Chereads / Vorfreude: Rachel Richmann / Chapter 8 - Penutupan Akses

Chapter 8 - Penutupan Akses

Laboratorium Utama Cyclops Intelligence

Distrik 13, Mazsea, Hatemoor

24 Januari 2157

06.17 NAM

Rachel melangkah masuk begitu pintu utama laboratorium terbuka menyambut kedatangannya sepagi ini. Gerombolan orang utan di Ruang Isolasi bahkan menatapnya yang berjalan tegap nan cepat itu dengan heran. Sayangnya, Rachel sedang enggan menyapa mereka, karena tujuannya lebih jauh ada di dalam laboratorium: Ruang Bedah Saraf.

Rachel berhenti di depan meja hologram, memastikan sekali lagi bahwa Ia telah memahami seluruh prosedur bedah yang akan dilakukan Lars padanya siang ini. Prosedur bedah rumit itu memang bukan bidangnya, tetapi sebagai objek eksperimen Rachel tentu wajib paham, karena jika suatu saat terjadi kesalahan, Ia dapat menentukan siapa yang akan dituntutnya.

Delapan belas unit prosedur bedah yang telah dirancang oleh Lars muncul dalam hologram besar, untuk kesekian kalinya menjelaskan simulasi bedah secara tiga dimensi pada Rachel. Animasi itu menjelaskan rinci, tentang pada jalur microchip dan material protein genetik mana ujung-ujung saraf motorik dari otak dan sumsum tulang belakangnya Rachel akan dihubungkan satu demi satu.

Totalnya ada 202 sel saraf, dan hampir seluruh prosedur penghubungan itu akan dilakukan dengan bantuan robot AI, bukan olej Lars yang pandangan dan ketelitiannya terbatas. Dokter bedah itu hanya akan melakukan anestesi total, membuka sayatan di batang otak Rachel, dan memastikan kondisi vitalnya normal. Sisanya, Lars akan pergi ke ruang kontrol, duduk dan mengatur kerja robot bedah itu dibalik monitor. Maka tak ayal jika Lars mengatakan bahwa Ia percaya diri akan keberhasilan eksperimen itu, karena ketelitian pekerjaannya sudah terukur dan terstandardisasi.

Rachel menghela. Percayalah, simulasi berdurasi setengah jam itu amat mudah dimengerti, dan seharusnya Rachel tak perlu lagi khawatir. Hanya saja, sisa-sisa gangguan panik semalam seolah masih menjadi kabut yang memenuhi kepalanya pagi ini.

DING!

DING!

Ponselnya di saku berdenting, lekas Rachel memeriksanya.

Oh, rupanya itu dari seseorang yang sedikit menyelamatkannya tadi malam.

[Pesan Elektronik]

(Niels Geyer)

Kuharap kau baik-baik saja

Kusarankan sekali lagi padamu, jika kau ragu, lebih baik kau tunda eksperimen itu

Atau batalkan sama sekali

Banyak orang yang bersedia menjadi objek uji coba berbayar. Aku bahkan bisa mencarikannya untukmu jika kau mau

"Menerima pesan sepagi ini?"

Rachel terkesiap, refleks mematikan ponselnya, menaruhnya kembali ke saku tanpa sempat membalas pesan-pesan dari Niels.

Lore, asisten utamanya itu memang gemar datang pagi. "Apa kau sudah siap, Rachel?" tanyanya kemudian, tersenyum tipis seperti biasa, menyemangati selayaknya sesama rekan kerja.

"Ya, tentu saja aku siap," jawab Rachel, sudah menegakkan kepalanya, kembali percaya diri. Pertanyaan seperti itu selalu memantiknya, tak peduli seberapa panik dan tidak aman perasaannya yang sesungguhnya.

Lore mengangguk, "Aku mendoakan yang terbaik untuk keberhasilan eksperimen hari ini. Banyak orang menantikanmu kembali sebagai manusia yang sukses memodifikasi dirinya sendiri," ujarnya. Gadis itu sepertinya bermaksud tulus, namun Rachel mendengarnya berbeda kali ini.

Bukan bermaksud meremehkan kepedulian Lore padanya, tetapi apa yang dikatakan Niels tadi malam sedikit mempengaruhinya. Ada apa dengan Lore sampai Niels meminta Rachel menjauh darinya selama eksperimen satu minggu kedepan? Apa mereka saling mengenal? Tapi sebagai apa? Mengapa juga Niels seolah sinis pada Lore? Pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan di benak Rachel sampai tak sadar Ia telah melamun puluhan detik.

"Panggil aku jika kau membutuhkan sesuatu. Aku akan berada di laboratorium sampai eksperimenmu selesai seminggu kedepan," ujar Lore, menyentuh sekilas lengan Rachel sebelum beranjak pergi.

"Lore ..."

"Ya?"

Rachel berbalik, menghela sejenak usai berpikir panjang, "Aku memberikanmu izin berlibur selama satu minggu kedepan. Kau tidak perlu menangani eksperimen di tahap ini, cukup Lars saja yang melakukannya."

"Ah, tapi ..."

"Ini perintah dariku selaku atasanmu. Akses laboratorium ini akan ditutup sepenuhnya bagi siapapun kecuali untukku dan Lars."

****

Universitas Cohlin

Distrik 15, Rostorphe

24 Januari 2157

10.15 NAM

Lima orang duduk di ruang rapat universitas sejak dua jam lalu. Salah seorang diantara mereka memimpin di depan, mengatur tayangan slidia presentasi di layar hologram. Niels, Ketua Kelompok Arkeolog Ahli di Universitas Cohlin itu tengah menjelaskan rencana penggalian dan ekstraksi mineral di perbukitan cadas Hutan Malarpon.

"Kita perlu melibatkan ahli pertambangan dan pertanian dalam penggalian dan ekstraksi di lapangan ke depan..."

"Jika Hisicocite itu benar ditemukan dalam jumlah besar dibawah permukaan tanah dan bebatuan cadas tempat lumut tipis bermunculan tiba-tiba, Kita dapat memastikan bahwa mineral itu berperan dalam penyuburan tanah..."

"Sementara ini kita dapat menduga bahwa mineral itu adalah gabungan dari mineral-mineral lain di tanah yang sudah kering dan tandus, melalui proses reaksi lambat bertahun-tahun selama kekeringan hebat ini melanda ..."

Empat orang rekan penelitinya mengangguk paham.

"Ini dipastikan adalah mineral jenis baru, yang jika dikonservasi secara besar-besaran dapat merestorasi tanah tandus hutan dimana pun, termasuk hutan yang tersisa di utara," final Niels, lanjut membuka sesi diskusi.

Seseorang yang merupakan rekan sekaligus mahasiswa doktoralnya mengangkat tangan, izin hendak berbicara.

"Silakan, Rene. Bagaimana tanggapanmu?"

"Profesor, jika mineral itu benar ditemukan dalam jumlah besar dan dapat dikonservasi, apa itu artinya kita masih memiliki harapan untuk menghijaukan bumi ini kembali?" tanyanya.

Seperti biasa, Rene tidak menanyakan hal-hal teknis. Gadis itu lebih menyukai pertanyaan-pertanyaan level manajerial-imajinatif yang mengundang semua orang untuk berpikir keras, termasuk Niels sekali pun.

"Tentu saja kita selalu mempunyai harapan, Rene. Namun setiap keputusan riset dan pengembangan yang kau ambil akan selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini, konservasi mineral baru akan membutuhkan waktu tidak sebentar, dan kita harus berlomba dengan masalah-masalah lingkungan yang semakin banyak, rumit, dan cepat berubah..."

Terus Niels menjelaskan, membuat Rene dan yang lainnya mengangguk paham, bahwasanya tidak ada penelitian yang sempurna, pun semua itu memiliki proses.

Niels sekali lagi menekankan, bahwa apa yang akan mereka lakukan ke depan tidak akan sia-sia, minimalnya adalah guna memberikan masukan pada Pemerintah Federasi dan perusahaan yang bergerak di bidang terkait.

Rapat persiapan riset itu kemudian berakhir, dengan hanya menyisakan Niels di dalam ruangan. Memang selalu seperti itu, karena Niels memiliki agenda wajib tambahan yang tidak dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain: menuliskan secara rinci apa yang dibicarakannya dalam rapat, juga segala hal yang diingatnya saat itu, yang dinilainya penting ke dalam jurnal harian.

Tanpa gawai atau teknologi pencatatan lainnya, gerakan tangan pada pena dan kertas itu sedikit membantunya mengingat lebih baik.

DRRT!

DRRT!

Ponselnya bergetar, mendistraksinya dari menulis. Baru saja hendak diabaikan, layar ponsel yang menunjukkan sebuah pengingat alih-alih pesan atau panggilan itu menarik perhatiannya.

[Alarm Sistem]

(Eksperimen biohacking Rachel Richmann akan dilakukan satu jam dari sekarang. Apa yang akan Kau lakukan?)

DRRT!

[Pesan Elektronik]

(Rachel Richmann)

Aku telah mengikuti perkataanmu

Sebagai tanda terima kasih karena kau telah menolongku semalam

Aku akan tetap melakukannya hari ini

Jika berkenan, tolonglah berdoa untukku

Karena aku masih perlu mendengar apa alasanmu melarang Lore ada disekitarku selama eksperimen ini berlangsung