Chereads / Extracurricular Romance / Chapter 28 - Chapter -026-

Chapter 28 - Chapter -026-

"Nah, nah, nah. Seperti biasa disinilah Makashima-san selalu berada." Ujar Yohei saat kini dirinya Eita dan Yuki sudah berada didepan pintu gedung lapangan basket indoor.

Yuki dan Eita pun kembali membungkukan badan mereka.

"Terimakasih Masaoka-san, kami jadi merepotkan mu untuk mengantarkan kami sampai disini." Ucap Eita yang merasa sedikit tidak enak pada Yohei karena sudah di antarkan sampai gedung lapangan indoor yang rutenya sudah dirinya dan Yuki hafal diluar kepala.

"Bukan masalah, Aku hanya tidak ingin kalian di gosipkan oleh para murid yang sedari tadi berpapasan dengan kalian selama menuju kesini." Sahut Yohei yang membuat Yuki dan Eita bersamaan menggaruk tengkuk mereka yang tidak gatal.

Yuki dan Eita merasa justru jika mereka berdua diantarkan oleh Yohei akan menimbulkan gosip di sekolah ini, melihat para murid sekolah sedari tadi selalu berbisik sambil menatap kearah mereka dengan sorot tatapan mata berbeda-beda.

"Baiklah, kalau begitu terimakasih Masaoka-san sudah mengantarkan kami sampai sini." Ucap Yuki yang langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh Yohei.

"Kalaubegitu aku akan kembali ke pos jaga ku. Kalian bersenang-senanglah melakukan reuni bersama." Ujar Yohei sambil berjalan melambaikan tangannya pada Yuki dan Eita yang masih berdiri di depan pintu gedung lapangan indor basket menatap kepergian Yohei.

"Hah, entah mengapa aku benar-benar merasa gugup saat ini." Desah Eita sambil memegang dadanya yang berdegup cepat.

"Kau tidak perlu merasa gugup senpai. Makashima-sensei tidak akan menguhukum kita lagi seperti saat dulu jika kita terlambat datang latihan." Ujar Yuki mencoba untuk menenangkan Eita yang benar-benar terlihat gugup. Terlihat dari raut wajah pucat yang terpampang jelas diwajah seniornya saat ini.

"Hah, kau tidak mengerti bagaimana perasaan ku saat ini. Karena tidak mengetahui hal apa yang sudah kulakuakan pada sensei sebelum masuk ke SMA Natsu." Balas Eita sambil menghela nafas berat dan memejamkan kedua matanya sesaat.

Tap.. Tap.. Tap..

Yuki mengulurkan sebelah tangannya untuk menepuk-nepuk sebelah pundak Eita, mencoba kembali menenangkan sang senior.

"Tenanglah senpai. Apapun yang sudah kau perbuat pada sensei setelah lulus, sensei pasti sudah melupakan hal itu. Tenang saja senpai." Ujar Yuki membuat Eita kini melayangkan tatapan berbinar kepadanya.

"Apa kau yakin sensei pasti sudah melupakan hal yang sudah kulakukan padanya saat setelah lulus??" Tanya Eita meminta keyakinan pada Yuki.

Tanpa menunggu lama, Yuki pun langsung menganggukan kepalanya dengan pasti.

"Tenang saja, karena setelah senpai lulus, sensei jadi sedikit lebih cepat melupakan hal-hal kecil yang biasanya selalu dapat dirinya ingat dalam waktu lama."

Helaan nafas lega Eita hembuskan setelah mendengar perkataan Yuki.

"Ah, syukurlah jika begitu. Aku jadi tidak perlu merasa cemas seperti ini." Ujar Eita yang kembali dibalas dengan anggukan kepala oleh Yuki.

"Baik, kalau begitu ayo kita masuk sekarang senpai. Agar kita tidak pulang terlalu larut hari ini." Ajak Yuki yang sudah mengulurkan sebelah tangannya untuk membuka pintu gedung lapangan basket indoor.

Ceklek..

"Yosh! Satu, dua, tiga, empat!"

"Kalian jangan mengedurkan tenaga kalian untuk mendorong bola kedalam ring!"

"Hei, perhatikan posisi mu dimana sebelum memasukan bola kedalam ring!"

"Untuk tahun pertama, kalian tetap teruslah berlari mengelilingi lapangan ini sampai aku mengatakan untuk berhenti!"

"Baik sensei!"

Yuki dan Eita yang baru saja menginjakan kaki mereka di dalam gedung lapangan basket indoor langsung di suguhkan dengan pemandangan para junior mereka di dalam club basket washida tengah berlatih fisik seperti apa yang mereka dapatkan dulu saat masih menjadi anggota washida club.

Pluk..

Yuki menepuk sebelah pundak Eita lalu mengarahkan kepalanya kearah seorang pria paruh baya yang tengah berdiri di pinggir lapangan dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada dan tatapan kedua matanya mengarah fokus pada para murid yang tengah berlatih di lapangan.

"Ayo kita hampiri sensei sekarang, senpai." Ajak Yuki yang di balas dengan anggukan kepala oleh Eita.

Yuki dan Eita pun melangkahkan kaki mereka berjalan menghampiri pria paruh baya tersebut yang merupakan pelatih mereka saat masih menjadi anggota washida club.

Saat berjalan menghampiri sensei, Yuki tidak hentinya mendapatkan sapaan dari para juniornya di washida club yang sedang berlatih.

Mengapa para junior hanya menyapa Yuki saja? Karena saat Eita masih berada didalam washida club, para junior itu sama sekali belum memasuki sekolah ini untuk menuntut ilmu. Dapat di katakan para junior ini masih berada di bangku sekolah dasar.

"Ah, senangnya yang menjadi terkenal di kalangan junior." Ujar Eita menggoda Yuki.

"Tidak juga. Kau sama sekali tidak mengetahui bukan apa yang ada didalam fikiran mereka saat menyapa ku? Bisa saja mereka memiliki pemikiran, 'Kenapa senior yang dulu sangat kukagumi, lalu pensiun tiba-tiba dan sekarang datang ke sekolah lagi?'"

Eita yang mendengar perkataan Yuki langsung menghentikan langkah kakinya. Dirinya sama sekali tidak menyangka jika Yuki bisa memiliki pemikiran seperti itu. Dirinya mengira jika Yuki hanya akan selalu memiliki pemikiran positif dan optimis saja.

Yuki yang baru menyadari jika Eita menghentikan langkah kakinnya dan tertinggal sedikit jauh darinya pun, ikut menghentikan langkah kakinya dan kini membaikan tubuhnya untuk menghadap Eita.

"Senpai, ada apa?" Tanya Yuki dengan tatapan heran.

Eita yang tadi merasa terkejut, kini mencoba untuk menyingkirkan perasaan terkejutnya tadi dan melangkahkan kakinya menghampiri Yuki sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada apa-apa."

Yuki hanya bergumam sambil menganggukan kepalanya dan kembali melangkahkan kakinya berjalan bersisian dengan Eita menghampiri sang pelatih.

"Makashima-sensei, selamat sore!" Sapa Yuki lalu membungkukan tubuhnya dan di ikuti oleh Eita.

Seorang pria paruh baya yang bernama lengkap Makashima Kagari dan juga merupakan pelatih Washida Club pun menolehkan kepalanya kearah Yuki dan Eita saat mendengar namanya di panggil.

"Ha, kalian rupanya. Tetsu-kun dan Mabuki-kun. Ada keperluan apa kalian datang kembali kesini?" Balas Kagari bertanya kepada Yuki dan Eita.

Yuki pun memberanikan diri untuk berbicara pada Kagari.

"Kedatangan kami kesini karena ada yang ingin kami bicarakan dengan serius bersama sensei." Ucap Yuki dengan tatapan optimisnya menatap Kagari.

Kagari yang sudah terbiasa dengan tatapan positif dan optimis yang di layangkan oleh Yuki setiap berbicara dengan dirinya pun terdiam sesaat di tempatnya.

"Apa kalian sedang terburu-buru?" Tanya Kagari yang membuat Yuki dan Eita saling bertatapan pada satu sama lain, lalu mengarahkan tatapan mereka kembali pada Kagari dan menggelengkan kepala bersamaan.

"Tidak sensei, kami sedang tidak terburu-buru." Jawab Eita yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Kagari.

"Baiklah kalau begitu. Jika kalian ingin berbicara bersama ku, kalian harus menunggu diriku selesai melatih para juniror kalian." Ucap Kagari dengan nada tegas dan di respon dengan anggukan kepala tegas oleh Yuki dan Eita.

"Tidak apa-apa sensei, kami akan menunggu sensei. Karena kami juga belum membuat perjanjian bertemu dengan sensei sebelumnya."

Kagari menganggukan kepalanya merespon perkataan Yuki dan terdiam sesaat ditempatnya dengan tatapan mata menatap pada Yuki, Eita dan para anak murid yang sedang berlatih secara bergantian.

"Ehm, dari pada kalian hanya diam duduk menunggu diriku melatih para junior kalian. Mengapa kalian tidak ikut bersama dengan ku melatih para junior kalian kali ini?" Tanya Kagari yang membuat Yuki dan Eita terdiam ditempat mereka masing-masing.

Kagari yang melihat keterdiaman Yuki dan Eita pun berniat ingin membuka suara kembali, namun terurugkan saat mendengar jawaban dari Yuki.

"Tentu saja kami akan ikut melatih bersama sensei. Merupakan kehormatan bagi kami anggota club basket SMA Natsu untuk melatih secara langsung anggota washida club di dalam kandang."

Kagari mengulaskan seringai kecil diwajahnya mendengar jawaban Yuki.

Namun berbeda dengan Eita yang kini tengah membulatkan kedua matanya terkejut.

"Tapi, Yu-kun. Bagaimana dengan cidera mu? Apa kau akan baik-baik saja jika ikut melatih bersama sensei?" Tanya Eita pada Yuki membuat Kagari kini menatap kearah dirinya.

Dengan santainya Yuki menggelengkan kepalanya. "Kau tidak perlu khawatir senpai. Selama hanya pelatihan ringan, dapat aku pastikan cidera ku tidak akan ada masalah."

Kagari semakin melebarkan seringai diwajahnya.

Eita yang masih ragu dengan jawaban yang diberikan oleh Yuki, sedikit ragu untuk menyetujui perkataan juniornya itu.

"Baiklah jika seperti itu menurutmu." Ujar Eita pasrah dengan keputusan Yuki.

Prok.. prok.. Prok..

Kagari kini menepukan kedua tangannya untuk mengambil alih perhatian para anak muridnya yang tengah berlatih saat ini.

"Semuanya! Khusus hari ini kalian tidak hanya akan dilatih oleh diriku saja. Melainkan kalian akan di latih oleh mantan kapten washida club ke empat puluh sembilan, Tsumabuki Eita dan juga mantan atlet basket washida club dengan julukan Playmaker Number 00, Tetsuya Yuki." Seru Kagari yang di respon dengan seruan dari para junior anggota washida club.

"Jadi untuk hari ini, silahkan kalian sepuasnya menanyakan banyak hal mengenai basket dan berlatih kepada para senior kalian ini!"