Acacia yang telah lepas dari pelukannya dan sekarang sedang sibuk mengoleskan obat untuk kakinya, yang sebetulnya tidak perlu diobati menurutnya. Itu hanya sebuah goresan kecil. Dia menghela nafas, entah Acacia yang memang tidak ingin memberi jawaban, atau memang tidak peka sama sekali?
Acacia menatap Vaclav setelah selesai mengobati lukanya, "Kau sudah berjanji kepadaku, awas saja kalau sampai seperti ini lagi. Lain kali bukan hanya tidak boleh menyentuhku, aku juga akan menghilang dari hadapanmu."
Vaclav langsung menarik Acacia kembali ke pelukannya setelah mendengar kata -Menghilang-, dia langsung membenamkan wajahnya pada leher Acacia.
"Kamu tidak akan kemanapun, Cia. Kamu akan selalu bersamaku, aku akan memenuhi janjiku."
Vaclav mengangkat Acacia yang berada dalam pelukannya, dan membawanya kembali ke kamar mereka. Sikap Vaclav tidak perlu ditanyakan lagi apabila menyangkut Acacia, pasti akan selalu lembut. Benar-benar seperti gentleman.
Setelah membaringkan Acacia, Vaclav ikut naik ke atas kasur dan berbaring disebelahnya. Acacia secara otomatis akan dibawanya ke dalam pelukannya. Jika tidak ada Acacia dalam pelukannya, setelah Vaclav terbangun dia akan langsung mencari ke seluruh rumah. Selain itu, apabila tidak ada Acacia dalam pelukannya.. dia akan selalu bermimpi buruk.
Acacia sendiri yang sudah terbiasa, menyamankan diri dalam pelukan Vaclav. Tak lama kemudian, dia tertidur. Ratu tidur adalah julukan yang pas untuk mengambarkan Acacia. Apabila dia sudah merasa nyaman, dia akan cepat tertidur dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun posisinya. Bahkan selama dia merasa tempat duduknya nyaman, dia bisa tidur ditempat duduk.
Vaclav tersenyum melihat kebiasaan Acacia yang cepat sekali tertidur apabila sudah nyaman, "Kamu tidak akan pernah bisa lepas dariku, Cia."
Saat mengatakan itu, tatapan Vaclav berubah dan suaranya menjadi lebih berat daripada biasanya. Tubuhnya pun ikut merespons, dia otomatis mengeratkan pelukannya pada pinggang kecil Acacia.
---
Kedatangan mereka ke sekolah selalu membuat heboh para murid yang ada disana, bagaimana tidak? Vaclav mengendarai mobil Lamborghini berwarna hitam legam, yang pastinya akan sangat mencolok diantara mobil lainnya. Efeknya membuat para murid laki-laki disana merasa jengkel kepadanya. Bagaimana hidup bisa seindah dirinya? Udah kaya, tampan, jago olahraga, bisa main segala jenis alat musik, genius lagi. Vaclav sangat terkenal baik dikalangan laki-laki maupun perempuan.
Jujur, untuk diakui bahwa laki-laki itu tampan dikalangan laki-laki itu sendiri hampir tidak mungkin. Laki-laki memiliki harga diri yang tinggi untuk mengakui bahwa terkadang terdapat orang yang lebih baik dari dirinya, tetapi untuk kasus Vaclav.. mereka tidak bisa tidak mengakuinya, apalagi Vaclav selalu bersama dengan dewi sekolah mereka. Kurang sempurna apa coba hidupnya?
Selain itu, sikap gentleman Vaclav yang membukakan pintu dan menutup bagian atas agar saat Acacia keluar dari mobilnya tidak tertatap membuat para murid perempuan menjerit. Sikapnya yang seperti itu hanya kepada Acacia pasti akan membuat dirinya banyak dirumorkan, karena banyak perempuan yang mengharapkan bisa memiliki pacar seperti itu.
Acacia sendiri juga terkenal seperti Vaclav. Tidak ada murid yang tidak mengenali dewi sekolah mereka. Kecantikan Acacia tidak perlu ditanyakan, apalagi dia memiliki kepribadian yang lembut dan perhatian. Awalnya banyak perempuan yang tidak suka dengannya, ada beberapa dari mereka pernah menyindir Acacia yang selalu menempel kepada Vaclav dan membuat Vaclav tidak punya banyak teman perempuan.
Hal itu tentu saja membuat Vaclav marah, Vaclav membuat para wanita itu malu dengan menumpahkan air diatas kepala mereka. Acacia langsung meminta maaf dan menolong mereka, dia mengantar mereka ke UKS dan membelikan seragam pengganti lengkap. Semua itu dilihat oleh hampir sebagian murid, karena terjadi di kantin. Kejadian ini langsung menyebar ke semua murid dengan cepat dan membuat Acacia dikenal sebagai malaikat, itu didukung juga dengan kecantikan yang dimilikinya. Sejak saat itu, label dewi sekolah menempel padanya.
Bagaimana tidak? Acacia tidak pernah mencari sebuah masalah, tetapi hanya karena dekat dengan Vaclav.. dia mendapat sindiran. Harusnya murid yang menyindir yang meminta maaf, tetapi karena kepribadiannya malah dia yang meminta maaf. Of course, dengan Vaclav disampingnya. Wajah Vaclav saat melihat Acacia yang meminta maaf tidak usah ditanyakan bagaimana, tetapi karena dia melihat Acacia memperingatinya untuk tidak mencari masalah. Dia hanya bisa menurut, Vaclav tidak ingin Acacia di bully karena sikapnya yang lembut. Tetapi siapa yang berani membully-nya selama dia ada disisi Acacia? Tentu saja, Vaclav melakukan -Sesuatu- kepada mereka tanpa sepengetahuan Acacia.
Selepas dari kejadian itu, tidak ada murid perempuan yang tidak menyukainya. Mereka semua menyukai Acacia, bahkan mendukung hubungan Acacia dan Vaclav meskipun mereka sendiri iri dengannya. Untuk murid yang menyindir Acacia, malah sekarang menempel kepadanya karena tau bagaimana Vaclav akan bersikap jika mereka mencari masalah lagi.
Tidak hanya wajah dan kepribadiannya yang menjadi sorotan, Acacia juga pintar meskipun nilainya tidak pernah lebih tinggi dari Vaclav, Acacia juga bisa memainkan beberapa alat musik seperti violin, piano, dan gitar. Yang membedakannya dari Vaclav, Acacia memiliki tubuh yang lemah dari kecil jadi dia tidak terlalu pandai dalam bidang olahraga. Sejauh ini, itulah yang diketahui oleh semua murid di sekolah itu.
"Bukankah Tuhan terlalu tidak adil? Bagaimana bisa Vaclav dan Acacia dibuat bersama? Pasangan sempurna."
Salah satu murid perempuan yang ada disana mengangguk setuju, "Laki-laki yang bersikap seperti gentleman hampir tidak pernah ada kalau modelan yang seperti Vaclav. Aku ingin punya pacar sepertinya tampan, genius, kaya, lembut."
Murid yang disebelahnya menggeleng, "Lembut hanya kepada Acacia, tidak kepada lainnya. Jangan lupa bagaimana sikapnya saat ada yang mencoba dekat dengannya dan membuat Acacia hampir terjatuh."
Bulu kuduk murid perempuan yang sedang berkumpul sambil melihat Acacia dan Vaclav langsung berdiri.
"Aku tidak akan mencari masalah kepada Acacia, jika aku menjadi murid itu."
Temannya mengangguk setuju, "Ya, tapi tetap saja.. kenapa orang tampan selalu sudah ada yang punya? Hiks.."
Murid perempuan lainnya menepuk punggungnya pelan memberi semangat, "Kau akan bertemu dengan jodohmu saat waktu tibanya. Acacia bertemu dengan Vaclav pun adalah sebuah takdir. Mungkin saja karena kepribadian Acacia yang lembut itu membuat dirinya bertemu dengan Vaclav yang keras dan posesif kepadanya. Tuhan menciptakan pasangan untuk saling melengkapi, sama seperti mereka."
"Ya, Vaclav keras hanya kepada orang lain. Jujur, aku belum pernah melihat dirinya bersikap lembut kepada siapapun kecuali Acacia. Bahkan kepada gurupun, dia menanggapi dengan dingin."
"Kau benar, mungkin sikap Vaclav yang seperti itu memang hanya bisa ditenangkan oleh Acacia. Sejauh ini, aku juga tidak pernah melihat Vaclav menolak apa yang dikatakan Acacia. Jika Acacia memintanya berhenti, dia akan menurut."
"Kehidupan romance yang selalu difantasikan oleh semua orang, memiliki laki-laki penurut dan lembut hanya kepadamu, sekaligus kaya dan tampan yang menjadi nilai plus dari Vaclav."
Tiba-tiba sekumpulan murid perempuan itu menjerit, "Vaclav! Kenapa dia menggendong Acacia?"
Mereka tanpa sadar mengucapkan kalimat itu bersamaan, dengan mata yang terbelalak. "Sadarlah dunia bukan milik kalian."
"Apa Acacia sakit? Dia memang terlihat sedikit pucat."
"Mungkin karena itu Vaclav menggendong Acacia, mereka sepertinya akan ke UKS."
"Kita bisa menjenguk Acacia pada jam istirahat nanti."
"Setuju. Vaclav pasti akan melindungi Acacia apapun yang terjadi, serahkan saja kepadanya. Sekarang sudah cukup kita melakukan kegiatan rutin di Pagi hari. Mari kita masuk ke kelas, sebentar lagi bel akan berbunyi. Rutinitas kita melihat mereka akan selalu memakan banyak waktu."
Sekumpulan perempuan itu mengangguk setuju dan kembali menuju ke kelas mereka masing-masing.
Memang hidup terkadang tidak seindah milik orang lain. Tapi.. belum tentu orang yang terlihat memiliki kehidupan yang indah, tidak memiliki masa sulit. Mereka semua punya, hanya saja tidak terlihat, dan bahkan ada yang pintar sekali menyembunyikannya sehingga orang lain hanya melihat kehidupannya yang indah. Semua sama, bahkan Acacia dan Vaclav yang terlihat seperti itupun memiliki masa yang sulit.
---
Acacia tersenyum setiap melihat sikap Vaclav yang satu ini, "Terima kasih telah membuka pintu dan melindungi kepalaku, kau tidak perlu seperti ini. Aku baik-baik saja."
Setelah melihat Acacia aman turun dari mobil, Vaclav menggandeng tangan Acacia dan mereka berjalan menuju kelas, "Itu sudah menjadi kewajibanku, kamu cukup menerimanya saja. Aku senang melakukannya, bisa melindungimu kapanpun, dan dimanapun kamu berada, Cia."
Acacia tertegun, dia menatap Vaclav yang sedang menggandengnya sekarang. Bukannya dia tidak sadar dengan sikap Vaclav selama ini, tetapi dia memang tidak pernah menganggap Vaclav lebih dari seorang teman. Tetapi kejadian kemarin malam.. memikirkannya kembali membuat detak jantung Acacia tidak mau bekerja sama, tangannya yang dalam genggaman Vaclav menjadi berkeringat.
Vaclav menyadarinya. Dia menoleh ke Acacia, "Kamu sakit? Apa perlu kita melewati kelas Pagi ini?" Tanyanya sambil menyentuh kening Acacia dengan tangan sebelahnya yang bebas.
Vaclav mengernyitkan dahinya tidak suka, badan Acacia memang terasa sedikit lebih hangat daripada biasanya. Apa mungkin karena kemarin dia terluka?
Vaclav mengalihkan pandangan ke arah kaki kecil Acacia yang kemarin terluka, apa mungkin kakinya kembali terluka karena sekarang Acacia sudah berjalan sendiri? Vaclav langsung mengangkat tubuh Acacia, tanpa banyak kata dia langsung membawanya ke UKS.
- To Be Continued -