di pagi hari setalah sarapan, saya mulai melatih marius dan nonoria.
pertama adalah kebugaran fisik, tentu saja nonoria tidak perlu di pertanyakan, tapi marius masih terlalu jauh dari nonoria.
jadi di pagi hari saya memfokuskan pada kebugaran fisik marius.
setelah itu saya mulai memberinya dasar dari gerakan kaki pada marius.
"saya ingin berlatih pedang, bukan gerakan kaki" teriak marius yg sedang kelelahan saat setelah berlari
"bertarung bukan hanya sekedar mengayunkan pedang, yang terpenting adalah bagaimana menghindari serangan musuh dan bagaimana mendaratkan serangan pada musuh"
"dengan fisik mu saat ini, jika kamu menangkis serangan musuh dengan pedang mu, kamu pasti akan terpental ke belakang, apa aku benar" tanya ku dengan nada menggoda
"itu itu hanya aku yg kurang berlatih" jawab marius dengan ragu ragu
"seberapa pun canggihnya teknik pedang mu, jika kamu bertarung secara frontal dengan pendekar pedang yg memiliki fisik yg jauh di atas mu kamu akan kalah"
"jadi untuk mengakali ini kamu harus memiliki teknik gerakan kaki yg lincah, kamu bisa bergabung seperti kelinci"
"kenapa kelinci" tanya marius
"heh lihat tubuh mungil mu, bukan kah itu mirip kelinci, ha ha ha ha"
"kamu.." kata marius dengan kesal
"berani melawan guru mu, kamu perlu di hukum" saat itu saya membalikkan tubuh marius lalu mulai memukul pantatnya
"apa yang aaahhh" satu tamparan
"minta maaf pada guru mu"
"tidak akan aaahhhh" satu tamparan lagi
"minta maaf pada guru mu"
"jangan berm aahhhhhh" satu tamparan lagi
"minta maaf pada guru mu"
"cukup aku aahhhhhhh" satu tamparan lagi
"minta maaf pada guru mu"
"maaf maaf guru aku minta maaf"
"bagus mulai praktekkan teknik gerakan kaki yg aku jelaskan tadi, satu jam kemudian aku akan mengujiku"
"kenapa begitu cepat" tanya marius dengan kesal sambil menggosok pantatnya
"kamu masih ingin mempertanyakan guru mu"
"baik guru, murid akan berlatih" kata Marius dengan tegas
_______________________________
setelah satu jam.
"sekarang kamu harus berusaha memukul ku dan gunakan teknik gerakan kaki mu, aku ingin melihat seberapa jauh kamu bisa memahaminya"
"baik guru, aku akan memberimu pukulan yg keras" kata Marius
"jangan hanya omong kosong, jika kamu tidak bisa memukulku dalam waktu 10 menit, aku akan mencium bibir mu, biar pun kamu laki laki, aku akan membuat mu jijik sehingga kamu tidak bisa tidur di malam hari" kataku dengan nada menghina
"guru, itu terlalu kejam, aku tidak setuju" teriak marius
"maka kamu harus memukul ku, di mana kepercayaan diri mu yang tadi itu, apa itu hanya omong kosong" jawab ku dengan serius
"baiklah guru, bersiap lah"
saat itu marius mulai menyerang ku bertubi tubi dan targetnya selalu wajah ku.
tapi dengan gampang saya hanya menghindar, tapi setelah lebih dari 10 mnt saya langsung menangkap pukulannya dan langsung memeluknya.
"guru mmmm" dan saya langsung menciumnya di bawah tatapannya kaget Marius.
setelah beberapa saat saya mendorongnya menjauh lagi.
"ayo lakukan lagi, masih ada 1 jam sebelum makan siang, kamu terlalu fokus ingin memukul wajah ku, bertarung harus tenang jangan terbawa emosi" kataku dengan santai
tapi marius masih terpaku di tempat seakan jiwa nya sudah hilang.
"oi apa yg kamu pikirkan, apa kamu ingin di cium lagi" teriak ku dengan kesal
"aku di cium, aku benar benar dicium, ciuman pertama ku hilang" gumam Marius sambil menyentuh bibirnya dengan lembut
lalu aku mulai mendekatinya.
"ada apa dengan mu, jangan bilang kamu sudah shock hanya masalah sepele ini" tanyaku sambil memegang bahunya dan mulai menatap nya
"guru kamu mencium ku, kamu benar benar mencium ku" kata Marius sambil menatapku dengan wajah kosongnya
"ada apa dengan wajah mu itu, apa kamu jijik di cium oleh sesama laki laki, maka aku akan mencium mu lagi agar kamu lebih jijik"
"guru mmmmm" saat itu saya mulai menciumnya lagi dan kali ini saya mulai memainkan lidah ku sambil memeluk pinggangnya.
setelah beberapa saat aku mulai melepaskan ciuman ku secara perlahan dan kami mulai saling menatap.
"jika kamu tidak ingin terus di cium, kamu harus bisa memberikan pukulan pada ku"
saat itu tanpa menjawab Marius mulai menyerang lagi dengan lebih agresif.
tapi tetap saja setiap 10 menit dia akan menerima ciuman ku yg penuh nafsu.
sampai pada pertandingan terakhir, saat saya mulai menciumnya dia mulai memeluk leherku dan menikmati ciumanku.
setelah beberapa saat kami saling menatap dan wajah Marius mulai memerah, lalu dia menginjak kaki ku dan berlari menuju rumah Alfred.
dan sejak saat itu, setiap kami bertemu di dalam rumah dia akan memalingkan wajahnya dengan kesal.
tapi di tempat latihan dia menikmati ciuman kami berdua.
waktu berlalu dengan cepat dan dua bulan berlalu begitu saja.
saat ini di ruang tamu, saya, nonoria dan tuan Maurice menerima kabar dari seorang pria dan binatang peliharaan Marius bahwa mereka tertangkap oleh gereja saat sedang menyelidiki desa yg menyediakan tanaman obat.
hal ini membuat tuan Maurice menjadi sangat marah.
"aku akan mencari mereka terlebih dahulu untuk berjaga jaga agar tidak terjadi hal yg tidak di inginkan, tuan Maurice kamu bisa mengumpulkan bala bantuan." kata ku dengan tegas
"itu terlalu berbahaya, kamu tidak bisa melakukannya sendirian" jawab tuan Maurice
"tenang saja, saya hanya mengawasi mereka sampai bantuan tiba, saya hanya akan bertindak jika itu mengancam nyawa mereka"
"baiklah kamu harus hati hati" jawab tuan Maurice
"Nero aku ikut dengan mu" kata nonoria
"jangan, ini hanya misi pengintaian akan lebih mudah untuk sendirian, kamu harus membantu tuan Maurice"
"tapi.."
"nonoria, dengarkan aku kali ini, hal ini sangat penting"
"baiklah tapi kamu tidak boleh sampai terluka, jika kamu mati nonoria akan menyusul mu" kata nonoria yg sudah melompat ke pelukanku
"tenang saja, apa menurut mu aku ini begitu lemah" jawab ke dengan santai sambil menatap wajah nonoria.
lalu secara perlahan saya mulai menciumnya dan kami akhirnya mulai berciuman penuh nafsu.
"ehem, bisakah kalian berhenti sebentar, jangan menebar keromantisan kalian di depan lelaki tua seperti ku apalagi di situasi seperti ini"
"maaf tuan Maurice saya tidak bisa menahan keimutan nonoria, kalo begitu saya akan segera berangkat, kamu hati hati nonoria"
"mm, kamu juga Nero"
saat itu saya langsung berjalan keluar dan menuju arah penjara gereja tempat mereka di tahan.