Carla Alicia wanita berusia 30 tahun yang bekerja di sebuah bank swasta. Di sana, ia bekerja sebagai staf HRD atau Departemen Sumber Daya Manusia.
Tahun 2022 ini merupakan tahun kelimanya bekerja di sebuah bank, meski suasananya jauh berbeda dengan bank sebelumnya, ia cukup menikmati pekerjaannya.
Di sana, dia bertemu dengan seorang pria yang telah membuatnya jatuh cinta padanya. Pria itu sangat ramah kepada semua karyawan di sana termasuk bosnya, Joanne.
Pria itu adalah Alfred, dia tiga tahun lebih muda dari Carla. Dia tampan, menarik, tinggi, dan cerdas.
Carla cukup dekat dengan Alfred, setiap istirahat mereka selalu makan bersama di ruang makan khusus staf. Selain mereka berdua, Karina dan Andrea juga makan di sana.
Hari-hari Carla sebagai karyawan di Villegas Bank sangat menyenangkan, hingga suatu saat Alfred dan Carla menjadi sepasang kekasih. Kemudian Alfred berjanji pada Carla bahwa dia akan menjadikan Carla istrinya.
Joanne adalah pemimpin yang baik dan bijaksana. Dia adalah istri Dave Andrews, pemilik Pierce Hotel and Resort, perusahaan makanan ringan, dan perusahaan kosmetik. Dave adalah miliarder keturunan Indonesia-Inggris.
Selama 11 tahun menikah, Joanne sudah beberapa kali hamil, namun kehamilannya selalu keguguran. Menurut gosip yang beredar di kantor, Joanne berkali-kali keguguran karena sering pulang larut malam, selain itu juga jarang memeriksakan kandungannya.
Joanne memang sangat sibuk dengan pekerjaannya dan sama sekali tidak memiliki asisten untuk membantu menyelesaikan tugasnya. Dave juga sering pergi ke luar kota untuk mengurus bisnisnya di sana.
******
Satu tahun yang lalu, pada Juni 2021, Carla menyadari bahwa Alfred sangat dekat dengan Joanne yang jauh dari usia Alfred.
Setiap ada kesempatan, Alfred akan menemui Joanne di ruangan pimpinan. Carla pun curiga pada mereka berdua. Sebenarnya, apa hubungan antara Alfred dan Joanne?
Carla mulai mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Saat itu, dia sangat penasaran sehingga dia sengaja bekerja hingga larut malam dengan alasan ada pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu.
Untungnya, seniornya percaya pada alasannya. Ruang HRD berada di lantai 2 bersebelahan dengan Ruang Akuntin. Sementara ruangan Joanne berada di lantai 1 bersebelahan dengan ruang rapat dan ruang pajak.
Saat itu hampir jam 8 malam, Carla sengaja menemani rekan kerjanya lembur hingga jam 9 pagi. Tiba-tiba, dia merasa lapar dan mual. Carla segera meminta Freya untuk mencari makanan di luar.
Dia sengaja tidak memberi tahu Alfred bahwa dia bekerja lembur hari itu. Beberapa menit kemudian, Carla turun ke lobi melewati kantor Joanne, sementara Freya membereskan berkas-berkas pekerjaannya terlebih dahulu sebelum dia turun ke lantai 1 untuk makan malam bersama Carla.
Saat itu, pintu ruangan sedikit terbuka, sehingga dia bisa mendengar suara bos mereka berbicara dengan seseorang.
"Bisakah kamu menemaniku ke dokter kandungan besok?" tanya Joanne.
"Tentu saja bisa, Bu. Tapi apakah Anda sudah meminta izin dengan Pak Dave sebelumnya?"
Deg! Jantung Carla berdetak kencang saat mengetahui bahwa suara yang Joanne bicarakan adalah Alfred. Seketika, dia berdiri terpaku di luar ruangan bosnya, dia benar-benar terkejut.
"Alfred, tenang saja. Kemarin aku sudah izin dengan suamiku."
"Baiklah, besok sore aku akan menemanimu pergi ke dokter kandungan."
'Apa?! Besok sore mereka akan pergi ke dokter kandungan?!' ucap Carla dalam hatinya.
Tanpa sepengetahuannya, sepertinya pacarnya sangat peduli dengan Joanne. Carla tahu bahwa Alfred adalah pria yang baik, ramah, dan perhatian pada semua orang di kantor mereka, tapi bukan berarti dia harus peduli pada Joanne yang sudah memiliki suami.
Meski sudah berpacaran dengan Carla, Alfred tidak pernah menjaga jarak dengan wanita lain, terlihat jelas jika Carla sangat cemburu dan sakit hati.
Dia berdiri di sana untuk sementara waktu dan tidak bisa menahan perasaannya. Tiba-tiba, dia mendengar seseorang memanggilnya sambil menepuk bahunya.
"Carla ... kenapa kamu melamun?"
"K--Kamu tadi memangilku?" Seketika Carla terbangun dari lamunannya dan bertanya pada Freya, rekan kerjanya.
"Ya, aku memanggilmu. Apa yang sedang kamu lamunkan?" Freya balik bertanya.
"Aku tidak sedang melamun, Frey." Carla berbohong.
"Ya sudah. Ayo kita cari makan di luar, La," ajak Freya.
"Oke," balas Carla datar.
"Ayo pergi." Freya meraih lengan Carla.
"Tunggu sebentar, aku mau ke toilet dulu. Kamu tunggu di lobi, ya?" Carla menjawab, suaranya bergetar.
"Iya." Freya tersenyum lebar sambil mengacungkan ibu jari kanannya.
Setelah itu, Carla bergegas ke toilet yang terletak di dekat pantry untuk membasuh wajahnya yang terasa panas dan hampir tidak bisa membendung air matanya.
'Ah, apa aku ingin menangis? Mengapa Bu Joanne pergi ke dokter kandungan dan meminta Alfred untuk menemaninya? Apa dia hamil?' pikir Carla.
Dia pergi ke toilet sambil masih memikirkan percakapan mereka tadi. Dia sangat yakin bahwa Alfred dan Joanne memiliki hubungan khusus.
Carla membasuh wajahnya di wastafel agar merasa segar dan tidak mengantuk karena masih harus bekerja lembur hingga pukul 9 malam. Carla juga tidak ingin Freya tahu bagaimana perasaannya saat itu.
Sepulang kerja nanti, ia berencana bertanya langsung pada Alfred apakah pria itu memiliki hubungan khusus dengan Joanne atau tidak.
Sementara di ruangan Joanne, Alfred masih bercakap-cakap dengan bosnya.
"Bu, kelihatannya wajah Ibu pucat dan lesu. Apa Ibu baik-baik saja?" tanya Alfred khawatir.
"Aku baik-baik saja, Alfred." Joanne tersenyum tipis sembari memegang perutnya.
"Sebaiknya Ibu istirahat dulu sebentar di sana," imbuh Alfred, tangan kirinya menunjuk ke arah sofa yang terletak di sudut ruangan.
"Baiklah," sahut Joanne, ia berdiri dari duduknya, melangkah ke sofa empuk dan nyaman, lalu duduk berdua dengan Alfred.
Tanpa rasa malu sedikitpun, Joanne menyandarkan kepalanya di bahu Alfred. Pria tampan itu mengelus-elus lembut perut Joanne.
"Bu Joanne, aku mencintaimu. Setelah anak kita lahir, aku akan menikahimu, Sayang," ucap Alfred mesra.
"Tentu saja, Alfred. Aku akan menikah denganmu setelah anak kita lahir dan setelah aku bercerai dengan Dave."
*****