Si Akbar merasa sangat senang, karena penantian lamanya untuk pertanyaan hidupnya yang belum terjawab selama dia hidup itu akan terselesaikan.
"(Akhirnya setelah sekian lamanya tuan ingin membicarakan masalah ini denganku, aku harus memanfaatkan kesempatan langka ini untuk mendapatkan jawaban pertanyaanku!) Sebenarnya cukup banyak tuan, tapi karena kebetulan ada masalah yang terkait dengan hal tersebut, maka saya akan memberikan 1 contoh saja pada tuan."
"Dan itu adalah …"
"Para manusia itu bilang demi perdamaian, tapi semua ucapan manis mereka itu cuma dalih untuk mendapatkan kekuasaan dan harta berlimpah tanpa peduli akan ada banyak korban yang tidak berdosa dari perbuatan mereka itu. Jika ini tidak disebut munafik, maka ini disebut apa tuan?" kata Akbar sambil teringat sebab tragedi di "Zona Merah" itu.
"Ya mau bagaimana lagi Akbar, itu karena mereka terlalu menuruti hawa nafsu mereka sih, jadi jelas dong kalau mereka lebih condong ke urusan pribadinya daripada urusan orang-orang yang bahkan tidak mereka kenal," jawab tuan Esa simple.
"Itu masalahnya tuan, kenapa tuan memberikan makhluk yang mulia sebuah hawa nafsu yang bisa merusak sebuah dunia seperti ini?" kata Akbar kemudian sambil menunjuk kearah layar.
Mendengar pertanyaan Akbar yang seharusnya sudah bisa dijawab para ahli agama paling bawah itupun, tuan Esa hanya bisa berkata…
"Hahahaha, sudah sangat lama kau ada disampingku dan kuberikan kau kekuatan paling dahsyat di semesta ini, tapi ternyata kau malah memikirkan pertanyaan yang konyol seperti itu dan bahkan belum menemukan jawabannya sampai sekarang. Haaaaa, mubazir banget deh hidup dan kemampuanmu itu," kata tuan Esa sambil menghela nafas panjang ketika mendengar ucapan Akbar barusan.
"Ma…Maaf tuan Esa, sa..saya tidak bermaksud menyinggung and …"
"2 hal."
?
"Ma…Maaf tuan?"
"Jawabannya ada 2."
"Ja…jawabannya? Maksud anda soal pertanyaan saya tadi?"
"Yap, untuk orang yang umurnya lebih tua daripada si Adam dan melihat banyak kejadian bersejarah, seharusnya kau sudah tahu jawabannya dong! Bagaimana sih kau ini?! Semua ilmumu jadi mubazir tahu!" kata Tuan Esa dengan nada agak kesal.
"Ahh!!..ma…maaf tuan!! Da..dari dulu sampai sekarang saya Cuma menyampaikan pesan anda dan juga mengawasi dari sini, ja..jadi saya tidak terlalu tahu apa yang sebenarnya terjadi pada suatu peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi tuan," kata Akbar yang ketakutan ketika tuannya terlihat sedang memarahinya itu.
…
…
!
"(AAIIIHHH!! IBU MIA LEZATOSS!! AKU LUPA KALAU AKU MEMBUAT MALAIKAT JIBRIL HANYA UNTUK MENYAMPAIKAN PESAN DAN PERINTAHKU SAJA! AKUKAN TIDAK MEMBUATNYA AGAR DIA BISA MENGERTI PERASAAN MANUSIA)"
"(Dan kalau dipikir-pikir, memang si Akbar rata-rata kukirim ke bumi untuk menyampaikan wahyu kepada para nabi itu Cuma setiap 1000 tahun sekali dan sisanya dia cuma melihat semua kejadian di bumi dari layar ini pada hanya adegan-adegan yang biasa saja deh, pa…pantas saja kalau dia tidak terlalu mengenal dunia manusia seperti malaikat lainnya. Duh, aku jadi merasa bersalah karena sudah lama kusuruh dia tetap di akhirat dengan informasi yang terbat …)"
…
…
"Ah benar juga, memangnya kau tidak dapat informasi apa-apa soal hawa nasfu manusia dari para malaikat-malaikat yang bolak-balik ke bumi seperi para malaikat pencabut nyawa itu?" tanya tuan Esa yang kepikiran soal para malaikat pencabut nyawa.
"Saya sudah menanyakan semua malaikat tuan, dan mereka juga setuju dengan saya kalau pada dasarnya para manusia itu memang perusak banyak hal hanya untuk kesenangan belaka, tidak lebih dari itu," kata Akbar menjelaskan.
?
"(Apa? Segitu saja? Ahahahahaha, memangnya otak kalian Cuma 1 ml? Kok tidak berguna banget sih? Kembalikan semua kecerdasarn yang sudah aku buatkan untuk kalian woi!! Dan apa sebaiknya aku langsung datangkan kiamat dan mulai menciptakan malaikat versi baru dengan otak 1 Peta Tera Mega Byte?)" kata tuan Esa yang mulai bicara dan kesal sendiri karena tahu kalau ciptannya benar-benar "sesuatu" sekali.
"(Waduh, se..sepertinya aku telah membuat tuan Esa kesal, a…aku harus minta maaf atau kiamat akan terjadi) Maaf tuan Esa, saya tidak bermaksud untuk membuat anda …"
"Tidak-tidak, kau tidak salah, kau hanya ingin menanyakan pertanyaan yang sudah lama sekali ingin kau dapatkan jawabannya. Disini akulah yang salah karena aku yang membuatmu tidak bisa menjawab pertanyaan simple seperti itu," kata tuan Esa sambil memegangi kepalanya yang kepikiran masalah Akbar barusan.
"(Apa? Pertanyaan yang kutunggu jawabannya selama ini adalah pertanyaan simple?)" tanya Akbar dalam hati.
"Baiklah, karena julukanku adalah yang maha "pemurah", aku akan menjawab pertanyaanmu it …"
…
…
Sejenak, tuan Esa berhenti bicara karena tiba-tiba kepikiran soal masalah lain yang saat ini sedang dia hadapai, yang dimana pemikiranya itu nantinya akan memberikan si Akbar pengalaman hidup yang tidak terlupakan.
"(Hmmm, kalau tidak salah ingat di Dunia ke 2 sedang mengalami masalah serius yang tidak lama lagi akan kudatangkan kiamat karena ada banyak orang yang akan melakukan hal bodoh ya, apa sebaiknya kumanfaatkan hal ini agar si Akbar bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaannya ya?)" kata tuan Esa sambil menoleh kearah Akbar.
"(Perasaanku saja atau tuan Esa sedang merencanakan sesuatu ya?)" kata Akbar yang bisa merasakan sesuatu hal yang tidak mengenakan dari tatapan tuan Esa.