Chereads / Terimakasih Imamku / Chapter 2 - Episode 2

Chapter 2 - Episode 2

Mansion ZEM...

Duduk sambil berdzikir di teras rumah memang hal yang paling menyenangkan, menikmati pemandangan indah, taman bunga serta air mancur.

Setelah bertemu dengan seorang gadis yang ingin dirinya menjadi pacar dengan satu juta perjam, Zein kembali ke mansionnya.

Bibirnya tersenyum mengingat betapa lucu dan aneh gadis muda zaman sekarang, hanya dengan uang satu juta ingin menjadikan seseorang pacarnya.

" Hmm."

"Tuan Muda, apakah ada topeng monyet?" Seorang pria menghampiri pria itu lalu duduk di sampingnya.

"Hmm, aku tadi bertemu dengan gadis kecil. Usianya sekitar 18 tahunan, dia ingin membayarku perjam satu juta asal aku menjadi pacarnya. Bukankah itu sangat menggemaskan?" Jelas Zein tersenyum sambil menoleh pada pria tersebut.

Pria bermata jamrud itu menaikkan sebelah alisnya, dia merasa sangat aneh. Baru kali ini ada seorang gadis berani menyewa seorang Owner ZEM, sahabatnya itu sudah 30 tahun tapi pacaran saja belum pernah, tiap ada seorang yang suka, langsung ingin menikah dan ditolak.

"Zein, dia cantik tidak?" Tanya pria itu.

" Cantik, kalau tampan mana mungkin dia akan mendekati ku," jawab Zein, dia kembali memperhatikan pemandangan yang ada di depannya.

Susah bicara dengan pria bermata safir tersebut, selalu saja membuat orang jengkel saja.

"Zein, kau selama ini sudah menampungku di rumah mu begitu lama. Bagaimana kalau aku bantu kamu mendekatinya? Siapa tahu kamu tidak jomblo lagi."

Zein tersenyum tipis."Arfan, kau ini bicara apa? Aku sudah menganggapmu saudara sendiri, kau dan Istri mu juga telah menjaga rumah ku dengan baik. Kalau urusan mencari Istri, aku rasa kau tidak perlu mencarika ku. Aku rasa, gadis itu terlalu muda kalau harus menjadi Istri ku."

Arfan memutar bola matanya bosan, pria itu selalu saja ribut kalau urusan mencari pasangan.

Zein bangkit dari tempat duduknya, dia membalikkan tubuhnya dan meninggalkan sahabatnya tersebut.

"Zein, kau itu sebenarnya kenapa? Kenapa kau seperti orang yang tidak memiliki semangat? Aku harus cari tahu siapa gadis itu," gumam Arfan Khair.

***

"Gagal hari ini mendapatkan pacar, Ayah dan Ibu pasti akan cecar aku lagi." Faeyza jengkel, dia juga sangat takut mendengar omelan orang tuanya.

Ulfi menghentikan mobilnya di depan rumah, dia heran melihat kakaknya itu. Sejak dari bertemu dengan Owner ZEM yang dikira tukang dagang cilok hingga sampai rumah, terus saja marah-marah, mungkinkah tidak merasa lelah itu mulut?

"Kak, berhentilah ngomel. Aku pusing dengarnya, kalau kakak suka sama Maz Zein, aku bisa kok kenalkan kakak padanya."

Faeyza yang tadinya sudah sampai depan pintu langsung mundur lagi agar lebih dekat dengan sang adik begitu gadis itu menyebut nama seseorang.

"Siapa tadi? Maz Zein? Siapa itu Maz Zein?" Tanyanya penasaran.

Hahh, bosan sekali rasanya Ulfi menghadapi orang seperti saudaranya itu. Padahal dia sendiri yang tadi ingin agar pria itu jadi pacarnya, tapi sekarang malah pura-pura tidak tahu.

"Kakak, pria yang tadi kakak sangka tukang cilok itu adalah Maz Zein. Dia itu Owner ZEM, tempat Ayab bekerja. Dia bukan orang miskin, gajinya dalam satu perusahaan saja lebih dari 1 miliar, sedang dia punya ratusan cabang perusahaan atau bahkan ribuan di seluruh dunia. Mana mau dia digaji 1 juta per jam, lebih baik kakak nikah saja sama Maz Zein. Biar aku bilang sama Ayah nanti," jelas Ulfi gemas, punya kakak sombongnya minta ampun sampai sembarang merendahkan martabat orang.

Faeyza memikirkan apa yang dikatakan oleh adiknya tersebut, sepertinya masuk akal kalau menikah dengan miliader. Tapi ... Kalau memamg pria itu Owner perusahaan besar, kenapa duduk di samping gerobak cilok?

"Tunggu, aku akan menyelidikinya dulu. Tadi kamu bilang kalau pedagang cilok itu adalah Owner ZEM bukan? Hari ini aku akan ke kantor Ayah, siapa tahu dia juga ke kantor. Tenang saja, aku tidak akan ketahuan, aku akan menyamar menjadi sekretaris Ayah."

Ulfi mengerutkan kening, sekretaris CEO? Apakah masuk akal kalau anak baru lulus SMA sudah jadi sekretaris CEO?

"Kakak, apakah kak Faeyza serius ingin jadi sekretaris Ayah?"

Faeyza memicing tajam mendengar pertanyaan tidak masuk akal dari adiknya tersebut, bukankah tadi dia sudah mengatakan pura-pura, kenapa masih dibahas lagi?

" Kakak, tidak usah pura-pura. Kakak datang saja ke ZEM, kakak bilang kalau kakak mencari Ayah. Jadi kakak tidak akan ada masalah, sudah kakak jangan memiliki pikiran konyol. Ayo aku antarkan," kata Ulfi tidak omes dengan saudaranya itu, selalu saja memiliki pikiran aneh.

Faeyza mengangguk, apa yang dikatakan adiknya itu masuk akal juga.

"Baiklah, kalau begitu kakak akan bersiap dulu."

ZEM Corporation...

Huek ...

Huek ...

Arfan sangat bingung dengan sahabatnya itu, dia mengantarkan sang sahabat ke perusahaan, sesampainya di ruang kerjanya langsung pergi ke kamar mandi dan hampir 1jam terus muntah-muntah di kamar mandi, seperti orang hamil saja.

Cklek ...

Pria itu melirik sang sahabat yang baru keluar dari kamar mandi, wajahnya nampak sedikit pucat, mungkin karena terlalu banyak mengeluarkan cairan jadi seperti itu.

"Zein, kamu ini kenapa si? Kamu belum menikah, kenapa sudah mual-mual seperti itu?" Tanyanya sambil mengikuti pergerakan sang sahabat yang kembali duduk di kursinya.

" Apa hubungannya orang sudah menikah dengan orang yang belum menikah, aku juga seorang pria. Jangan bilang kalau kau khawatir aku akan hamil di luar nikah," balas Zein malas.

"Tentu saja, bisa jadi kalau Istri mu hamil muda, kau yang ngidam."Arfan sangat bersemangat menebak seperti itu.

"Sudalah, terserah saja apa yang kau pikirkan. Aku harus memeriksa semua laporan ini dulu, kau main saja  keluar, kalau aku sudah selesai aku akan menghubungi mu," balas Zein jengah mendengar pemikiran tidak masuk akal dari sang sahabat sekaligus asisten pribadinya.

Afzam mengangkat kedua tangan menyerah, tapi ada yang membuat dirinya penasaran. Pria safir itu tidak pernah menyentuh wanita atau pacaran, mungkinkah sudah melanggar hukum agama bahwa dia tertarik pada sesama jenis?

Zein mengerutkan kening, entah kenapa tiba-tiba perasaannya tidak enak. Dia pun mendongakkan wajahnya menatap Arfan, ternyata pria itu masih berdiri dengan tatapan aneh terhadapnya, seakan mengatakan kalau dirinya adalah seorang GAY.

"Tatapan macam apa itu? Jangan berpikir kalau aku mencintai sesama jenis, aku masih normal dan juga tertarik dengan perempuan. Aku masih belum menemukan jodoh saja."

Arfan tertawa aneh."30 tahun belum menikah bukankah itu antara kau tidak laku atau kau penyuka sesama jenis, Zein kau harus ingat, Allah itu mengazab orang yang melampaui batas. Kau harus ingat kisah umat Nabi Luth, mereka semua di azab dengan hujan batu pada waktu subuh, karena mereka melakukan homoseks."

Rasanya Zein ingin melempar pria ke dasar laut, bukankah sudah dijelaskan kalau dirinya normal tapi masih saja berceramah seakan dirinya memang penyuka sesama jenis.