"Ada dua tumor yang mengisi kedua indung telurmu, kiri dan kanan dengan ukuran yang berbeda. Untuk mengetahui kedua tumor itu Jinak atau Ganas (Kanker) saya harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut" ucap seorang dokter Obgyn setelah memeriksa keadaan Tiara yang tiba-tiba pingsan di toilet Kampusnya
Hari ini adalah hari pertama datang bulannya, Tiara pergi ke Toilet untuk buang air kecil, ia sendiri merasa heran dengan menstruasinya yang beberapa bulan belakangan ini tidak lancar dan juga ia merasakan ada pembengkakkan di bagian perut bawahnya. Setelah selesai buang air kecil perutnya tiba-tiba Kram dan bahkan sakitnya mampu membuat ia tak kuat berjalan dan akhirnya pingsan di Toilet itu
Ketiga sahabat yang sudah seperti kakak kandungnya sendiri, karena Tiara merupakan anak rantau dari kampung Halamannya dan ia berkuliah di Ibukota, mereka langsung menggotong tubuh Tiara dan membawanya kerumah sakit.
"Saat ini massa tumor itu telah berukuran 11 cm dikiri dan 8cm dikanan rahimmu" terang dokter itu sembari melanjutkan pemeriksaannya dengan alat Usg yang baru dibawa perawat keruangan itu.
"penyebabnya apa Dokter?"
tanya Jenifer yang terllihat sangat khawatir
"Apa itu benar-benar kanker"
Tiara menatap dokter sambil mengigit bibir bawahnya ketakutan
Olivia dan Julia langsung menggenggam tangan Tiara masing-masing
"Untuk memastikannya bahwa itu kanker atau bukan kita harus lakukan chek laboratorium, nanti setelah saya menerangkan apa penyebabnya, suster akan mengambil darahmu untuk melakukan pengujian diruang laboratorium tersebut"
"Tapi sebelum itu boleh saya bertanya satu hal Tiara? "
"Apa itu dok?" Tiara balik bertanya untuk mempersilahkan dokter itu mengajukan pertanyaannya
"Apa kau sebelumnya belum pernah berhubungan dengan pria? Ah maksudku hubungan intim"
"Uhuk"
Olivia sampai terbatuk mendengarkan pertanyaan sensitive itu dari dokter untuk sahabatnya tersebut
"Hah bagaimana akan bercinta kekasih saja tidak punya" lirih Julia yang paling dewasa diantara mereka
Tiara hanya mengangguk sebagai jawabannya, walaupun sebenarnya gadis itu malu ditanyakan oleh dokter seperti itu namun pikirannya sudah tersita saat ini dengan apa yang telah dokter katakan bahwa ada kemungkinan ia terkena kanker. Hah bagaimana jika ia mati dan hidupnya akan berakhir bukankah ia masih terlalu muda?
"Ya dan itulah penyababnya !"
ucap dokter itu menyandarkan tubuhnya kesandaran kursinya, membuat keempat gadis itu masih melongo belum mengerti apa maksudnya
Atensi hadir dari Olivia, gadis itu mengangkat tangan kanannya hendak bertanya, seperti saat dikampus, tentu ia akan menanyakan kenapa Tiara saja yang sakit? Padahal ia diumurnya yang sekarang juga belum disentuh oleh laki-laki.
Dan sebenarnya Julia hendak melayangkan pertanyaan yang sama namun gadis itu cukup malu diumurnya yang sekarang ia juga belum memcicipi hal itu.
Jenifer? ia telah mencobanya sekali, makanya ia diam saja namun gadis itu menyesal telah melakukannua, bukan karena merasa berdosa namun karena ia lebih banyak merasakan sakit daripada nikmatnya bercinta dengan mantan kekasihnya dikampung saat itu dan bahkan ia berpikir tak ingin melakukannya lagi hingga setelah berumah tangga nanti.
"Bagaimana bisa hal itu menjadi penyebabnya dok" Julia yang akhirnya berinisiatif untuk bertanya, karena setelah pertanyaan dari Rose terlontar, dokter wanita itu hanya menghela nafasnya saja dan tampak sedang menyusun kata-kata untuk diucapkan supaya mereka berempat bisa mengerti maksudnya terlebih lagi Tiara yang mengalami penyakit ini hanya menjadi pendengar yang baik sedari tadi.
"Kenapa hal itu terjadi kepada Tiara? Karena mungkin Tiara memiliki sedikikit kelainan sejak menstruasinya yang pertama hingga saat ini bukan begitu Tiara?" Tanya dokter itu balik kepada pasiennya
"Iya mentruasiku tidak pernah lancar dari awal dokter" ungkap gadis itu
"Ya, dan ketidaklancaran itu membuat darah kotormu tidak keluar secara keseluruhan sehingga membentuk tumor/kista, jadi tumor itu sudah terbentuk sejak awal kali kau menstruasi hingga sekarang. Hm Tiara, apa kau juga merasakan sakit setiap kali datang bulan?" tanya Dokter itu lagi yang langsung diangguki oleh Tiara.
"Lama kelamaan jika tidak diobati, tumor atau kista itu juga akan semakin besar nantinya..."
"Solusinya bagaimana dok!" potong Jenifer
"Ya harus dibuang, tapi lain lagi ceritanya jika itu sel kanker"
"Apa aku harus dioperasi dok?"
tanya Tiara
"Ya kita harus segera melakukan tindakan"
jawab dokter itu
"Untuk itu, kita ambil dulu darahmu sekarang, dan kalian berdoa saja semoga ini bukan kanker.
Dokter lalu mempersilahkan suster untuk melakukan pengambilan darah.
"Besok Tiara harus kembali kesini lagi untuk mengetahui hasilnya"
ucap Dokter menyuruh mereka pulang setelah mendapatkan satu botol kecil darah Tiara.
"Bagaimana jika Tiara benar-benar menginap Kanker? "Jenifer mencoba menghilangkan pikiran buruk itu dari kepalanya .
"Kami semua akan selalu bersamamu" ucap Olivia yang juga diangguki oleh Julia
.
.
.
Tak lama mereka sampai di asrama lalu masuk ke kedua kamar mereka masing-masing.
Satu jam kemudian Jenifer masuk kekamarnya Julia dan Olivia
"Apa Tiara sudah tidur?
tanya Julia pada Jenifer adiknya
"Bagaimana jika Tiara benar-benar terkena kanker? Diantara mereka semua memang Jenifer yang paling dekat dengan Tiara selama ini jadi gadis itu tak ingin kehilangan sahabatnya tersebut.
"Sudahlah Jen, jangan berpikiran yang buruk dulu kita lihat besok hasilnya bagaimana, yang penting kita harus selalu ada untuk Tiara, dia tidak punya siapa-siapa disini kecuali kita" ucap Julia menenangkan adiknya Jenifer.
.
.
.
Keesokannya mereka kembali kerumah sakit
Tiara terlihat sudah siap mendengarkan penjelasan dokter terhadap hasil cek darah kemarin.
"Selamat ya Tiara, ini bukanlah kanker hanya tumor jinak saja, tapi kita harus tetap melakukan pengangkatan" ucap Dokter membuat keempat gadis itu langsung bernafas lega
"Bisakah kita bicara berdua saja?" lanjutnya
Tiara melihat kearah teman-temannya
"Ah tidak apa dok, bicara disini saja mereka semua telah mengetahui tentang saya dan saya juga tidak ingin menutupi apapun kepada mereka"
jelas Tiara mempertahankan sahabatnya disana
"Baiklah saya akan bicara secara terbuka, semoga nanti kau tidak akan mempermasalahkannya"
Tiara mengangguk sebagai persetujuan
"Apa kau sering menahan hasratmu ketika hormonmu meningkat dan menginginkan hal yang mungkin tak seharusnya aku jelaskan"
Tiara menunduk menahan malu
Jenifer dan Julia menutup mulut mereka yang sedikit terbuka setelah saling memandangi satu sama lain.
Olivia sepertinya tidak mengerti
"Jangan menahannya! Tubuhmu berhak merasakan apa yang seharusnya ia dapatkan diusiamu sekarang. Kau bahkan mungkin belum mencoba untuk mengenali dirimu sepenuhnya, maksudku kau bisa mengenali tubuhmu terlebih dahulu sebelum mencoba menjalin hubungan dengan seorang pria namun sekarang hal itu sudah cukup terlambat hormonmu yang tidak teratur semakin memperburuk darah menstruasimu yang tidak lancar menyebabkan penyakit ini. Tidak ada gunanya juga menyesal saya hanya memberitahu apa yang terbaik, sekarang kita akan mengatur jadwal untuk melakukan tindakan pengangkatan kista Endometriosis tersebut. Dan setelah itu Kita akan melihat bagaimana hasilnya, saya akan memberikan solusi pasca operasi agar kista itu tak kembali tumbuh dengan cepat atau yang lebih buruknya lagi bisa berubah menjadi tumor ganas"
Penjelasan dokter itu menohok Tiara, bukan hanya operasi yang akan dilakukan namun penyakit itu bisa tumbuh kembali dan juga ada kemungkinan menjadi ganas/ kanker seperti yang di takutkan.
Seketika raut wajahnya kembali berubah dan ketiga sahabatnya hanya bisa mencoba menenangkannya saja.
.
.
.
Setelah mendapatkan jadwal operasi yang akan diadakan besok pagi dan Julia sebagai penanggung jawabnya, Mereka pun keluar dari ruangan obgyn itu untuk mencari udara segar sebelum menempati kamar perawatan Tiara yang harus tinggal dirumah sakit untuk melakukan test lain seperti test urine, ronsen, jantung dan juga anastesi sebelum memasuki ruang operasi esok pagi dan tentu saja mereka akan menemani.
.
.
.
Keesokan paginya
"Kau sudah siap"
tanya dokter pada Tiara sebelum dianastesi
Ketiga sahabatnya tampak gelisah menunggu diluar ruang operasi
"Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk padanya?" tanya Jenifer pada kakaknya itu ketakutan membayangkan hal buruk terjadi pada Tiara.
"Tenanglah Jen, aku yakin Tiara bisa melewati semua ini"
"Dia gadis yang kuat bukan?" ucap Olivia setuju
"Mana kita tidak memberitahu orangtuanya..." ucap Jenifer lagi yang sepertinya memang tidak bisa tenang.
"Kalau hanya untuk membuat mereka panik sebaiknya tidak usah, operasi ini akan berjalan lancar asalkan kalian tenang dan tidak menambah ketakutanku, jadi sekarang kita tunggu saja..."
perintah Jisoo yang ia sendiri juga tampak panik dengan terus menerus mondar mandir dikoridor depan ruangan operasi itu
"Maafkan aku" lirih Jennie
.