"BAN*AT!!! Siapa yang ngelakuin ini semua ke elo ca!!!" Aldi dengan cemas menggelengkan kepala oca agar oca cepat siuman namun alhasil masih sama aja. Aldi menggendong depan oca dan membawanya ke uks.
Sesampainya di uks, aldi membaringkan oca di ranjang uks. Dan disana oca dicek oleh petugas Pmr. Mereka bilang bahwa oca hanya pingsan dan ada sedikit luka memar dikepalanya namun tidak parah, aldi yang tadinya cemas sekarang sudah bisa mengatur emosinya.
Aldi tidak tahu siapa teman ataupun sahabat oca, karena sebenarnya aldi cuman tahu oca karena memanfaatkannya saja, dia selalu meminta contekan, meminjam barang, menyuruhnya membuatkan tugas. Namun saat ini aldi berfikir untuk membalas budi kebaikan oca yang pernah ia dapatkan.
"Kak aku mau ijin masuk kelas dulu karena ada ulangan, dan petugas yang menjaga saat ini sedang sakit dan ga berangkat. Jadi aku mau menintipkan kakak perempuan ini ke kakak, maaf kak kalau malah jadi kakak yang nunggu. Dan itu bubur dan teh aku taruh dimeja kalau kak oca bangun supaya makan dan minum dulu biar vit beneran" Ucap petugas pmr yang meminta izin agar aldi menemani oca hingga siuman.
"Yaudah sana, nanti biar gue urus" jawab aldi dengan spontan dan singkat
" Makasih kak" siswa Pmr itu pun bergegas kembali ke ruang kelas karena akan diadakan ulangan. Siswa Pmr itupun pergi dan tinggal dua sejoli yang sedang berada diruangan itu. Suasana hening dan kosong membuat aldi mengantuk, tanpa ia sadari aldi pun tertidur dikursi.
Oca terbangun dari pingsannya, ia mencoba membuka mata perlahan dan merasakan sakit dikepala bagian belakang. Ia kembali membuka matanya untuk memastikan dimana dia sebenarnya. Dan ia terkejut ketika ada kepala aldi yang tertidur dibankar yang ia tiduri dan juga ia lebih kenapa dia bisa diuks dan apa sebabnya. Ia mencoba bangun perlahan agar tidak menganggu tidur lelah aldi. Ia mencoba menurunkan satu persatu kakinya. 1 kaki kanan sudah menginjak tanah dan 1 kaki lagi sedang ia turunkan dengan hati-hati.
"Bruk..." oca terjatuh dari brankar karena kakinya masih lemas. Aldi yang mendengar suara orang terjatuh pun bangun dari tidurnya. Dan ia terkejut ketika melihat oca yang sudah terjatuh di lantai.
"Lah dari kapan lo siuman, kok bisa jatuh" Ucap aldi lalu ia segera membantu oca berdiri. Aldi menyeret kursi yang disampingnya dengan satu tangan untuk tempat duduk oca.
"Maaf kalau oca jadi beban kak aldi. Oca ga maksud nambah beban, oca tadi mau jalan keluar tapi liat kak aldi tidur pulas jadi oca takut ngebangunin kak aldi" Ucap polos oca. Aldi terkekeh mendengar ucapan polos oca.
"Yaudah lo duduk sini, gue suapi makan bubur biar ada stamina buat jalan, dan nanti minum tehnya. Ingat lo sering ngebantu gue, sekarang giliran gue yang bantu elo" Ucap aldi sembari menyuapi oca dengan tatapan tulus.
Tanpa disadari pipi oca memerah akan perkataan aldi, ia baru saja diperlakukan baik dengan seorang lelaki. Bahkan ayahnya saja membenci kehadiran oca hingga oca tidak pernah mendapat kasih sayang dari seorang lelaki yang umumnya menjadi cinta pertama anak perempuan.
"Makasih banyak kak aldi, maaf kalau oca ngerepotin dan buang waktu kamu" secara langsung aldi menutup mulut oca dan berkata "ga usah makasih, udah jaga diri lo aja biar cepat pulih. Nanti pulang bareng gue aja" oca pun merespon dengan anggukan kecil, lalu aldi melepaskan bungkaman tangannya.
"Bagaiamana keadaan lo? Kalau udah mendingan gue antar ke kelas, biar lo ga ketinggalan pelajaran nanti" Ucap aldi ke oca.
"Oca udah baikan, biar oca sendiri aja yang ke kelas. Maafin oca kalau udh ganggu kak aldi" jawab oca dengan menunduk. "Lo santai aja ga usah terlalu pede gue nolongin lo juga karena kasihan, lo ga usah baper" Mendengar ucapan tersebut seketika oca terdiam dan ia menahan air mata, tak disangka harapan oca terlalu tinggi kepada aldi hingga membuat dirinya terluka karena ekspetasinya sendiri.
"Iya oca tau kak aldi cuman kasihan, oca juga biasa aja dan oca nanti pulang sekolah udah ada janjian sama teman, jadi oca ga bisa pulang bareng kak aldi, maaf ya" oca terpaksa berbohong ke aldi karena ia tak ingin ditampar oleh kenyataan lagi. Oca turun dari brankar dan berjalan menuju kelasnya.
"Biar gue anterin kelas" Ucap aldi sembari memegang tangan oca yang berjalan didepannya. Lalu oca melepaskan tangan aldi. "Maaf oca bisa sendiri, makasih banyak kak udah nolong oca tadi "oca berusaha berjalan dengan tegar agar tak disangka lemah oleh aldi. Aldi hanya diam lalu dia kembali ke kelasnya dan bersikap acuh tak acuh dan memberi penilaian bahwa oca adalah orang yang angkuh.
***
Sesampainya dikelas ternyata ulangan telah berakhir, dan semua orang sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing karena gurunya juga sudah keluar dari kelas. Oca masuk kelas dan ia melihat teman sebangkunya sedang bermain hp. Oca duduk dan meletekan kepalanya dimeja karena ia masih takut dengan kejadian dikamar mandi tadi.
"Eh lo habis dari mana ca? Sampai ga ikut ulangan anjir dikira lagi alfa lu sama bu indah, lalu gue bilang aja lu lagi ijin pulang biar ga dicap bolos pelajaran" Ucap nia sembari meletakan hp yang tadinya ia genggam lalu beralih mengintrogasi sahabatnya yang menghilang lalu datang.
"Hehehe, dari uks" Sambil cengar-cengir untuk menutupi rasa sedihnya. Oca menatap nia dan melihatnya dengan tatapan kosong. "Elo bohong kan?!" Nia tak percaya dengan ucapan oca karna dari tatapan kosong itu pasti ada sesuatu yang disembunyikan oca.
"Tadi gue ga sengaja nabrak kak evan waktu jalan kaki lalu gue dimarahi itu aja nia dan gapapa, gue baik-baik saja. Gue masih bisa tertawa kok, hehehe gue ini cuman cape aja buat hari ini bukan berarti gue ada masalah" Sembari tersenyum manis oca menjelaskan hal tersebut, oca adalah tipe anak pendiam dan suka memendam karena ia takut jika ia berbicara sebenarnya nantinya ia akan menjadi beban pikiran orang lain. "Yaudah iya deh, lo emang keras kepala orangnya. Tapi ingat ya kalau ada masalah cerita sama gue nanti gue pukul orang yang bikin lo sakit hati" gurau nia untuk meregangkan suasana agar kembali biasa saja. "Hahaha siap kapten" tawa oca mendengar ucapan temannya.
"Selamat siang anak-anak, saya akan memberi kalian tugas segera catat apa yang saya katakan ya jangan sampai nanti ada yang bertanya setelah saya katakan!" Ucap guru bahasa indonesia yang ternyata sudah ada didalam kelas. Oca dan nia pun terkejut. Mereka menormalkan keadaan lalu segera mengambil buku bahasa indoneasia yang ada ditas mereka masing-masing.
Beberapa jam berlalu dengan pembelajaran yang sangat merumitkan, walaupun mereka dari indonesia tapi lebih mudah pelajaran bahasa inggris daripada bahasa indonesia. Setelah semua tugas selesai mereka mengumpukannya dimeja guru.
"Terimakasih anak-anak sudah mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu. Untuk hari ini kalian akan dipulangkan lebih cepat karena guru sedang ada acara dadakan. Jadi sekarang berkemas lalu berdoa dipimpin oca" Ucap bu bahasa indonesia yang berdiri didepan kelas dan menyuruh siswa dikelas itu.
Tak lama kemudian para siswa-siswi sudah mengemasi dan oca melihat keadaan sekitar lalu ia memimpin doa. Setelah selesai mereka keluar dari kelas namun oca dan nia tidak langsung pulang, mereka membantu membawakan buku tugas tadi ke ruang guru.
Sesampainya diruang guru, bu bahasa indonesia berterimakasih atas bantuan kedua siswi itu. Oca dan nia pamit pulang dan tak lupa oca memberikan senyum manisnya untuk guru tersebut seperti biasanya.
Oca dan nia pulang melewati beberapa kelas yang sudah sepi dan hening. "Oca lo nanti pulangnya bareng gue aja, ga usah sungkan-sungkan sama teman sendiri. Lo orang baik jadi lo juga harus dapat perilaku yang baik" Ucap nia sembari berjalan menuju tempat parkir motor disekolah.
"Nga usah nia, oca nanti dijemput ayah kok hehehe, kamu langsung kerumah aja, kan rumah kita juga lawan arah nanti kamu malah jadi bolak-balik" Ucap oca sembari tersenyum.
"Beneran nih lo dijemput ayah lo? Yaudah gue senang lah lo bisa akrab sama ayah lo. Semangat oca, peluk kamu... jaga diri baik-baik ya!" Nia memeluk oca dan ia senang karena tau kalau hubungan dia dan ayahnya sudah membaik.
"Iya nia, hehehe kan cuman mau pulang besok ketemu lagi kenapa harus ada kata jaga diri baik-baik hehehe, besok kan oca sebangku lagi sama nia hehehe" tawa kecil oca karena merasa aneh dengan temannya yang satu ini karena hanya pulang sekolah tapi sangat khawatir.
"Gue duluan ca!" Setelah melepas pelukan, nia bergegas menuju motor dan menancapkan gas melaju keluar gerbang dan oca pun berjalan sendirian kedepan gerbang untuk menunggu angkot yang lewat. Oca berbohong ke nia kalau ia dijemput ayahnya karena sebenarnya oca pun masih trauma dengan kejadian yang menimpa masa lalunya. Oca juga tidak ingin membebani nia karena harus mengantarkan ia pulang dikarenakan jalan mereka lawan arah.
Sesampainya didepan gerbang, oca terkejut karena adanya aldi yang sedang duduk diatas motornya dan ia menatap oca dengan tatapan yang berbeda dari biasanya.
"Gue tunggu lo daritadi lama anjir, lo ngapain aja dikelas? Ayo bareng gue, ga ada angkot jam segini. Gue maksa dan lo harus mau!" Ucap aldi dengan nada yang sedikit tinggi.
Oca bingung harus menjawab apa, dikarenakan orang tuanya sangat tidak menyukai oca diantar cowo. Namun disisi lain, oca juga tidak ingin menolak ajakan aldi.
"Ga usah kak, oca nunggu angkot aja". Oca masih mencoba agar aldi tidak keras kepala. Aldi menujuk ke warung depan gerbang "Liat disana ada evan sama teman-temannya, kalau lo mau selamat, bareng gue aja. Ga usah banyak alasan. Gue ga ingin lo kenapa-kenapa!". Aldi khawatir dengan Oca, karena evan kalau sama cewe ga ada rasa kasian, oleh sebab itu aldi mencoba melindungi Oca agar tidak terjadi hal buruk bagi Oca.
"Tapi nanti Oca dimarahi ibu, Oca takut kak" Sembari menunduk dan bimbang akan pilihannya. "Ayo gapapa, sesekali. Nanti kalau ibu lo marah biar gue aja yang ngomong, udah naik aja ga usah bimbang" Ucap aldi untuk meyakinkan Oca.
Akhirnya Oca pun mau diboncengkan aldi, namun perasaan takut dengan ibunya masih ada. Saat diperjalanan hanya ada keheningan dalam ramainya lalu lintas. Mereka berdua sama saja terdiam diri karena ego mereka yang membuat satu sama lain mengurungkan niat untuk membuka topik pembicaraan.
Sesampainya didepan rumah Oca, ibu oca sudah menanti anaknya didepan pintu. Lalu ibu Oca hanya tersenyum melihat anaknya dibonceng cowo. Namun oca sendiri sudah tau apa yang akan terjadi padanya. Aldi ingin mampir ke rumah oca namun, oca melarangnya dan menyuruhnya pulang. Oca berterimakasih atas jasa aldi pada hari itu yang membuat oca merasa bahagia walau juga ada sedikit kecewa.
"Assalamualaikum mah, oca pulang"
"waalaikumsalam"
"Masuk ganti pakaian lalu keruang tamu, ibu mau ngomong sesuatu sama km"
"Bu? jangan hukum oca lagi, oca mohon" Lirih oca dengan rasa takut.
"Lakukan saja apa yang ibu suruh tanpa membantah! Jadi anak tu kalau diomongin ya dilakuin bukan malah ngomong balik! Nanti durhaka kamu sama orang tua!" Ucap lantang ibu oca yang membuat oca menangis.