Sore itu di sebuah taman
"Ada apa? Kenapa tadi kau menelpon Bryan, lalu meminta nomer Felix dan ujung-ujungnya mengajakku ketemuan disini? "
tanya pria yang tengah mendekatinya itu dan sepertinya ia merasa cemburu
Julia diam tengah menyusun kata-kata
Leo curiga lalu mencoba memisscall nomer Julia dari handphonenya, siapa tau nomernya telah dihapus oleh gadis itu dan ia menyesal makanya Julia menghubungi Bryan hanya untuk meminta bertemu dengannya.
Hah selain cemburuan dia juga sepertinya kepedean
Belum sempat berdering Julia langsung menolak panggilan tersebut
"Hm sebenarnya aku mau minta tolong sama kamu, Bryan dan juga Juno. Lusa kalian bawa Felix ke club biasa ya! Aku, Jenifer dan Olivia juga akan membawa Tiara kesana"
"Kok tumben? Bukannya kamu melarang kita semua untuk berpacaran dengan kalian? kenapa malah tiba-tiba ngajak ke club segala? malam minggu lagi?" tanya Leo mulai merasa heran dengan apa yang ada dipikiran Julia sebenarnya
"Besok kita ketemuan lagi disini tapi kamu ajak Bryan dan juga Juno dan besok aku juga akan datang bersama Jenifer dan juga Olivia, tapi ingat jangan sampai Felix mengetahui pertemuan kita ini, ya sudah sampai jumpa besok Daaaa"
"Itu saja?"
Leo berjalan mendekati Julia lalu mencoba memeluknya
Namun Julia langsung menghindar dan melambaikan tangannya
.
.
.
"Kau habis dari mana?"
"Tidak dari mana-mana"
"Kau bahkan belum menceritakan apa rencanamu tentang Tiara dan apa hubungannya semua ini dengan Bryan? Apa tadi kau juga bertemu dia?"
"Kenapa? memangnya kau cemburu?"
sepertinya Jenifer benar-benar cemburu, ia diam saja namun raut wajahnya telah menjawab pertanyaan Julia itu
"Dimana Tiara?"
"Dia sedang menonton drakor bersama Olivia"
"Baiklah aku akan menjelaskan apa rencanaku"
. . .
"Apa?
Kau akan menjebak Tiara dengan Felix?"
itulah tanggapan Jenifer setelah mendengarkan apa rencana Julia untuk pengobatan Tiara
"Prlankan suaramu, bagaimana jika Tiara dengar? Besok aku, kau dan Olivia akan menyusun rencana ini dengan matang bersama Leo, Bryan, dan juga Juno"
"Memangnya mereka mau membantu kita? Kalau mereka tidak mau bagaimana?"
"Ya terpaksa aku harus menjelaskan bagaimana kondisi Tiara kepada mereka, aku yakin mereka tidak akan menolak, semua tau kok bahwa Felix dari awal suka sama Tiara, dan aku juga tau Tiara juga menyukainya, selama ini aku yang membatasi kalian bahkan diriku sendiri untuk dekat dengan mereka agar kuliah kita tak terganggu"
"Lalu sekarang apa aku boleh menerima Bryan?"
"Sejak kapan seleramu berubah dari Badboy menjadi Good boy ha?"
"Sejak dia terus berusaha untuk mendekatiku bahkan setelah tau aku sudah tidak... "
"Iya maafkan aku, nanti bilang pada Olivia bahwa Juno juga menyukainya sejak setahun yang lalu"
"Kau benar-benar telah melarang pria-pria itu untuk mendekati kita semua..."
"Maafkan aku, untuk kedepannya aku takkan melakukannya lagi, kalian bebas pacaran sekarang yang penting kuliah juga tetap lancar"
.
.
.
Keesokan harinya mereka berenam kembali berkumpul ditaman itu.
Tiara tidak merasa curiga sama sekali karena mereka bertiga mengatakan harus berkeliling Mall untuk membeli kebutuhan bulanan, Tiara tidak suka lama-lama di mall, lukanya juga belum sembuh, sedangkan Felix tadi saat ditinggal oleh teman-temannya tengah tidur di asrama.
Dan beginilah tanggapan mereka setelab mendengarkan apa rencana Julia
"Kenapa kita harus menjebaknya jika mereka saling cinta?" -Bryan
"Kenapa tidak biarkan saja hubungan mereka mengalir seperti air " -Juno
"Kelamaan"-Julia
"Ya, kita tidak punya banyak waktu" - Jenifer
"Kita harus cepat"- Olivia
"Sebaiknya kalian jelaskan dulu sebenarnya ada apa dengan Tiara?" tanya Leo
"Tiara sakit…."
Julia akhirnya harus Jujur akan kondisi Tiara
"Untuk mengobati penyakitnya Tiara harus hamil bulan depan dan harus melakukan pembuahan secepatnya dalam bulan ini juga" tambahnya
"HA?"
Sontak Juno, Leo, dan Bryan terkejut
"Memangnya ada penyakit seperti itu?"
tanya Juno tak percaya
"Ya adalah, namanya juga cewek penyakitnya macam-macam" jawab Olivia
"Bagaimana cara kita menjebak mereka?"
tanya Bryan yang tau bahwa ini masalah serius
"Dengan Alcohol saja ?" saran dari Leo
" Tiara tidak boleh minum alcohol, dia dalam masa penyembuhan nanti hal itu malah dapat memicu pertumbuhan sel kanker "Jelas Jenifer
"Lalu bagaimana?" Leo kembali bertanua
"Aku punya ide" Juno akhirnya angkat suara
"Ini memang sedikit gila tapi aku bisa jamin keberhasilannya 99%" ungkapnya
"Apa?"
tanya mereka kompak
"Beri saja mereka obat perancang lalu tinggalkan mereka dikamar hotel"
"Baiklah, itu ide yang bagus"
mereka semua menyetujui
"memang tidak ada cara lain bukan?"
"Ya sudah sampai jumpa diclub besok malam. Ayo kita pulang kasihan Tiara nunggu kelamaan"
ucap Julia setelah mendapatkan keputusan akan rencananya itu.
"tapi bagaimana dengan belanjaanya?" ucap Olivia yang takut nanti mereka akan ketahuan berbohong
"Ya sudah kita singgah ke Mall dulu untung saja daftar belanjaannya sudah kucatat jadi kita bisa langsung ambil barangnya terus pulang." ucap Jenifer
"Tapi pakai uangmu dulu ya Oliv, nanti kalau uang kiriman kami sudah sampai akan kita ganti" ucap Jenifer yang diangguki oleh Julia.
"
.
.
Seharian Tiara masih saja berpikir bagaimana caranya ia bisa hamil? Dan dengan siapa ia akan menikah? Sempat terfikir olehnya untuk kembali saja ke kampung halamannya lalu memilih jujur akan kondisinya itu dan menyuruh kedua orangtuanya mencarikan Jodoh untuknya, kemudian memutuskan berhenti kuliah dan meninggalkan semua yang ada disini serta impian masa depannya juga.
"Hai kenapa melamun?" sapa Olivia
"Kalian sudah sampai?"
"Hm sudah, apa kau sudah minum obat? "
tanya Jenifer, Tiara mengangguk
"Apa datang bulanmu sudah berakhir?"
Julia pun ikut bertanya
"Sudah memangnya kenapa kalian menanyakan hal itu?"
"Tidak, aku hanya bertanya!" jawab Julia tak ingin rencananya gagal jika diketahui oleh Tiara
"Tidak sakit lagi kan?"
Olivia yang biasanya tahu jika Tiara setiap datang bulan selalu kesakitan.
"Tidak"
Jawab Tiara merasa senang akan perhatian teman-temannya itu, namun senyumnya itu pudar ketika pikirannya kembali pada apa yang dari tadi tengah ia pikirkan.
"Ah, aku baru saja memikirkan satu hal" lanjutnya
"Apa?"
Tanya Jenifer
"Hm, bagaimana jika aku kembali saja ke kampung dan minta orangtuaku mencarikan seseorang untuk aku nikahi disana?"
"Bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Olivia seakan lupa ren
"Sudah biarkan saja jika Tiara sudah mengambil keputusannya, Tapi kau takkan pulang sekarang kan?" ucap Julia
"Tidak, aku harus mengurus cuti kuliah dulu dan hal lainnya, namun tentu itu dalam waktu dekat"
"Sudah tidak perlu dipikirkan bagaimana kalau besok kita senang-senang dulu" lanjut Jenifer mengarah kerencana awal mereka
"Kau kan balik kampung untuk menikah gimana kalau kita pesta ladies dulu besok? Hm? " Olivia makin mengarahkan
"Maksudmu? " Tiara tidak mengerti
"Bagaimana kalau kita sekali-kali ke Club, diusia segini kita semua belum pernah menyambangi Club malam bukan? "
ajak Julia makin memperjelas
"Ke Club? "
"Iya, tenang saja kami semua akan menjagamu dan kita tidak akan menyentuh alkohol sama sekali, janji" ucap Jenifer
"Tapi kan luka ku belum kering"
"Kita hanya duduk saja, biarkan mereka yang menari" ucap Jenifer lagi meyakinkan
"Hm yasudah, baiklah"