"Kau sekarang berada di rumah sakit," Adler menjelaskan. "Kau tadi pingsan di depan supermarket."
Adler membantu Genevieve untuk duduk bersandar. Ah, ya… Genevieve kini ingat semua. Hal itu membuat wajahnya menjadi murung.
"Oh…"
"Kenapa? Apa masih ada yang terasa sakit?" tanya Adler cemas.
"Karena keteledoran dan sakit perut yang tak tertahankan, aku membuat perusahaan rugi." Genevieve memejamkan mata. "Aku pasti dipotong gaji lagi."
Adler bingung. "Maksudnya?"
Hal ini penting diketahui oleh Adler, mengingat perusahaan itu adalah miliknya juga. Ia pun tidak ingin Genevieve mengalami pemotongan gaji.
"Aku tidak konsentrasi bekerja. Sehingga terjadi selisih penghitungan uang." Genevieve memijat pelipisnya. "Ini karena aku tadi tiba-tiba sakit."
"Sebentar, Genna. Coba ceritakan semuanya dari awal." Adler mengerutkan kening keheranan. Ia menjadi kuatir saat melihat betapa wajah Genevieve tampak frustrasi.