Chereads / Oblivion: The Black Box / Chapter 1 - Prolog

Oblivion: The Black Box

Mery_Liem
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Gelap. Sejauh mata memandang tidak terlihat apapun, hanya gelap. Aku sendiri bahkan tidak yakin apakah aku sudah membuka mataku karena hanya kegelapan yang terlihat. Aku mencoba membuka mulutku untuk bicara namun tidak terdengar suara apapun keluar darinya, tidak menyerah, aku berusaha menggerakan tubuhku, namun bahkan dari usaha terkecilku untuk menggerakan jari-jari tanganku sendiri tidak terasa apapun. Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Aneh. Meskipun entah bagaimana aku tahu bahwa aku memiliki tubuh, namun aku tidak bisa merasakannya. Otot-otot, sendi atau apapun itu yang seharusnya membuatku dapat merasakan tubuhku seakan akan sudah mati. Rasanya seperti aku sedang diselimuti oleh kegelapan dan kehampaan mutlak dan asing yang mana seharusnya aku merasa takut namun aku menemukan diriku merasa… cukup tenang.

Menyerah. Segala usaha yang kukerahkan untuk melakukan ataupun mencari tahu apa pun yang telah terjadi tak membuahkan hasil. Aku pun menyerah untuk berbuat apapun dan membiarkan kegelapan dan kehampaan ini membawa diriku. Perasaan ini membuatku membayangkan rasanya berada diluar angkasa tanpa cahaya maupun gravitasi yang membawa tubuhku terombang-ambing tak menentu.

Tidak lama setelah merasa sedikit gugup karena tidak tahu sudah berapa lama dan sampai kapan aku akan berada ditempat asing ini, tiba-tiba terlihat seberkas cahaya keemasan. Sedikit tidak percaya akan mata ku yang sudah lama hanya melihat kegelapan abadi, membutuhkan waktu bagiku untuk benar-benar melihat cahaya itu.

Dari kejauhan, cahaya keemasan yang amat menyilaukan itu terlihat semakin mendekat kearahku. Tak kuat dengan cahayanya aku pun menutup mataku dan membiarkan cahaya apapun itu menghampiriku.

"aghh! aduh bokongku sakit" geramku.

Menemukan bahwa diriku baru saja terjatuh entah darimana ke lantai yang keras dan dingin membuatku tersadar. Aku segera berusaha untuk kembali berdiri sembari mengelus bokongku yang sakit dan membuka mataku dan menyadari bahwa keanehan yang kurasa sebelumnya sepertinya masih bukan apa-apa dibandingkan dengan ini.