Chereads / farm system to novel word / Chapter 278 - Bab 181

Chapter 278 - Bab 181

di kantor kepala sekolah.

saat ini aku, jaegu dan ratu sedang duduk di sofa dan didepan kami ada secangkir teh hangat.

"jadi seperti yg aku katakan tadi, solusi ini adalah yg terbaik dan kamu Nero, kamu harus mendapat hukuman karena melanggar aturan" kata kepala sekolah

"tidak masalah" kataku dengan santai

"kamu sepertinya tidak terlalu peduli jika kamu di hukum, apa kamu meremehkan hukuman sekolah ini" tanya kepala sekolah

"semua tindakan pasti menyebabkan reaksi, kenapa terkejut untuk hal hal seperti itu, jika aku terkejut apa kepala sekolah akan meringankan hukumanku" jawab ku dengan santai.

"tentu saja tidak" balas kepala sekolah

"jadi tidak perlu ada yg di perdebatkan lagi" kataku dengan santai.

"kenapa kamu belum meminum teh mu, bukankah sekarang teh mu sudah dingin"

"hati ku terlalu hangat kepala sekolah, jadi aku perlu sesuatu yg dingin untuk mendinginkannya" jawab ku dengan santai

"puffff" saat itu ratu langsung menyemprotkan teh yg dia minum.

"maaf maaf" kata ratu dengan panik, sambil mengelap mulutnya dengan saputangannya.

setelah hening sesaat Kapala sekolah mulai melanjutkan.

"Nero jika bisa jangan gunakan jurus mesum mu lagi di depan umum" kata kepala sekolah dengan tegas

"pufff" dan ratu sekali lagi menyemprotkan teh nya dari mulut nya.

"sepertinya kamu sengaja ratu, apa kamu tidak tahu aku ada di depan mu" kataku dengan kesal sambil mengelap wajahku yg terkena sedikit semburan tehnya untuk kedua kalinya.

"maaf maaf, sungguh aku tidak bermaksud seperti itu" kata ratu dengan panik.

"lupakan saja" kataku dengan acuh tak acuh, lalu menyerahkan saputangan yg aku gunakan untuk mengelap bekas teh ratu yg ada di wajah ku pada jaegu.

"ini saputangan ajaib, ada sisa sisa air liur ratu disini, simpan lah untuk jimat keberuntungan mu, ha ha ha" kataku dengan nada main main sambil memasukan saputangan tersebut ke kantong baju jaegu dengan paksa.

dan ratu hanya menatap ku dengan wajah heran yg penuh ketidak percayaan.

"Nero jangan bercanda, mana ada yg seperti itu" kata jaegu dengan pelan

"selama kamu percaya itu akan jadi kenyataan, jangan banyak tanya simpan saja" bisik ku pada jaegu.

"ehem Nero, kamu belum menjawab ku" kata kepala sekolah dengan tegas.

"apa lagi yg bisa aku lakukan, aku tidak mau memukul wanita, jadi hanya itu solusinya, walaupun ada jalan lain tapi itu terlalu extrim" kata ku dengan sedih

"jalan lain apa yg kamu miliki" tanya kepala sekolah dengan penasaran.

"ya misalnya menekan titik akupuntur nya sehingga perut nya mulas dan ingin bab"

"atau menekan titik akupuntur yg membuat tubuh nya 10 kali lebih sensitif, saat itu hembusan angin saja bisa membuatnya mendesah, he he he kepala sekolah tahu apa yg aku maksud dengan mendesah" kata ku dengan nada main main

"jangan pernah lakukan itu" kata kepala sekolah dengan kesal.

"tidak bisakah kamu hanya membuatnya pingsan" tambah kepala sekolah.

"benar juga, kenapa tidak terpikirkan oleh ku" seru tiba tiba yg mengagetkan semua orang.

"tidak perlu berteriak seperti itu" kata kepala sekolah dengan kesal lagi

"maaf kepala sekolah, jadi bisakah aku menerima hukumanku sekarang"

"ya ya kamu bersihkan saja toilet di bangunan kelas satu" jawab kepala sekolah dengan santai.

"kalo begitu saya pamit dulu" kataku dengan tergesa gesa

"kenapa terburu buru" tanya kepala sekolah.

"moon young berjanji akan memberiku ciuman, jadi aku sudah tidak sabar" jawab ku dengan tegas

"ya lakukan dengan hati hati" kata kepala sekolah dengan santai dan suasana di ruangan menjadi aneh.

"terima kasih kepala sekolah, anda memang pria sejati" kataku sambil memberinya jempol dan dengan cepat kabur dari ruangan tersebut.

"tunggu jangan lakukan itu di sekolah" teriak kepala sekolah, tapi sayangnya aku sudah tidak ada lagi sana.

"sial, sepertinya aku membawa masuk serigala ke kandang domba" gumam kepala sekolah dengan sedih.

"kalian berdua jangan sampai terpengaruh oleh Nero" kata kepala sekolah pada ratu dan jaegu dan mereka hanya menganggukkan kepala.

"baiklah kalian bisa kembali ke kelas"

_______________________________

di bilik kamar mandi wanita kelas satu, seorang wanita dengan pakaian olah raga memeluk leher seorang pria sambil menatapnya dengan nafas terengah engah.

"besok libur" kata young Lee.

"aku tahu" jawab ku dengan santai.

"nanti aku akan ke rumah mu, aku akan menginap satu malam"

"baiklah, bawa piyama yg seksi" kataku dengan nada main main.

"jangan bermimpi, aku akan mengenakan celana dalam besi sehingga kamu tidak bisa membukanya" kata young Lee sambil menggosok hidungku dengan hidung nya.

lalu kami berciuman lagi, tapi sayangnya tiba tiba pintu bilik di buka oleh dal dal yg membuat kami terkejut.

"giliran ku" kata dal dal dengan kesal, lalu menarik young Lee keluar dan menutup pintu bilik.

dengan cepat dal dal memeluk leherku dan kami mulai berciuman.

setalah beberapa saat dal dal mulai menatapku dengan tatapan sedih nya untuk sesaat lalu membenamkan wajahnya di dadaku.

"aku tidak peduli Nero, aku benar benar tidak peduli, selama kamu tidak meninggalkan ku dan selalu mencintai ku, aku tidak peduli dengan yg lainnya, aku benar benar tidak bisa berhenti memikirkan mu" kata dal dal dengan sedih

"ini semua salah mu Nero, kamu harus bertanggung jawab, kamu harus selalu mencintaiku, kamu harus adil dengan cinta mu, aku tidak mau piggie mendapat lebih banyak dari ku, semua harus seimbang, bisakah kamu menjanjikannya"

"tentu saja, aku selalu adil, kamu tidak perlu khawatir" kataku sambil mengelus rambutnya.

"benarkah kalo begitu ajarkan aku teknik yg tadi kamu gunakan, itu sangat keren" kata dal dal dengan gembira

"kenapa aku merasa bahwa aku baru saja di tipu oleh mu" kataku dengan wajah bingung

"itu halusinasi mu saja, kapan dal dal akan menipu cinta nya, ayo ajarkan teknik itu pada ku" kata dal dal dengan senyum menggoda

"mari kita lakukan pada hari Minggu di rumahku, teknik itu membutuhkan fisik yg kuat, jadi perlu kembali ke pondasi dasar lagi" jawab ku dengan santai

"hum baik lah, Minggu aku akan datang ke rumah mu, tunggu di rumah" kata dal dal dengan tegas.

"aku akan menunggu mu"

"kalo begitu aku pulang ke rumah dulu, jangan berkencan dengan piggie itu tanpa ku" kata dal dal dengan nada mengancam

"tenang saja, aku ada urusan di rumah, aku juga perlu mempersiapkan cemilan untuk besok"

"bagus lah, kalo begitu aku pergi dulu" saat itu dal dal langsung mencium bibirku dan segera pergi dari kamar mandi.