setelah beberapa Minggu latihan saya juga mencapai titik jenuh, saat ini saya sedang bersantai di bawah pohon di dekat tempat latihan kelas sihir, tiba tiba seseorang menghampiriku
"Nero apa kamu tidak berlatih lagi" kata ye bie
"sudah bosan, bersantai untuk mendapatkan inspirasi, kamu terlihat memiliki banyak waktu luang" kataku tanpa melihat wajahnya
"tidak terlalu, tapi sepertinya kamu tidak berani menatap mataku" tanya ye bie
"itu hanya perasaanmu saja, saya hanya trauma melihat wanita cantik apalagi yg sudah menikah, hehehehe itu dosa besar"
"kamu sepertinya menutupi sesuatu, saya selalu memperhatikan latihan mu dan terlihat ada yg salah"
"apa yg salah"
"sihirmu terlihat simpel, hanya pecahan kaca yg melayang tapi saya merasa ancaman yg besar dari sihirmu"
"saya berfokus pada sihir ruang angkasa, jadi tidak ada efek ledakan seperti kembang api"
"sihir ruang, bisakah sihir ruang di gunakan untuk menyerang"
"jangan salah, jika ruang terpotong sekuat apapun kamu pasti mati, banyak metode dalam penggunaan sihir ruang"
"kenapa hanya fokus di sihir ruang"
"ada seseorang yg mengirim ku kesini dengan sihir ruang, jadi saya hanya ingin kembali, itu saja jangan gali lebih dalam, tidak baik untuk kesehatan mu"
"huh, jangan terlalu misterius"
"ya ya, aku bahkan tidak pernah bertanya tentangmu, Kamala kamu begitu peduli pada ku"
"siap yg peduli padamu, aku hanya penasaran tidak lebih"
"terserah lah, saya akan pergi bertemu Sophias apa kamu mau ikut"
"baiklah aku akan menemanimu"
saat itu kami langsung menuju rumah sophias, tapi saat mendekati rumah nya kereta kuda juga datang mendekat dan ayah Sophias keluar dari kereta dengan gaya seorang pemabuk
melihat ini saya tahu apa yg terjadi, ayah Sophias pasti telah di rusak secara mental oleh seseorang, dengan cepat saya menghampiri Sophias yg sedang menerima ayahnya.
"Nero kenapa kamu kembali, maaf ayahku sepertinya sedang tidak enak badan" tanya Sophias sambil melihat ayahnya dengan wajah khawatir
"tuan Sophias, ayah mu sudah di rusak secara mental, jika tuan membiarkannya seperti ini ayahmu pasti akan bunuh diri"
"Nero apa kamu Sirius, apa kamu punya solusi untuk ayahku"
"bawah ayahmu ke kamarnya dan siapkan beberapa lusin jarum perak, saya akan menstabilkan kondisinya dulu"
"baiklah Nero, aku mengandalkan mu"
di dalam kamar ayah Sophias saya mulai melakukan metode akupuntur di saksikan oleh Sophias, elena dan ye bie, setelah beberapa saat kondisi nya mulai stabil dan perlahan tertidur.
saat itu saya menggunakan kesempatan terakhir saya untuk mendapatkan item dan meminta pil yg cocok untuk menyembuhkan ayah Sophias.
"tuan Sophias berikan pil ini pada ayahmu saat bangun, ingat pil ini sangat berharga, jika hilang saya tidak punya yg lain"
"Nero terima kasih banyak, jangan panggil saya tuan, panggil saya Sophias"
"baiklah Sophias, ini semua untuk membayar hutangku pada mu, sekedar saran lebih baik biarkan ayah mu bersembunyi di rumah, musuhnya tidak mudah, kadang nyawa lebih penting dari sekedar kebenaran, saat kekuatan cukup bahkan hal yg salah bisa jadi benar"
"Nero aku akan mengingat saran mu dan bantuan mu hari ini"
"ok ok saya hanya mampir sesaat dan akan kembali sekarang, saya pamit dulu, jaga ayahmu jangan biarkan dia sendiri"
"baiklah Nero hati hati, ye bie juga"
___________________
di dalam perjalanan ke akademi
"saya benar benar yakin kamu selalu mengelak tatapanku" kata ye bie yg ada di sebelahku
"jangan terlalu banyak berpikir, untuk apa juga aku menatapmu, saya tidak punya kebiasaan aneh sepertimu"
"Nero kamu semakin menjengkelkan"
"ye bie kamu lebih menjengkelkan, pertanyaan mu terlalu tidak masuk akal"
"kenapa tidak masuk akal"
"sudah lah saya terlalu malas, kamu tanyakan saja pada suamimu"
saat itu saya mulai diam dan fokus berjalan ke akademi
___________________________
beberapa Minggu pun berlalu dengan damai dan hari ini saatnya pertandingan di akademi, saat ini saya mewakili kelas megis, ye bie mewakili kelas pedang dan Xiang ye mewakili kelas penempaan.
untuk babak penyisihan kami harus melewati lima Medan area dengan berbagai rintangan dan mendapatkan token, setiap token bernilai 10 poin, hanya ada 16 pemenang dengan poin terbanyak yg masuk ke babak berikutnya.
saat babak pertama di mulai saya melewati semua rintangan dengan santai, setelah melewati area ke empat saya sudah memiliki 6 token jadi saya mulai bersantai.
tanpa di duga di area terakhir hal yg harus terjadi masih harus terjadi, saya melihat ye bie, Xiang ye, elie dan beberapa temannya menghadapi beberapa musuh yg menggunakan lendir dan cairan yg aneh.
dengan cepat saya muncul di antara mereka dan memblokir serangan laki laki berlendir itu dengan perisai ruang, melihat kemunculanku semua orang tampak kaget
"Nero" kata ye bie dan Xiang ye secara serempak
"apa apa an ini, kalian bermain lendir di area terbuka, benar benar mesum"
"Nero jangan bercanda, cepat bantu kami"
"ok ok, gunakan cara cepat" saat itu saya mengunci ruang di sekitar para pria berlendir itu dan membuka portal di bawahnya yg langsung menuju ke area pertandingan, setelah itu semua beres
"ok ayo pergi"
"hanya itu" tanya ye bie
"apalagi yg kamu inginkan, booomm kembang api yg meriah" kataku dengan memperagakan gerakan meledak
"terima kasih kakak Nero" kata wanita dengan pakaian merah
"jangan pikirkan, ayo masuk disini dingin, saya tidur sendiri dikamar"
saat itu kami semua langsung masuk ke portal biru yg menuju arena pertandingan, setelah itu kami semua mulai menghitung poin, walaupun ada sedikit keributan tentang masalah penyerangan saya tidak terlalu peduli.
hasil pun di umumkan,
1. Rennes 100 poin
2. Nero 60 poin
3. Eli 40 poin
4. wakiri 30 poin
dan seterusnya
setelah itu pengumuman pertandingan pun di mulai, pertandingan besok adalah saya melawan pria lendir tersebut, setelah itu kami pergi ke ruang istirahat, saat berjalan di lorong saya melihat ye bie yg bersandar di dinding, tentu saja saya mengabaikannya dan lewat begitu saja.
"Nero, bisa kita bicara" kata ye bie
"apa lagi yg ingin kamu bicarakan" jawabku dengan santai, tapi saat itu ye bie mulai mendekat ke arahku.
"masalah kita"
"maaf ye bie kita tidak punya masalah apapun ok"
"Nero jangan berpura pura bodoh, aku tahu itu kamu saat pertama kali melihatmu"
"dari mana kamu tahu"
"OOO akhirnya mengaku, padahal saya hanya menebak, warna rambut mu membuatku curiga dan kamu selalu menghindari mataku dengan wajah yg agak bersalah"
"maaf ye bie sebaiknya kita bicarakan di tempat lain, jangan disini, saya akan jelaskan semuanya ok"
"pergi ke tempat mu segera"
saat itu kami masuk ke ruang istirahatku