di sebuah gubuk kecil, Alfred, deflotte, tuan Maurice, nonoria, Adelhied dan saya yg di ikat seperti kepompong sedang menyaksikan Marius yg merupakan seorang putri kerajaan berbaring di ranjang karena sedang menerima ujian dari penyihir cilik yg ada di sebelahnya.
setelah sekian lama tertidur tiba tiba marius mulai gelisah dan tubuhnya mulai berkeringat.
"Nero jangan pergi, jangan tinggalkan aku" gumam marius
"aku bersedia menjadi wanita ke tiga mu" saat itu air mata mulai menetes dari mata Marius yg tertutup
"Nero jangan pergi, aku benar benar mencintai mu" tiba tiba marius berteriak semakin panik
"neroooo" teriak marius sambil terbangun dari mimpi nya
saat itu semua orang terdiam menatap Marius, lalu secara perlahan mengalihkan pandangannya ke arahku dan saya hanya bisa tersenyum masam.
"sepertinya kalian akan punya saudari lain lagi" kata ku sambil tersenyum pada Adelhied yg sudah menatapku dengan mata membunuh sambil meremas tangan nya.
"kamu benar benar membuat ku muak Nero, apa kamu tidak tahu bahwa dia adalah calon ratu yg baru" kata Adelhied sambil menarik ku keluar dari rumah penyihir cilik itu
"tenang sayang, biar aku jelaskan terlebih dahulu, itu tidak seperti yg kamu bayangkan"
"memang apa yg menurut mu aku bayangkan, lebih baik kamu tutup mulutmu dan rasakan saja tinju istri mu ini"
dan suara tinju pembantaian mulai terdengar dari luar rumah di ikuti suara teriakan ku.
"apa Nero baik baik saja, kenapa Nono Adelhied itu begitu marah padanya" tanya marius dengan wajah penasaran
akhirnya penyihir cilik itu menceritakan apa saja yg di katakan Marius saat tertidur tadi, lalu seketika wajah Marius menjadi merah dan dia mulai menutup wajahnya karena malu.
"aku ingin melihat Nero dulu" kata Marius yg tiba tiba lalu dia berlari ke luar rumah di ikuti yg lainnya.
di luar terlihat seorang pria tampan yg di ikat seperti kepompong di gantung terbalik di bawah pohon besar.
di sebelah nya seorang wanita cantik sedang memukul dan menendangnya terus menerus.
"nona Adelhied jangan terlalu kejam pada Nero, aku mohon" kata Marius dengan nada memohon
"jangan tertipu olehnya tuan putri, dia ini bajingan tengik, tak tahu malu, penuh dengan trik yg licik" kata Adelhied dengan kesal
"tapi jika seperti ini terus dia bisa mati" kata Marius dengan nada cemas
"tuan putri belum tahu rahasia nya, tubuh nya itu hampir abadi, bahkan jika di tusuk pedang dia akan pulih dengan cepat, dia pasti tertawa dalam hatinya saat aku memukulinya, lihat wajahnya tidak pernah ada memar sedikit pun" kata Adelhied sambil menahan amarahnya
"Nero apa itu benar" tanya marius pada ku dan aku hanya tersenyum masam
"jangan bertanya pada penipu ini, dia mungkin juga sudah tahu tentang identitas mu saat itu" kata Adelhied sambil menambahkan bahan bakar agar Marius semakin marah
"Nero apa itu benar, jadi kamu sengaja menciumku karena kamu tahu aku adalah seorang wanita kan" kata Marius dengan kesal
"nona Adelhied mari kita hajar bersama, nonoria kamu juga pasti pernah di tipu oleh nya, sebagai tuan putri aku perintahkan kamu membantuku mengganjar pria ini" teriak marius
"baiklah" kata nonoria sedikit ragu ragu
dan akhirnya mereka bertiga terus memukuliku sampai mereka lelah.
setelah itu mereka memutuskan ikatan yg menggantung ku di pohon Dangan kasar sehingga aku terjatuh dengan wajah membentur tanah terlebih dahulu.
setelah itu mereka menyeret ku kereta mereka dengan kasar.
yang lain hanya bisa menggelengkan kepalanya menyaksikan semua ini.
_______________________________________
akhir nya perjuangan perebutan kekuasaan pun di mulai, dengan bantuan perisai kebebasan yg ada pada Adelhied, Marius dan nonoria semuanya pertempuran dapat di selesaikan dengan mudah.
serta pusaka di tangan uskup agung yg merupakan dalang di balik semua ini juga sudah di dapatkan dan di musnahkan.
setelah itu kami mengadakan pernikahan besar, Marius sebagai pengantin wanita dan Adelhied serta nonoria menjadi selir.
hal ini bertujuan untuk menghormati sang ratu agar tidak terjadi keributan yg tidak perlu.
_____________________________
di dalam kamar pengantin kami berempat sedang menikmati malam yg romantis.
"sakit, pelan pelan Nero" kata Marius dengan lembut
"eeehhh tuan putri ternyata masih perawan, aku kira kamu sudah di tipu olehnya" kata nonoria dengan kaget
"hah dia hanya mencium ku saja" kata Marius sambil menahan desahannya
"bagaimana dengan nona Adelhied, apa masih perawan juga" tanya nonoria dengan penasaran
"dia memperkosa ku di tengah malam, setelah pingsan aku langsung di tinggalkan begitu saja" kata Adelhied dengan kesal
"maaf aku tidak bermaksud membuatmu sedih" kata nonoria dengan sedih
"tidak apa apa, lalu bagaimana dengan mu"
"itu itu, aku sendiri yg menawarkan diri, setalah malam itu kami melakukannya hampir setiap hari, pagi, siang dan malam, kadang di dapur, kadang saat mandi, kadang saat latihan, kita bahkan melakukannya di gang gang sepi di desa saat berbelanja kebutuhan makanan"
"ternya kalian berdua sama sama pasangan tak tahu malu"
"nona Adelhied hanya belum merasakan sensasinya, di sisi lain jantung berdebar karena takut ketahuan, di sisi lain kenikmatan tusukan yg terus menerus menggelitik lubang ku, mmmm nonoria basah lagi, Nero cepat sedikit sekarang giliran ku, aku sudah tidak tahan, Nero gunakan tangan mu dulu"
dan permainan gila pun terjadi dari malam hingga pagi.
di meja makan, kami berempat makan dengan lahap untuk menambah energi yg terkuras akibat tadi malam.
"saat nya kita kembali" kataku dengan santai
"kembali kemana Nero, bukankah istana ini sudah menjadi rumah mu" kata Marius
"aku bukan dari dunia ini" saat itu semua orang langsung terdiam dan mulai memandangku
"ok biar ku jelaskan, aku adalah dewa dari dunia lain, datang ke sini hanya untuk berlibur dan menemukan istri untuk ku jadikan seorang Dewi, saat kita kembali ke dunia ku kalian akan di jadikan Dewi dan dapat mengatur dunia ini"
"dewa dunia lain, lalu di mana dewa dunia ini" tanya Adelhied
"mungkin sudah di bunuh oleh istriku yg lainnya"
"apa istrimu begitu kuat"
"kalian juga akan memiliki kekuatan seperti itu dan mampu mengatur dunia ini agar menjadi dunia yg lebih ideal sesuai dengan keinginan kalian"
"nonoria tidak peduli, selama aku bisa bersama mu selamanya, bahkan menjadi iblis pun nonoria bersedia"
"tenang Nero juga sering di sebut raja iblis oleh istri Nero yang lainya"
"mm nama yg sangat pantas" jawab Adelhied
"OOO jadi yg semalam sepertinya belum cukup membuatmu kapok"
"heh, kamu kira aku akan takut"
"OOO benarkah"
"apa yg kamu lakukan ini ruang makan, jangan main main"
"Nero berhenti, aku bilang mmmm"
"hah hah hah Nero hah hah ada banyak pelayan di sekitar hah hah hah hentikan Nero"
"aku bilang aaahhh ini terlalu cepat, pelankan hah hah hah hah"
"hah hah kamu bajingan hah hah hah aahhhhhhhh"