Suasana dungeon tetap mencekam karena gelap. Liberty terus menghimpitkan badannya ke Hiro saat berjalan semakin dalam ke area hutan. Jarak antar pepohonan hampir tidak ada, mereka berdua sampai harus berjalan di atas akar yang menjalar menutupi tanah.
"Seberapa jauh lagi?" tanya Liberty dengan suara tercekat.
"Aku tidak tahu, yang jelas masih ada boss yang harus dilawan."
Hiro menghela nafas, kepalanya masih sedikit pusing karena mendapat tinju Liberty untuk yang kedua kalinya. Kali ini karena tangannya yang refleks menyentuh wolf ears itu. Ia tak menduga kalau telinga itu menjadi bagian tubuh dari Liberty dan bukanlah sebatas acc belaka.
Ding!
[kamu memasuki kawasan aman]
[kamu bisa beristirahat tanpa takut terkena serangan]
"Aku ingin istirahat," pinta Liberty setelah melihat notifikasi yang sama.
Mereka menemukan sebuah tanah dengan permukaan yang datar. Di dekat tanah itu ada sebuah pohon besar yang terlihat sangat tua. Mereka duduk bersandar pada pohon itu, pundak keduanya saling bersentuhan.
"Aku akan tidur dulu, NightFall."
"Hiro, namaku Hiro." sahut Hiro merasa aneh dipanggil dengan username in gamenya oleh gadis yang sejauh ini ia panggil dengan nama asli.
'Tunggu–nama asli?'
"Eh, Liberty itu namamu kan?"
Liberty menatap Hiro selama beberapa saat lalu mengangguk seakan-akan pikirannya sedang mengucapkan 'tentu saja itu namaku, apa kau bodoh atau apa?'
"Baiklah, aku akan tidur sekarang." ucapnya lalu mengambil posisi ternyaman.
Hiro menatap gadis itu dengan heran.
'Apa ia benar-benar tidur di sini? Kenapa tidak logout saja? Aku lihat tombol logout bisa dipakai di area ini. Dasar gadis aneh.'
Liberty sangat mudah tertidur. Kepalanya bahkan sudah pindah bersandar pada bahu Hiro sekarang. Hiro sempat terkejut karenanya, tapi ia tak berkomentar. Otaknya kembali memikirkan kata 'Senjata Privilege' dan sangat penasaran untuk mencari tahu lebih jauh. Ia sangat ingin mendapatkan senjata tier SSS juga. Lagian, siapa yang tidak ingin senjata tier SSS?
[System Call]
Hiro menemukan sebuah menu [CBT Players] yang belum sempat ia buka sejauh ini. Dan apa yang sedang dicarinya pun tertera lengkap di dalam halaman itu.
CBT players diberikan limited time to find hidden, limited-time privileged items including Weapon and Armor before the official game is released on 8 December 2028.
All privileged items will be bound to the player's avatar.
Detak jantung Hiro meningkat hingga 133 bpm, seakan-akan ia sedang melakukan exercise. Ia sangat bersemangat untuk mencari tahu lebih banyak tentang player dengan hak istimewa itu.
Meski begitu setelah tiga puluh menit mencari tahu, ia hanya berhasil menemukan jalan buntu. Tidak ada informasi yang jelas bagaimana cara mendapatkan privileged weapon maupun armor waktu terbatas itu.
"Masih ada cukup waktu untuk mencarinya. Aku pasti akan mendapatkannya!"
Setelahnya, Hiro menatap wajah cantik Liberty yang tertidur damai.
Melihat seseorang yang sedang nyaman tertidur seketika membuatnya ikut mengantuk dan tanpa ia sadari, Hiro pun ketiduran.
***
"Bangun!"
Liberty mengguncang tubuh Hiro dengan kasar untuk membangunkannya. Hiro pun membuka kedua matanya seketika karena terkejut.
"Apa yang kau lakukan?" gerutu Hiro kesal.
"Ayo, kita harus bergegas. Lihat sisa waktu yang kita punya sekarang!" Liberty terlihat panik.
Hiro segera memeriksa berapa sisa waktu untuk menyelesaikan quest itu dan matanya terbelalak saat melihat sisa waktu yang ia miliki tersisa 15 menit saja.
"Sial! Seberapa lama aku tidur sebenarnya?"
Mereka kembali berdiri untuk melanjutkan perjalanan. Rasa kantuk Hiro seketika lenyap. Meskipun kepalanya terasa sedikit pusing karena dibangunkan dengan mendadak.
"Ayo, kita harus cepat!" ajaknya lalu mempercepat langkah kakinya.
Namun, baru saja keluar dari wilayah safe zone, Hiro tiba-tiba mendengar suara geraman manusia–
HOOAH!
Tiga kerangka manusia tampak sedang berjalan keluar dari arah barat dengan langkah kaki lambat. Ketiganya membawa sebuah pedang pendek berkarat di tangan kanan, serta sebuah round shield lebar. Sebuah anak panah menancap pada bagian rongga matanya yang kosong, menembus sampai celah di antara kedua rahangnya.
Ding!
[Informasi monster baru telah terbuka]
[Skeleton Warrior (Level 15)]
[Race: Demon]
Hiro tersenyum melihat level monster itu. Ia yakin bisa mengalahkan monster itu dengan mudah dengan levelnya yang sekarang sudah mencapai Level 14.
"Teng…Tengkorak?!" Liberty memekik dan segera melompat ke belakang punggung Hiro, bersembunyi, kedua kakinya gemetar karena ketakutan.
"Apa yang kau lakukan?"
"Hiro, mereka menyeramkan! Aku takut!" Liberty bahkan menutup wajahnya sendiri, enggan melihat penampakan monster tengkorak di hadapannya.
"Baiklah, tutup matamu dan tunggu di sini."
"Eh? Kau akan pergi?"
"..."
Hiro sudah menarik pedang besarnya keluar dan melesat ke depan dengan cepat.
Pergerakan [Skeleton Warrior] itu sangatlah lambat, Hiro tak ada waktu untuk menunggu monster itu mendekat.
Namun, saat Hiro mengayunkan pedangnya ke arah tengkorak itu dengan kuat, tiba-tiba tengkorak itu menggerakkan round shieldnya ke arah serangan. Meskipun begitu, kekuatan fisik Hiro jauh lebih kuat.
STAB!
[serangan fatal]
[HP 0/750]
Hiro mengayunkan pedang besarnya, ia mulai terbiasa dengan beratnya. Hiro bahkan bisa menggunakan satu tangan untuk mengayunkannya, meskipun kekuatan serangannya tak sekuat dengan menggunakan dua tangan. Namun, dengan monster lawan yang bergerak sangat lambat, Hiro bisa bereksperimen dengan mereka.
SPLAT!!
[-50]
SPLAT!!
[-100]
Perbedaan menggunakan satu tangan saat menebas monster dengan pedang yang sama ternyata memberikan damage setengah dari menggunakan dua tangan. Perbedaan yang cukup signifikan.
"HIYAT!!"
Hiro melompat dengan ketinggian nyaris mencapai 2 meter ke atas udara lalu mengayunkan pedangnya secara horizontal ke arah dua [Skeleton Warrior] yang bersebelahan. Targetnya adalah memenggal dua tengkorak kepala secara bersamaan.
SPLAT!
[Serangan fatal]
"Easy peasy lemon squeezy."
Ding!
[Base Level Up 1x! (Level 15)]
[Job Class Level Up 1x! (Level 9)]
Namun tiba-tiba,
Liberty berteriak
"KYAAA!"
Sebuah monster bersayap lebar menyerupai kelelawar dracula muncul dari atas udara, makhluk itu telah mencengkram kedua pundak Liberty dengan cepat sebelum gadis itu sempat menghindar.
"Sial!"
Hiro berlari dengan kencang untuk menghampiri monster yang telah membawa Liberty bersamanya itu. Namun percuma, monster itu sudah kembali terbang ke atas udara, semakin tinggi dan mustahil bagi Hiro untuk melompat setinggi itu, menyusulnya.
[Unknown Creature (Level ???)]
"..."
"Turun kau, Monster Jelek!"
Percuma,
Hiro merogoh holsternya untuk mengeluarkan [Uzi Submachine Gun (Level 3) Tier D].
DRATATA!
Monster itu bisa menghindari setiap 9-mm ammo yang keluar dari senjata api dengan mudah. Sangat lincah.
Kekekekeke!
Sampai ammunition senjata api itu habis, Hiro tak berhasil membidiknya dengan tepat sasaran. Dan monster itu pun terbang pergi setelah menertawakannya.
"Sialan!!!"
Hiro segera berlari menyusulnya.
Sambil terus mengecek status party miliknya untuk memeriksa kondisi Liberty, health point milik gadis itu telah berkurang sebanyak 10 %.
Ia terus mempercepat lajunya mengikuti arah terbang monster yang belum bisa teridentifikasi itu sambil terus mengamati tampilan anggota party miliknya.
Ia harus memastikan kalau Liberty tidak akan kehilangan health point lebih banyak.
Dap! Dap! Dap!
Hiro merasakan tubuhnya mulai dibanjiri oleh keringat setelah melompati batang raksasa yang bengkok atau akar yang menjalar di atas permukaan tanah.
Ding!
[kamu memasuki area bos]
Hiro tak ragu sedikitpun setelah melihat sebuah notifikasi yang muncul. Ia tetap berlari.
Tujuannya memang segera menyelesaikan quest dalam dungeon itu. Dan kalau makhluk terbang tadi adalah bossnya, Hiro akan menghabisinya tanpa ampun.
"Kekekeke."
"..."
"Hiro! We are Here!"
Tubuh Liberty telah diikat menggunakan sebuah tali berwarna hitam yang sekilas terlihat seperti cambuk. Entah bagaimana monster itu melakukannya.
Gadis itu tak sendirian. Di dekatnya, gadis kecil dengan usia sekitar 5 tahun tampak diikat dengan cara yang sama. Gadis itu bahkan diikat bagian mulutnya sehingga ia tidak bisa mengeluarkan suara. Ia adalah gadis yang selama ini Liberty ingin selamatkan.
Gadis yang hilang. Gadis dalam misi mereka.
Keduanya dibiarkan berlutut di atas tanah di depan sebuah pohon tua raksasa yang ujungnya tak terlihat dari dekat.
Monster terbang itu sudah berdiri dengan menggunakan kedua kakinya, tak jauh dari pohon itu. Ia terus mengeluarkan suara.
"Kekekeke."
Lalu…
Sebuah transformasi menakjubkan terjadi.
Kedua sayap lebar khas kelelawar itu menyusut lalu menghilang digantikan dengan sepasang tangan berotot yang sangat kotor dengan kuku yang panjang dan runcing menghitam sempurna.
Wajah kelelawar miliknya meleleh dan menetes ke atas tanah, menyisakan sebuah tulang berbentuk menyeramkan menyerupai sebuah topeng tanpa kulit, dengan rongga mulut yang sangat lebar nyaris bersentuhan dengan bagian telinga. Sederet gigi runcing yang kotor dan menguning terlihat tak rata.
[informasi monster baru telah terbuka]
[Boss: Desmodus The Vampire Bat (Level ???)]
[Race: Demon/Beast]