saat ini ye bie dan saya duduk berseberangan dan saling menatap.
"kenapa kamu masih belum bicara" kata ye bie
"penjelasannya hanya satu kamu terlalu menawan" saat itu ye bie langsung menyerang ku tapi saya dengan cepat menangkis nya dan setelah itu saya merah tangannya lalu memeluk tubuhnya.
"apa kamu merindukan malam itu"
"aku tidak akan pernah merindukannya, itu adalah penghinaan seumur hidupku"
"baiklah aku akan melakukannya lagi, agar kamu lebih terhina" saat itu saya langsung menciumnya dengan paksa dan secara kasar mulai merobek semua pakaiannya di bawah perlawanannya.
secara perlahan kami berdua sudah tidak menggunakan pakaian dan mulai pindah ke tempat tidur dan pertempuran pun di mulai, suara pukulan yg keras dan teriakan kutukan ingin membunuhku juga mulai terdengar.
di sisi lain Xiang ye yg ada di kamarnya seperti mengalami kegelisahan, entah kenapa hatinya merasa sedikit tidak nyaman, dia juga sedang menunggu ye bie yg belum muncul hingga tengah malam.
kembali di kamar ku, sejak sore hingga tengah malam pertempuran belum mencapai hasil yg memuaskan, saat ini ye bie yg ada di bawah ku terus menerus melakukan serangan yg sangat sengit, dia selalu bersaing dengan irama pemompaan yg saya lakukan, setiap benturan senjata dan lubang terdengar seperti seseorang memukul air dengan keras, suara cipratan air bergema ke seluruh ruangan.
"Nero aku tidak akan kalah, aku tidak akan pernah mengaku kalah"
"ya ya, Nero percaya" saat itu saya langsung mencium nya bibirnya dan dia juga mulai bermain dengan lidahku secara agresif
sampai pukul 4 pagi pertandingan akhirnya mencapai hasil, ye bie yang sudah terkulai lemas di atas tubuhku sudah mulai mengoceh tanpa henti dengan tubuh yg sedikit mengejang.
"saya akan membalas penghinaan ini"
"aku akan memenangkan mu di arena pertempuran"
"ye bie akan mengalahkan mu"
"suatu saat kamu akan tunduk di bawah kaki ku"
"suatu saat kamu tidak akan bisa lepas dari ku"
"ya ya Nero menantikannya, sekarang Nero ada pertandingan biarkan Nero mandi dulu" tapi saat itu pelukan ye bie semakin mengencang bahkan kakinya ikut mengunci pinggangku.
karena ini saya membawa ye bie untuk mandi bersama juga, saya mencuci seluruh bagian tubuhnya bahkan memainkan lubangnya dengan tanganku, di bak mandi ye bie hanya bersandar lemah pada ku tanpa bergerak.
"suatu saat kamu tidak akan lepas dari tanganku, saat itu kami tidak akan bisa menghina ku lagi"
"ayo kita sudah selesai mandi, kamu istirahat di kamarku dulu" saat itu saya membawa ye bie yg telanjang ke tempat tidur dan membantunya mengenakan pakaian tidur.
"jangan sampai kalah, kamu hanya bisa kalah di tangan ku"
"baiklah ratu ku" saat itu saya langsung mencium keningnya di bawah tatapan terpana ye bie.
___________________
di arena pertandingan
saat ini di hadapan saya seorang pria jelek sedang bermain main dengan lendir di tangannya mulai mengoceh dengan ku
"kamu orang yg menyerang kami waktu itu, jika bukan karena mu rencana ku pasti akan berhasil"
"kamu ingin bertarung atau diskusi psikologis" kataku dengan santai sambil menggaruk telingaku
"aku akan membunuh mu saat ini"
"kalo begitu kamu juga harus siap di bunuh"
saat itu dibawah tatapan penonton pria itu mulai menyerang dengan membabi buta, tapi setiap serangan di blokir oleh dinding yang tak terlihat.
"Sophias apa kamu mengenal pemuda tampan itu" kata sang raja yg sedang duduk menonton pertandingan
"hamba mengenalnya dan juga banyak berhutang Budi padanya"
"oo apa pria ini sehebat itu sampai bisa membuat mu berhutang Budi"
"yang mulia dia bukan hanya hebat dalam sihir, ketrampilan pedang dan memanahnya juga luar biasa serta dia juga mampu dalam pengobatan"
"jadi pria yg bernama Nero ini benar benar luar biasa, kamu harus berteman baik dengannya"
"tentu yg mulia"
saat ini pertempuran sudah mulai mencapai titik jenuh dan pria lendir itu juga sudah mulai kesal, setelah berhenti sejenak dia langsung berubah menjadi seperti monster humanoid.
"kamu memaksaku menggunakan wujud naga ku, jadi kamu harus mati hari ini"
"oooo sangat ingin membunuhku, itu juga akan menjadi alasan kematian mu"
saat itu saya mulai menggambar pedang samurai dengan jari emas di udara seteha beberapa detik pedang samurai panjang mulai terwujud.
"bukan kah ini teknik penempaan"
"dia bahkan mempelajari teknik penempaan
kata beberapa penonton.
"Aisi apa kamu mengetahuinya"
"tidak tahu"
"kamu sebagai gurunya bahkan tidak tahu"
"dorona kamu tidak mengerti, setiap aku bertemu dengannya dia selalu menggodaku, jika terus begini aku bisa jatuh di tangannya, jadi saya mulai menjauh"
"sial pria ini menyukai barang jenis loli ini"
"apa maksud kata kata mu dorona"
kembali di arena, saat ini saya sudah mengambil posisi mencabut pedang yg epik ala samurai x, setelah pria lendir itu mulai bergerak, saya tiba tiba menghilang dan muncul di belakang pria tersebut dengan posisi yg sudah mencabut pedang.
di bawah tatapan hening semua penonton, pria lendir itu masih berdiri diam dan saya mulai memasukan pedangku secara perlahan.
"klick" dengan suara pedang tertutup ke sarung, tubuh pria lendir tersebut langsung runtuh menjadi potongan dadu yg kecil kecil.
tiba tiba di bawah keheningan teriakan salah satu penonton mulai bergema.
"kamu membunuh pangeran, apa kamu tahu apa artinya, kamu akan mendapat pembalasan yg setimpal"
"bukankah kita menandatangani perjanjian hidup dan mati sejak awal pertandingan, jika tidak mau mati kenapa repot memasuki pertandingan"
"kamu terlalu berlebihan, kamu tidak harus membunuhnya"
"oi monyet tua, turun kau jangan mengoceh di sana" kata ku sambil menunjuk orang yg mengoceh tadi.
hening~~
"kalian semua lihat, orang lendir ini yg pertama ingin membunuhku, tentu saja saya akan membunuhnya juga, saya bukan tipe orang yg berbaik hati pada musuh"
"saya mengikuti semua aturan dan tidak melanggar sedikit pun, jika ada yg keberatan kalian bisa berdiskusi pada kepala sekolah kita atau pihak pihak terkait, kami hanya peserta"
"oiii kenapa semua diam, umum kan hasilnya"
saat itu kepala sekolah yg tampan akhirnya tiba di tengah arena yg membuat semua orang kaget.
"apa yg dikatakan Nero semuanya benar, aturan ini di buat olehku, jika ada yg keberatan silahkan berdiskusi dengan ku"
hening~~
"jika tidak ada, saya umumkan pertandingan hari ini di menangkan oleh Nero"
setelah itu saya kembali ke kamar ku dan tidak menonton pertandingan, lebih baik menikmati tempat tidur dari pada melihat mereka saling memukul.
beberapa jam kemudian, tiba tiba ye bie datang ke kamarku, membuka pakaiannya lalu pergi ke kamar mandi, setelah mandi dia mengenakan piyama nya dan tidur di sebelahku, saya hanya menyaksikan semua ini dengan agak linglung
"tidur lah, besok aku akan mengalahkan mu dengan keras"
"baiklah" saat itu saya langsung membawa ye bie ke dalam pelukanku tanpa perlawanan apapun dan mulai tertidur