Suara dari belakang itu tampak tidak asing ditelinganya. Oca takut jika apa yang ia pikirkan ternyata benar. Oca berbalik perlahan dan ia terkejut dengan apa yang ia liat. Ternyata yang tadi memanggilnya adalah evan.
"Hai oca, hehehe ketemu lagi kita ya. Kemarin gue tunggu pulang kok lo malah bareng si aldi, ehm... apa lo sama aldi udah jadian? Hahaha, pasti ga lah, si aldi sama lo tu cuman kasian, pasti dia juga JIJIK liat muka lo yang buluk hahaha"ucap evan dengan mengeraskan bagian kata JIJIK.
"Udah cukup kak, oca cape. Oca minta maaf sebesar-besarnya kalau oca ada salah, tapi jangan bully oca terus menerus kak. Oca mohon" ucap oca sembari menahan air matanya, karena pada dasarnya oca ingin hidup dengan tenang tanpa gangguan.
Evan pun merasa sedikit kasian lalu ia hanya pergi tanpa mebalas apapun, karena ia juga manusia yang punya perasaan. Evan berfikir mungkin dirinya sudah keterlaluan dengan oca hingga membuat orang disekitarnya terluka. Evan bercanda untuk kebahagiaanya namun, bahagianya evan adalah luka bagi sang bahan bullyan, lalu ia berfikir untuk sedikit demi sedikit merubah sikapnya agar ia dihormati bukan ditakuti oleh orang lain.
Setelah perginya evan, oca masuk kedalam kelas dan melipat tangan dimeja lalu meletakan kepalanya, tanpa disadari oca tertidur dimeja. Waktu berjalan, kini semua siswa sudah masuk dikelas, namun oca masih tertidur.
"Oca...bangun...udah masuk nih, mau ada guru masuk..."bisik pelan nia ke oca, namun tidak ada respon dari oca. Nia bingung, kemdian nia menggoyangkan badan oca, oca terbangun perlahan. Nia yang melihat muka oca yang pucat pun khawatir akan keadaan sahabatnya itu.
"Ca, lo gapapa?" Tanya nia karena hari ini oca seperti sedang sakit, ia kemudian menyentuh kening oca, dan ternyata benar, oca sedang sakit, suhu badannya panas. Lalu nia berinisiatif untuk mengajak oca ke uks.
"Gapapa nia" lirih oca
"Lo sakit ca! ayo gue ajak ke uks, gue maksa! ga boleh ada kata tidak" Nia mengajak paksa oca ke uks, oca terpaksa mengikuti nia, karena ia juga sangat merasakan pusing berat dikepalanya. Sesampainya diuks, oca dititipkan kepada anak pmr yang berjaga. Kemudian nia kembali kekelasnya untuk mengikuti pembelajaran, dan tidak lupa menyemangati oca agar lekas membaik.
"Kak ini tehnya, diminum dulu biar mendingan, buat istirahat dulu aja kak, kalau mau minta sesuatu atau ada rasa sakit, bilang ke aku aja kak" Ucap anak pmr yang berjaga tersebut.
"iya, makasih ya. Maaf jadi merepotkan" Oca minta maaf karena dia merepotkan orang lain. Setelah minum teh, oca tertidur dibrankar agar ia bisa meredakan pusing dikepalanya.
Jam pelajaran pun berlangsung, dan semua siswa siswi sibuk dengan pembelajaran dikelas masing-masing. Saat tertidur, oca bermimpi ada kecelakaan dan yang jadi korbannya ialah ayah tirinya, ayah yang akan merayakan hari ulang tahunnya. Dimimpi itu, oca melihat kejadian seperti nyata, dan dihari ulang tahun oca adalah hari pemakaman ayahnya.
"ayah!!!" Oca terbangun dengan meneriaki ayahnya, ia juga menangis. Penjaga pmr kemudian mendekati oca, dan memeluk erat oca yang terbangun dengan tangisan. Oca membalas pelukan tersebut dengan erat, oca menangis sejadi-jadinya, ia takut apa yang ia lihat dimimpi menjadi nyata. Ia takut jika hari bahagianya menjadi hari dukanya.
"Kak, kenapa? mau cerita?" ucap penjaga pmr sembari menenangkan oca.
"Mimpi buruk, masa dihari bahagiaku malah jadi hari kepergian ayahku. Aku takut jadi nyata, aku takut kalau aku hanya jadi sumber masalah bagi semuanya, aku takut kalau aku dimarahi ibu, aku takut kalau bang andre benci aku karena aku selalu jadi pembawa sial, aku takut semua orang menjauhiku, aku takut ga mau kehilangan ayah, aku masih butuh kasih sayang ayah, aku ga ingin orang yang aku cintai pergi, aku takut beneran, hiks hiks hiks..." oca meluapkan semua emosi yang ia pendam dengan tangisan dan ceritanya.
"Kak semua akan baik-baik saja, itu hanya mimpi kak. Mimpi belum tentu nyata, jangan banyak dipikirkan nanti kamu tambah sakit. Karena pada dasarnya penyakit timbul dari pikiran kita sendiri. Kamu udah berusaha dengan baik, dan aku aja orang kenal kamu udah seneng, jadi jangan merendahkan diri kamu" Ucap penjaga pmr dengan memegang kedua tangan oca untuk menguatkannya.
"Makasih banyak udah jadi pendengar yang baik, maaf kalau aku cuman bisa jadi beban buat kamu" Sahut oca
"Iya sama-sama kak, dan ingat kamu bukan beban buat siapa aja, aku bahagia kenal kamu kak" Ucap penjaga pmr tersebut, sembari tersenyum manis.
Kring...Kring...Kring...
Bel istirahat berbunyi, siswa-siswi pun berlari menuju kantin namum juga ada yang memakan bekalnya diruang kelas. Siwa pmr tadi pergi pula untuk mengisi perutnya yang kosong. Oca yang sedari tadi melamun sendirian kini terkejut ketika ada seseorang yang masuk di uks, dan orang itu bukan anak pmr tadi, melainkan Aldi..
''Gimana ca? Lo kok masih pucet? Nih gue bawain bubur buat lo. Dimakan sendiri atau perlu gue yang suapin'' Ucap aldi sembari menyodorkan bubur yang sudah ia beli dari kantin.
''Sebelumnya makasih banyak kak, aku bisa sendiri kak, maaf merepotkan, kok kak aldi bisa tau kalau aku ada di uks?'' Tanya oca dan menerima bubur pemberian dari Aldi.
''Jangan kepedean, gue tadi salah beli, gue pengen nasgor tapi udah abis, gue lewat uks eh ada lo, jadi gue kasih ke lo aja yang lagi sakit'' Sebenarnya Aldi memang akan memberikannya ke Oca, dan ia tahu Oca diuks karena bertanya ke teman sekelas Oca.
Oca hanya diam dan menganggukan perkataan Aldi, lalu memakan perlahan buburnya, namun ia terhenti sejenak. Ia berfikir untuk menyuapi Aldi, tanpa pikir panjang Oca memberikan suapan, dan Aldi pun membuka mulutnya lalu tersenyum manis kepada Oca. Aldi mengambil sendok dari Oca dan menyuapi Oca selayaknya sepasang insan yang sedang bermesraan. Keduanya saling bertatapan dengan jarak yang dekat dan saling tersenyum dalam kehangatan suasana yang dibuatnya.
Bubur pun sudah habis, mereka sedang menatap satu sama lain dengan isi pemikiran masing-masing.
''Makasih kak''
''Iya sama-sama, cepat sembuh ya, gue balik kelas dulu, nanti lo pulangnya gue anter aja'' ucap Aldi dan mengusap kening Oca.
''Kak jangan, Oca nanti pulangnya udah ada abang Oca yang bakal jemput jadi kak Aldi ga usah repot-repot'' Terang Oca, karena ia takut jika ia nantinya akan dimarahi oleh Ibunya seperti kemarin.
''Oke'' ucap Aldi kemudian ia pergi meninggalkan Oca sendiri.
****
Nia menghampiri Oca yang di uks, ia mengajak Oca pulang , karena memang waktunya pulang sudah tiba. Mereka berpisah digerbang sekolah. Oca seperti biasa menolak tawaran untuk pulang bersama karena arah pulang mereka berbeda. Oca tersenyum melihat kepergian sahabatnya itu. Oca menunggu angkot yang lewat sendirian.
Ternyata disebrang jalan ada Aldi yang memantau Oca, ia ingin melihat apakah benar Oca pulang dengan abangnya atau dengan orang lain. Ternyata Aldi perlahan mempunyai perasaan yang tak bisa ia ungkapkan, namun ia gengsi untuk menjelaskan ke dirinya senddiri bahwa ia mulai mempunyai perasaan.
Beberapa menit kemudian ada angkot, Oca naik angkot tersebut lalu pulang sampai rumah. Aldi yang melihatnya pun lega, ia pikir Oca tadinya bersama cowo lain. Aldi pun bergegas pulang kerumahnya sendiri dengan perasaan bahagia mengingat ketika ia menyuapi Oca diuks.
****
Sesampainya dirumah Oca melihat ibunya yang sedang memasang dekorasi dihiasi balon-balon. Oca merasa senang akan hari ini, baginya hari ini dan hari esok adalah hari yang terbaik, karena besok ayah Oca akan pulang saat ia ulang tahun.
Malam pun tiba, Oca bergegas untuk tidur mengistirahatka dirinya, namun
ada beberapa pemikiran yang membuat Oca takut akan apa yang terjadi dihari esok, ia berfikir kalau besok tidak sesuai ekspetasinya.
''Tok...Tok...Tok...''
Suara ketukan pintu kamar oca tak dihiraukannya, kepala Oca sangat berisik dan membuat kepalanya sakit. Andre yang tidak mendapat jawaban dari Oca pun bingung, akhirnya ia masuk dan ternyata pintunya tidak dikunci.
''Putri cantik abang lagi overthingking ya?'' Ucap Andre kemudian mengelus kepala Oca. Dan dibalas senyum simpul Oca.
''Abang, peluk Oca. Kepala Oca berisik, temani Oca tidur'' Minta Oca pada Andre, lalu Andre mengiyakan dan memeluk Oca dan menenangkan adiknya. Andre juga berfikir akan ada hal yang tidak baik untuk besok hari, namun ia memilih memendam karena besok adalah hari bahagia bagi adiknya dan dia karena ayahamya akan pulang.
****
Paginya Oca bangun dan melihat abangnya ada disampingnya menemaninya, ia bergegas mandi dan mempersiapkan semuanya. Ia juga sudah meminta izin tidak masuk sekolah karena ada acara keluarga. Oca membangunkan Andre setelah ia menyelesaikan semuanya. Ibu Oca sudah menunggu diruang makan untuk makan bersama.
Mereka bertiga makan bersama dengan suasana hening, lalu Oca memainkan hp dan melihat twitter berita trending, ia melihat ada kecelaaan pesawat ditujuan lokasi bandara yang akan Oca datangi. Ia terkejut dan pucat pasi karena jam penerbangan itu sama dengan jam penerbangan ayahnya, dan juga pesawatnya sama.
''Bu, ayah...hiks..hiks...hikss'' Sebelum Oca menjelaskan ia lebih dulu menangis, ia tidak sanggup untuk berbicara dan ia juga takut kalau ayahnya memang berada disana.
''Kenapa Ca?'' Tanya Andre, namun Oca masih saja menangis dan sesenggukan