Chereads / farm system to novel word / Chapter 214 - Bab 117

Chapter 214 - Bab 117

saat ini saya sedang berdiri di atas bangunan penjara dan di depan ku terlihat Marius yg sudah menjadi wanita akan di gantung oleh dua algojo.

dengan cepat saya melompat turun dan perlahan berjalan ke arah mereka.

______________________

di bawah keputusasaan Marius tiba tiba melihat seorang pria tampan dengan pedang samurai di tangannya melompat turun dari bangunan di depannya.

perlahan di berjalan dengan santai mendekati Marius sambil memenggal kepala pria berpakaian hitam yg akan menyerang pria tersebut.

saat itu marius hanya bisa menatap pria itu dengan kaku tanpa mengeluarkan suara apa pun.

sampai pria itu memenggal kepala ke dua algojo yg ada di sebelahnya dan melepaskan ikatan tali di leher Marius, tangis yg keras tiba tiba pecah dari Marius.

sambil memeluk erat tubuh pria tersebut, Marius menangis tanpa henti.

"apa beban seorang putri itu benar benar berat"

saat itu marius memelukku lebih kencang lagi seakan ingin menyatukan tubuhnya dengan tubuh ku.

setelah beberapa saat Alfred dan deflotte masuk melalui gerbang depan dan dengan cepat berlari ke arah kami.

"Nero, Marius apa kalian tidak apa apa" tanya Alfred

"kami baik baik saja, kamu jaga Marius dulu" saat itu saya berusaha melepaskan pelukanku pada marius, tapi dia menolaknya dan malah memelukku lebih kencang lagi.

"tenang lah Marius, ini masih belum selesai, musuh yg merepotkan sudah muncul, kamu biarkan Alfred menjaga mu dulu" saat itu marius mulai melunak dan melepaskan pelukannya pada ku sambil mengusap matanya yg basah.

saat itu pria berbaju besi hitam tiba tiba muncul di depan kami dan dari pintu belakang sekumpulan pria berbaju hitam muncul lalu mulai mengelilingi kami.

"jadi kamu pria jelek yg berani menyentuh murid ku" kataku dengan tenang sambil memancarkan niat membunuh yg kuat pada pria itu

"siapa kamu, beraninya menentang gereja" kata pria berbaju besi hitam tersebut

"karena kamu akan mati aku akan memberi tahu mu" saat itu cahaya hijau menyembur dari tubuhku dan dari bawah tanah kayu yg runcing langsung menusuk semua pria berbaju hitam yg mengelilingi kami.

setalah itu sembilan batang kayu berbentuk naga mulai keluar di sekita tubuh pria berbaju besi hitam itu dan mulai melilit dan menggigitnya hingga tidak dapat bergerak.

saat itu saya berjalan ke arahnya dan berhenti 10 meter di depannya.

"aku adalah dewa iseng yg sedang berlibur di dunia ini, jadi berbahagia lah kamu mati di tangan dewa ini" saat itu saya mulai memasang pose menghunuskan pedang.

tiba tiba tembok di sebelah kananku hancur dan seorang pria sangar dengan pasukannya mulai masuk secara perlahan.

lalu pintu di gerbang di sebelah kiri ku juga mulai terbuka menunjukan wanita cantik dengan tombak berjalan masuk secara perlahan dengan pasukannya.

melihat seorang pria berbaju besi hitam di ikat oleh pohon dan seorang pria tampan dengan pose yg aneh di depan mereka, kedua pasukan tersebut hanya bisa terdiam dan suara hembusan angin pun mulai terdengar.

tiba tiba pria tampan tersebut menghilang dan muncul kembali di belakang pria berbaju besi hitam tersebut sambil secara perlahan memasukan pedangnya ke dalam sarung.

"klik" saat pedang tersebut sepenuhnya masuk ke sarung, pria berbaju besi hitam itu langsung terpotong potong menjadi beberapa bagian.

saat saya berbalik dan bersiap menemui Marius, saya melihat Adelhied dan kami saling menatap untuk sesaat.

lalu saya berbalik lagi dan bersiap keluar melalui pintu gerbang utama.

tapi tiba tiba sebuah tombak langsung menancap di tanah tepat di depan ku.

"kemana kamu akan pergi" teriak Adelhied

"eee aku hanya ingin pergi ke toilet" jawabku sambil menggaruk kepala ku

"aku tidak akan tertipu olehmu lagi, semuanya kelilingi dia jangan biarkan dia kabur, tapi kamu tidak boleh menyentuhnya" teriak Adelhied

"nona Adelhied, Nero adalah teman kamu, dia membantu kami menyelamatkan Marius" teriak Alfred

tapi saat itu pintu keluar sudah di blokir oleh pasukan Adelhied

"untuk yg ini jangan ikut campur, ini urusanku dengan nya" jawab Adelhied dengan tegas

"aku tahu, kamu pasti wanita pertamanya, pantas saja dia bilang bahwa wanita pertamanya sangat kejam" kata deflotte dengan nada seru

"OOO aku sangat bahagia mendengar bahwa aku adalah yg pertama, jadi apa ada yg kedua" kata Adelhied dengan tenang sambil berjalan kearah ku.

"apa kamu takut aku akan membunuh mu"

"jadi itu yg membuat mu kabur saat itu"

"kenapa kamu diam saja" teriak Adelhied dengan kesal

"kamu tidak tahu aku mencari mu setiap hari" saat itu tinju nya langsung mengenai pipi kiri ku

"kamu tidak tahu aku memikirkanmu setiap hari" lalu pipi kanan ku juga terkena tinju nya

"selama bertahun tahun aku terus merindukanmu dan ternyata kamu bersembunyi di bawah hidung ku, dasar pria bajingan" lalu tendangan kuat mengenai perut ku yg membuatku langsung terjatuh ketanah

lalu Adelhied mulai mengangkat kerah ku.

"kenapa kamu tidak menjawab, apa aku begitu mengerikan saat itu sehingga kamu lari meninggalkanku"

"kenapa kamu masih diam saja, jawab aku" lalu dia memukul perut ku secara terus menerus

"kenapa, kenapa, kenapa" saat itu suaranya semakin melemah dan air matanya mulai mengalir

"kenapa Nero, apa kamu akan meninggalkan ku lagi, apa kamu tidak puas dengan ku" tanya Adelhied dengan sedih

lalu saat itu saya mulai memeluk pinggangnya.

"bukankah aku sudah bilang, saat waktunya tiba kita akan bertemu lagi dan aku akan menikahi mu"

"kapan Nero, aku sudah menunggu mu begitu lama, apa aku harus menunggu lagi, apa kamu ingin menikahi wanita tua" tanya Adelhied dengan sedih sambil memeluk pinggangku

"sampai tugas mu selesai, bukan kah kamu memiliki tugas yg harus di selesaikan terlebih dahulu" jawab ku sambil membelai kepalanya

"tugas apa lagi yg harus aku lakukan"

"bukankah ada tuan putri yg perlu naik tahta menjadi ratu, kamu harus memenuhi kewajiban mu dulu, aku tidak ingin di marahi oleh ayah mertuaku gara gara menculik putrinya hingga mengabaikan kewajibannya" jawab ku sambil mengelus pipi Adelhied, perlahan kami akhirnya berciuman di hadapan semua orang.

saat ciuman kami berpisah, suara nonoria mulai terdengar.

"Nero, apa nona cantik ini saudari tertua" tanya nonoria

"ya ini malaikat pertama yang Nero ceritakan"

"sangat cantik, halo saudari tertua saya nonoria malaikat ke dua Nero"

lalu Adelhied mulai menatapku dengan mata membunuh lalu memukul perutku lagi dengan keras dan berjalan ke arah nonoria.

"ayo kita cari tempat yg bagus untuk mengobrol, jangan pedulikan bajingan itu"

"mm"

"semuanya ikat pria ini, ikat yg kencang jangan sampai lepas, setalah itu bawa dia pada ku" teriak Adelhied pada pasukannya

saat itu beberapa pria mulai memegangi tangan ku dan mulai mengikatnya dengan erat.

"oi oi Adelhied apa maksudnya ini, nonoria bantu aku" teriak ku pada mereka berdua, tapi mereka tetap tidak peduli.