Setelah dipersilahkan oleh tuan Esa, Akbar segera melanjutkan pertanyaanya kembali.
"Apa sebenarnya masalah yang harus saya selesaikan didunia ini? Karena dilihat dari anda yang memberikan kekuatan yang bersifat "Defensif" serta "Memperbaiki" dan saya yang muncul di sebuah perkampungan yang habis terbakar seperti ini, apa masalahnya berhubungan dengan "pertumpahan darah"?"
"(Jenius level MAX memang sesuatu ya) Aku mengirimkan makhluk terkuat yang pernah aku buat untuk menyelesaikan masalah disuatu daearah, jadi kau pasti bisa menebak sendiri kalau itu bukan masalah "kecil"-kan?"
"Ah, sepertinya bukan hanya masalah itu saja ya? Haaaa,ini mah namanya bukan liburan tuan," kata Akbar yang menghela nafas panjang.
"Aku kan sudah bilang kau bisa liburan sambil menyelesaikan masalah itu, jangan kalah sebelum berperang begitu dong, lalu apa ada pertanyaan ke 4 Akbar?"
"Apa aku akan mendapatkan petunjuk harus melakukan apa sekarang? Karena jujur saja aku tidak tahu harus berbuat apa dengan diriku yang tiba-tiba muncul disebuah kampung yang habis terbakar tanpa sebab yang jelas ini dan juga karena kurang informasi."
"Coba kedipkan mata kananmu 5x, maka kau akan bisa melihatnya."
Langsung saja Akbar melakukan perintah dari tuannya barusan, dan kagetlah dia karena ketika selesai melakukan hal itu tiba-tiba dari pandangannya muncul sebuah layar yang Nampak seperti opsi permainan.
"WHAT THE FF**KKK!!...LA..LAYAR OPSI PERMAINAN?!" kata Akbar yang saking terkejutnya sampai tidak sadar dirinya berkata kasar.
…
…
"(Tidak bicara formal dan mulai bicara kasar, sumpah, GAK AKAN AKU KASIH HAWA NAFSU KE MEREKA!)" kata tuan Esa dalam hati yang merasa gemas soal sesuatu itu.
"(Quest-Map-Skill-Status-Item, benar-benar menatap "massa depan" kalau Tuhan sudah turun tangan)" kata Akbar yang masih saja tercengah.
Lalu Akbar pun mencoba membuka fitur-fitur yang tersedia dalam opsi yang muncul barusan untuk mengetahui apa saja fungsi tiap fitur tersebut dengan menekan-nekannya seperti layar sentuh.
"(Hmm, jika aku menyelesaikan list yang ada di Quest, mungkin aku bisa mendapatkan hadiah berupa Xp untuk naik level dan lain-lainnya seperti sistem game RPG. Lalu di Map menunjukan dimana diriku sekarang, dan daerah disekitarku berwarna hitam mungkin karena aku belum menjelajahinya, oh aku ada di desa "Ofallive" rupanya. Ok, lalu soal Skill, yaelah Zeus botak, termasuk Skill Good Hand ku, ternyata aku cuma diberikan 4 slot skill saja, jadi sewaktu-waktu aku Cuma akan diberikan 3 skill saja dong? Pelit banget untuk ukuran orang yang punya segalanya. Lalu soal Status, oh aku kelas Fighter Level 1 berumur 20 tahun rupanya, jadi aku tipe pertarung jarak dekat ya, tidak masalah sih karena aku kan sudah mengusai semua teknik beladiri di dunia sana, jadi pasti aku bisa naik level dengan cep..…"
!
"(…Oh.....OH…..…..OOOOOHHH….. WOOOOOH!! ....SILAUUU MENN!!!!! SELAIN INTELIGENT YANG MAX, SEMUANYAA 75!! KAU DERMAWAN SEKALI TUAN ESA!!!)" Kata Akbar yang tercengah ketika melihat semua Statusnya selain INTELIGENCE (kecerdasan) yang sudah bernilai 100, yaitu STRENGH (kekuatan)-DEFENSE (pertahanan) –OPPUTUNITY (keberuntungan) –SPEED (kecepatan) -MAGIC (sihir) bernilai 75, yang dimana dalam sinetron dewa-dewa India yang penuh dengan kata bijak ketimbang pertarungannya itu, bisa dikatakan dia hampir mendekati kata "Sakti".
"(Sepertinya dia lupa kalau aku bisa mendangarkan suara hatinya ya? Kok rasanya ingin aku musnahkan dia saat mendengar semua cara bicaranya yang berubah-ubah itu ya?)" kata tuan Esa yang merasa kesal ketika melihat ekspresi wajah Akbar yang berubah-ubah tiap kali menekan-nekan opsi layar permainanan.
"Ah tuan Esa, jadi aku bisa menaikan Statusku jika aku mendapatkan point dari quest ya?" kata Akbar yang menyadari sesuatu itu saat melihat point statusnya 0.
"Yup, tapi bukan berarti ditiap quest akan ada point sebagi hadiahnya Akbar, sebagian besar kau dapat point jika kau naik level...hmm, biar aku periksa dulu, ah, kau akan dapat 1 point tiap kau naik level," kata tuan Esa sambil memakai kacamata dan membaca buku "petunjuk penggunaan".
"(Jadi jika aku ingin membuat 1 statusku menjadi 100 aku harus naik 25 level, jadi kalau aku ingin semua Statusku menjadi 100, berarti 25x5=125, aku harus level 125 agar bisa memaksimalkan semua statusku, me..memangnya berapa lama aku akan berada disini?)" Tanya Akbar pada dirinya sendiri.
"Jadi bagaimana Akbar? Tuanmu yang tampan dan pemberani seperti gambar Squidweard yang ternyata sampah itu tidak mengecewakanmukan?" kata tuan Esa kemudian membanggakan diri.
"(Aku tidak tahu kau itu memuji atau menghina diri sendiri) Ya tuan, aku benar-benar berterima kasih atas bantuan yang kau berikan, ini sudah cukup untuk bertahan hidup," kata Akbar berterima kasih.
"Aku jadi malu, lalu apa ada pertanyaan lagi?"
"Ya tuan, soal Map disini, kenapa semuanya berwarna hitam kecuali tempatku berada? Apa ini artinya aku harus berkeliling agar daerah yang lain bisa menjadi jelas seperti permainan game RPG ?" Tanya Akbar ketika melihat fitur MAP yang penasaran karena seluruh wilayah selain denah desa Ofallive yang dia pijak itu berwarna hitam.
"Betul sekali, karena bukannya curang kalau kau bisa melihat semuanya dengan jelas padahal kau bukan dari dunia ini?" kata tuan Esa menjawab.
"(Katakan itu pada programmer yang membuat cheat untuk game-game RPG) Lalu tuan Esa, di Itemku ini ada 10 slot dan kantong uang yang berjumlah 1 Juta Gitch, apa kau bisa beritahu mengenai mata uang ini dulu?"
"Ah, benar juga, aku lupa memberikan deskripsinya padamu ya? Ok, kalau begitu catat ini di otak superiormu."
"1 tembaga Gitch yang merupakan mata uang tunggal dunia ini sama dengan uang 1.000 Rupiah di Negara wkwkwkland, atau bahasa sopannya Indonesia, lalu 1 kuningan sama dengan 10 tembaga, 1 perak sama dengan 50 tembaga, dan 1 emas sama dengan 100 tembaga, paham?"
"Ah, apakah semua uang itu acak didalam kantong ini tuan? Karena jika isinya adalah 10 emas Gitch yang sama saja dengan 1 Juta Gitch, saya takut kalau tidak ada kembaliannya seperti kasus ekonomi kehidupan sehari-hari di negara itu."
"(Dia lebih banyak tanya daripada dugaanku, seharusnya aku memberitahu semuanya dulu saat diakhirat ya?) Kalau itu sih kau pikirkan saja sendiri, jangan sia-siakan otak superiormu dong," kata tuan Esa tegas.
"(Benar-benar tidak bertanggung jawab orang yang 1 ini) Baik tuan Esa, saya akan mencoba mengurus keuangan sambil menjelajah dunia ini," kata Akbar yang sempat merasa kesal.
"(Kedengaran kampret!) Nah karena sepertinya kau sudah paham semuah hal yang penting, sekarang kau…"
"Tunggu tuan, bagaimana cara meletakan dan mengambil uangku ini, padahal aku tidak membawa tas sama sekali, dan bahkan di saku celanaku tidak ada apa-apa lho."
"(Lain kali aku akan berikan buku panduan saja deh, capek aku bicara lama-lama begini) Walaupun tidak bisa dilihat orang lain, tapi layar yang kau lihat itu benar-benar nyata seperti hologram layar sentuh dari sudut pandangmu sendiri tahu, jadi kau tinggal masukan tanganmu kedalam layar dan katakan berapa uang yang ingin kau ambil, dan juga kalau kau mau menyimpan uangmu kau tinggal menaruhnya saja dan nanti jumlah uangmu dilayar akan bertambah, dan itu juga berlaku untuk penyimpanan item juga (dan aku yakin orang yang melihatnya melakukan itu nanti akan mengangapnya penyihir)"
"Ah, ternyata bisa seperti itu ya? Baiklah, kalau begitu akan aku coba dulu."
Lalu Akbar mengambil sebuah batu yang ada dibawahnya dan mencoba memasukan batu itu kedalam layar seperti instruksi tuan Esa, dan ketika dirinya melepaskan batu itu dan menaruh tangannya keluar dari layar, dia hanya kagum melihat batu itu menghilang dan sudah masuk kedalam slot itemnya.
"OMG."
"Ya?"
"This is a magic."
"Mendengar itu dari malaikat Jibril sepertimu, rasanya aku seperti orang bodoh deh, dan berhentilah bicara bahasa Inggris atau sejenisnya, karena budaya dunia sana sama sekali tidak diketahui oleh dunia ini," kata tuan Esa memberikan peringatan.
"Baik tuan, saya akan berhati-hati soal itu."