Chereads / Terimakasih Imamku / Chapter 4 - Episode 4

Chapter 4 - Episode 4

Terima Kasih, Imamku episode 4

Diam sambil terus memperhatikan sosok rupawan yang kini berdiri di depannya, dari ujung kaki hingga ujung kepala pria itu memang tidak seperti pedangan cilok. Mantel panjang berbulu yang dikenakan juga terlihat sangat mahal, sepatunya juga tidak harga murah.

Siapa dia sebenarnya?

"Kau ini … kau bukan pencuri bukan?"

Ha?

Hampir saja Zein terjengkang ke belakang  mendengar pertanyaan gadis itu, datang langsung memanggil dirinya Ayah, setelah itu menyebut tukang cilok, setelah itu masih sempat menuduhnya pencuri.

"Sudah, terserah apapun yang Nona pikirkan. Aku sudah tidak tahan, aku harus segera ke rumah sakit." Dia tidak ingin membuang-buang waktu yang dimiliki hanya untuk meladeni gadis tukang buah susah dirinya itu. Rasa sakit yang menderanya sudah tidak tertahan, kalau terus di situ yang ada ia akan pingsan lalu semua orang akan tahu bahwa Owner ZEM itu sedang mengidap penyakit serius.

Faeyza terkejut, dia tidak akan membiarkan pria itu menggunakan alasan apapun untuk pergi. Menurut novel atau komik yang dibaca, seorang kalau tidak tahan untuk pergi ke rumah sakit adalah karena telah terkena obat perangsang.

Greb…

Lengan mungil itu langsung melingkari pinggang Zein, memeluknya dari belakang seperti seorang Istri yang merindukan Suaminya.

Zein menghela nafas, pagi-pagi dia sudah melakukan dosa meski tanpa diinginkan. Anak siapa yang tidak tahu larangan agama seperti ini? Mana pelukannya kencang sekali.

"Nona, pagi-pagi seperti ini, kenapa kau sudah menimpakan dosa padaku? Tolong lepaskan tanganmu itu."

Faeyza sama sekali tidak peduli, dia hanya memeluk saja. Kenapa harus berdosa?

Zein geram juga dengan tingkah gadis ini, dia pun mengambil lengan mungil itu lalu melepaskan dari pinggangnya, setelah itu membalikkan tubuh menghapnya.

"Nona, aku masih menghormatimu. Tolong jangan berbuat maksiat lagi, apa lagi kau ingin melakukannya dengan ku. Aku tidak setuju."

Faeyza memandang pria itu heran, dia sama sekali tidak merasa berbuat maksiat melainkan mencari keuntungan saja. Wanita mana yang tidak akan gemes untuk memeluk seorang pria tampan rupawan di depannya?

"Aku ini tidak maksiat, aku juga tidak zina di sini. Kau sangat berlebihan," sanggahannya.

"Astaghfirullah hal adzim, kau masih mengatakan tidak maksiat? Tidak mendekati zina? Nona, kau tidak belajar agama?" Balas Zein sangat jengkel.

Gadis itu menggelengkan kepala, baginya apa yang dilakukan itu masih sangat wajar dan ini zaman modern karena itu baik penampilan dan sikapnya masih sangat wajar.

"Siti Aisyah, Istri Kanjeng Nabi Muhammad. Dia berkata, Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita sama sekali sebagaimana yang Allah perintahkan. Tangan beliau tidak pernah menyentuh tangan wanita manapun, ketika baiat, beliau membaiat melalui ucapan saja dengan mengatakan"aku telah membaiat kalian" Siti Aisyah sendiri yang mengatakannya, ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim. Menyentuh tangan saja dilarang, tapi Nona malah sengaja memeluk ku. Itu jauh lebih dilarang. Sudah jelas bukan, apapun yang dilarang Allah jika dilakukan oleh manusia itu akan berakibat dosa. Kalau kamu ingin memelukmu, maka harus menjadi Istri ku."

Faeyza masih saja ngeyel kalau apapun yang dilakukan itu masih sangat wajar dan tidak dosa, dia hanya ingin berbuat baik karena pria itu terkena obat perangsang.

"Baik, aku akan menikah denganmu sekarang! Ayo kita ke KUA, setelah itu aku bisa memelukmu bukan? Lalu aku bisa menolongmu dari siksaan obat perangsang dalam tubuhmu itu."

Sweet drop mendengar kata obat perangsang, sebenarnya gadis ini terkena gangguan jin dari mana sampai mengira orang sakit perut terkena obat perangsang.

"Sudahlah, sepertinya Nona tidak membutuhkan nasehat lagi. Tapi aku tegaskan, aku tidak terkena obat perangsang melainkan …. lupakan saja."Zein tidak ingin menjelaskan apapun, dia segera berjalan menuju pintu lalu menarik knop pintu tersebut.

Di dalam ruangan, Faeyza masih bingung memikirkan apa yang dikatakan oleh Zein, dia melihat dengan sangat jelas wajah pucat dengan keringat dingin dari pria tersebut, tapi masih tidak mengaku kalau terkena obat perangsang.

Zein berjalan sambil berpegangan pada dinding, rasa sakit yang menderanya semakin tidak tertahan. Tubuhnya terasa lemas bahkan hanya untuk menopang tubuh sendiri pun tidak mampu.

"Ugh…"

"Zein!" 

Arfan berlari menghampiri sahabatnya tersebut, hampir saja tubuh pria rupawan itu tersungkur di lantai kalau tidak segera ditangkap.

"Aku sudah bilang, kita kerumah sakit ya?" Bujuknya.

"Ini juga tadi aku mau kerumah sakit, tapi ada gadis aneh terus menahanku. Sudah, antarkan aku. Sebelum gadis itu keluar dan kembali melakukan hal aneh padaku," balas Zein menahan sakit dalam hatinya.

Arfan Khair mengangguk, tidak peduli siapa gadis itu yang terpenting sekarang adalah mengantarkan sahabatnya itu ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Sementara itu …

Faeyza keluar dari ruang Owner, dia tidak akan menyerah untuk membuat pria yang dikira tukang cilok itu ngaku kalau terkena obat perangsang.

Tlak…

Tlak…

Suara langkah kaki menggunakan sepatu hak tinggi terdengar nyaring di kantor ZEM, gadis itu berjalan dengan langkah panjang, emosi dan kesal karena menganggap pria itu telah berbohong.

Zein masuk dalam mobil, dia sudah hampir pingsan karena rasa sakit yang dirasakannya.

Faeyza menggeram saat melihat Zein sudah duduk di dalam mobil, tapi dia tetap tidak akan menyerah. Gadis itu berlari dan sebelum mobil ditutup langsung masuk dan duduk begitu saja di samping pria rupawan bermata safir tersebut.

Arfan Khair hampir saja terkena serangan jantung akibat serangan dan kemunculan gadis itu secara mendadak, bahkan tanpa permisi langsung masuk ke dalam mobil.

"Ka-kamu siapa?! Kenapa masuk mobil orang sembarangan?! Kamu pengemis ya?!" Tegurnya jengkel.

Faeyza memalingkan muka kesal, dirinya anak seorang CEO malah dibilang pengemis.

"Kamu yang pengemis, semua keluargamu yang pengemis," balasnya sinis.

Arfan mendelik galak."Enak saja kamu bilang aku dan keluarga ku yang pengemis, aku adalah asisten pribadi Owner ZEM. Gaji ku sangat tinggi, mana mungkin akan jadi pengemis."

Gadis itu tidak peduli, dia lebih fokus pada pria rupawan yang sedang memejamkan mata menahan sakit. Meski terlihat pucat tapi kerupawanannya tetap tidak berubah.

"Tukang cilok yang tampan, aku bisa kok bantu meringankan bebanmu. Bukankan kamu sangat menderita karena obat perangsang."

Afran tercengang mendengarnya, gadis gila darimana yang mengatakan kalau sahabatnya itu terkena obat perangsang.

"Eh, gadis gila. Siapa yang kamu sebut terkena obat perangsang?! Sahabatku itu sakit, bukan terkena obat perangsang. Sudahlah, kamu keluar, aku harus mengantarkan Zein ke rumah sakit. Dan satu lagi, dia bukan tukang cilok. Dia itu Owner ZEM, sudah kamu keluar."

Faeyza tetap kekeh tidak mau keluar, dia bahkan kembali memeluk pria itu tanpa izin.