Chereads / Gadis Seribu Lapis Identitas / Chapter 11 - Aku Pemberontak Alami

Chapter 11 - Aku Pemberontak Alami

Yun Ci menjawab dengan santai: [Belum.]

Beiqing Kecil Tersayang: [Si Yue, aku mendapat teman semeja baru hari ini. Kau tahu betapa anehnya dia? Dia bahkan tidak bermain 'W2'. Aku akan mengajarinya cara bermain game untuk mewariskan keterampilan luar biasamu kepadanya!]

Yun Ci melihat pesan itu. Wajah tersenyum bocah itu muncul di benaknya.

Dia mengenalnya dari game secara tidak sengaja.

Suatu sore, seseorang dengan ID bernama 'Beiqing Kecil Tersayang' mengiriminya pesan pribadi dalam game.

[Bisakah kamu mengangkat aku menjadi muridmu?]

Yun Ci menerima banyak pesan pribadi setiap hari, yang tidak akan pernah dia baca.

Pada saat itu, Yun Ci dalam suasana hati yang buruk. Jadi dia membuka pesan pribadi ini dengan santai, lalu berencana untuk menjawab: [Ya, dalam mimpimu.]

Namun, laptopnya tiba-tiba macet, dan Yun Ci hanya punya waktu untuk mengetik 'ya' sebelum pesan terkirim.

Akibatnya, orang ini segera memposting foto screenshot dari pesan itu di dalam forum game.

Setelah Yun Ci akhirnya memperbaiki laptopnya. Setelah itu, dia baru tahu kalau semua pemain game sekarang percaya bahwa dia telah setuju untuk menjadikannya muridnya.

Yun Ci yang mengirim pesannya dan jika dia menyangkalnya, orang akan berpikir bahwa dia telah melanggar kata-katanya.

Dia hanya bisa mengakuinya.

-------------------------------------------------

Pada saat ini, Xia Beiqing sedang berbaring di sofa. Dia menunggu pujian Si Yue.

Dengan bunyi 'ting', dia menerima balasan dan bergegas membuka pesannya. Aka tetapi dia hanya melihat dua kata.

[Ha ha.]

Xia Beiqing tercengang dan tidak bisa mempercayainya.

Gurunya mengiriminya 'ha ha'?

Apakah gurunya ini sedang marah?

Dia tidak mengatakan sesuatu yang salah!

Di sisi lain, Yun Ci mematikan ponselnya dan memeluk boneka Doraemonnya.

Saat Yun Ci akan tertidur, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu.

Begitu dia membuka pintu, dia melihat Ruan Xichen berdiri di luar. Wajahnya suram dan matanya penuh ekspresi jijik, "Aku memperingatkanmu, jika kamu menindas Feiyue lagi, aku tidak akan melepaskanmu!"

Oh, jadi dia datang untuk mengancamnya atas nama saudara perempuannya.

Yun Ci menyipitkan matanya yang dingin, lalu bersandar di kusen pintu, "Aku menindasnya?"

Penampilannya yang acuh tak acuh membuat Ruan Xichen semakin marah.

"Semua orang di keluarga ini memperlakukan Feiyue sebagai seorang putri. Dia tidak pernah meneteskan air mata sejak dia kecil. Jika bukan karena kamu, bagaimana dia bisa melarikan diri dari rumah?!"

Yun Ci mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum jahat, "Kalau begitu izinkan aku memberitahumu. Jika kamu tidak ingin anjingmu mengalami kecelakaan, kamu harus memegang tali dengan erat, bukannya berlari ke sini untuk menanyakan hal itu padaku."

Apa? !

Anjing!

Ruan Xichen terkejut dan tidak bisa berkata-kata seolah-olah semua suara tersangkut di tenggorokannya.

Dia tidak menyangka gadis ini akan membalas dengan kasar.

Sementara dia tertegun, Yun Ci melangkah maju dan perlahan-lahan memajukan kepalanya ke dekat telinganya.

Bibirnya yang kemerahan terbuka. Selain itu, nafasnya aromatik namun dingin.

"Oh, apa yang harus aku lakukan? Aku pemberontak alami. Semakin sedikit orang menginginkanku untuk melakukan sesuatu, maka semakin aku ingin melakukannya. Jika kamu tidak ingin putri kecilmu ditindas, katakan padanya untuk tidak main-main denganku lagi."

Setelah mengatakan itu, dia membanting pintu dengan keras.

Ruan Xichen, yang tercengang, lalu dia menatap pintu yang tertutup. Aroma yang dipancarkan tubuh gadis itu setelah mandi sepertinya masih melekat di hidungnya.

Telinganya memerah.

Di dalam ruangan, Yun Ci berbaring lagi. Kemudian, dia mematikan lampu. Tapi dia tidak bisa tertidur dan terus bolak-balik. Dia mengalami sakit punggung.

Akhirnya, dia bangkit dan pergi ke lantai pertama. Lalu, dia meminta obat pada seorang pelayan.

Pelayan itu bahkan tidak menatapnya dan menunjuk ke meja kopi dengan asal. Dia berkata dengan dingin, "Ada beberapa obat di sana. Ambil sendiri."

Yun Ci mengambil sebotol tets dan sebungkus kapas. Kemudian, dia kembali ke lantai dua. Saat melewati kamar Ruan Feiyue, dia mendengar seseorang menangis di dalam.

"Ibu, putri kandungmu telah kembali. Kamu tidak mencintaiku lagi, kan…"

Suara lembut Ye Meipan terdengar, "Jangan berpikir seperti itu. Tentu saja, ibu mencintaimu."

"Tapi bu, kamu memihak padanya dan membantu Yun Ci untuk menindasku…"

"Dasar anak bodoh... tidakkah kamu tahu mengapa aku membawanya kembali? Jika kita mengusirnya, siapa yang akan menikahi Jun Siche?"

"Kalau begitu... bu, berjanjilah padaku, kamu akan selalu mencintaiku saja!"

"Tentu saja, ibu hanya mencintaimu."

Setelah mendengar ini, Ruan Feiyue akhirnya berhenti menangis, lalu tersenyum. Dia berkata seperti anak kecil, "Ibu, tidurlah denganku malam ini…"

"Oke, oke." Ye Meipan berkata dengan penuh perhatian, "Ayo, ibu akan memelukmu sampai tertidur."

Percakapan ini benar-benar hangat.

Di luar pintu, Yun Ci meremas obat di tangannya dan bibirnya sedikit pucat.

Setelah beberapa detik, dia menurunkan tatapan matanya dan berjalan kembali ke kamarnya.

---------------------------------------------

Pagi-pagi sekali, Yun Ci turun membawa tas sekolahnya.

Seluruh anggota keluarga itu sedang duduk di meja makan dan mengobrol sambil makan. Akan tetapi karena kehadirannya, ada keheningan dalam sekejap.

Ruan Feiyue memelototi Yun Ci dan mencabik-cabik roti di tangannya.

Mungkin karena apa yang terjadi tadi malam. Bahkan, para pelayan memandang Yun Ci dengan jijik.

Suasananya canggung dan aneh.