hari berlalu dengan cepat, sudah empat hari sejak saya tinggal di kastil, setiap hari saya hanya menyaksikan kekonyolan Kaia yg baru menjadi pelayan, kadang juga membantunya jika pekerjaannya terlalu berat.
hal ini juga membuat hubungan kita semakin dekat, setiap malam Kaia akan mampir ke kamarku mencicipi kue buatan istriku sambil berbincang bincang masalah pekerjaan.
dan hari ini saya ingin pergi ke danau untuk memancing, Kaia juga ingin mengikuti dengan alasan menghilangkan kebosanan, saya juga senang mendapat kesempatan berduaan, saat ini saya sedang berjalan di antara pepohonan yg lebat menuju danau dan Kaia berjalan di sampingku.
"Kaia apa kamu merasakannya" tanyaku dengan santai
"merasakan apa, saya hanya merasakan angin pagi yg sejuk" jawab Kaia tapi saat itu saya langsung memandang Kaia dan meraih pinggangnya
"saya merasa hubungan kita semakin dekat, apa Kaia benar benar tidak merasakannya" kataku pada Kaia yg ada di pelukanku sambil menatap matanya yg juga sedang menatap ku
"Kaia tidak mengerti, jadi Nero kenapa kamu memelukku" jawab Kaia yg masih menatapku
"Nero juga tidak tahu kenapa harus memelukmu, tapi saya sepertinya mulai mencintai Kaia" saat itu saya langsung mencium bibir Kaia.
tapi Kaia masih tetap diam seperti kayu, jadi saya memasukan lidahku ke mulut kaia dan mengencangkan pelukanku pada pinggangnya, perlahan Kaia mulai menutup matanya dan tangannya mulai memeluk leherku.
semakin lama waktu berlalu, pelukan Kaia semakin erat dan ciuman kami mulai semakin agresif, setelah 30 menit kami mulai melepaskan ciuman kami dan mulai saling menatap, saat itu Kaia mulai menyentuh topeng ku tapi tidak ada sengatan listrik hanya tidak bisa di lepaskan.
"kenapa masih belum berhasil, apakah yg ciuman tadi masih kurang" tanya Kaia yg menatapku dengan penasaran
"Kaia, cinta bukan hanya masalah berciuman, cinta itu adalah sebuah perasaan kasih sayang yg muncul dalam hati kita untuk seseorang, ingin membuat orang itu bahagia, merasa senang saat bersama orang tersebut, ingin melindunginya, ingin selalu tetap bersamanya, pada saat tidak bertemu dengannya pikiran terasa gelisah, seperti itulah cinta dan hal ini lah yg Nero rasakan kepada Kaia" jawab ku sambil menatap Kaia
"apa Nero benar benar merasa seperti itu" tanya Kaia
"tentu saja, apa Kaia tidak merasakan apapun pada Nero"
"awalnya Kaia hanya penasaran, tapi entah sejak kapan Kaia mulai terbiasa dengan Nero, saat tidak bersama mu seperti ada sesuatu yg janggal, setiap mampir ke kamar mu Kaia merasa pulang ke rumah, tapi saat kembali ke kamar Kaia itu seperti tempat yg sangat asing, Kaia bahkan bingung kenapa ini terjadi"
"jika begitu kita jangan pernah berpisah "
"apakah itu mungkin"
"jika tidak mungkin, buat menjadi mungkin, Nero akan membuat pil yg bisa langsung menyembuhkan tuan kita dan Nero akan meminta kebebasan Kaia sebagai gantinya"
"jadi Nero bisa langsung membuat pil seperti itu, kenapa tidak melakukannya dari awal"
"bahan untuk membuat pil ini sangat mahal, bahkan jika harta kerajaan di satukan mereka tidak dapat membelinya, karena benda ini tidak dapat dimiliki karena mereka memiliki uang, lihat ini" saat itu saya mengeluarkan beberapa tanaman bunga yg memancarkan kekutan api dan beberapa memancarkan cahaya misterius, setelah beberapa saat saya memasukkannya kembali.
"dimana Nero mendapatkan tanaman yg begitu indah penuh dengan aura yg kuat"
"di tempat yg sangat jauh, mungkin ini satu satunya di dunia, karena itu Nero tidak pernah menggunakannya, karena nilainya tak terbayangkan"
"jadi kenapa Nero mau menggunakannya hanya untuk mendapatkan kebebasan Kaia"
"Kaia lebih berharga dari sekedar bunga ini, saat Kaia mendapatkan kebebasan Kaia kita bisa bersama selamanya" saat itu Kaia menutup matanya lalu membenamkan wajahnya di dadaku sambil berbicara
"hal hal tidak sesederhana itu Nero, simpan harta mu dulu, mungkin akan ada jalan lain di masa depan, Kaia juga masih disini "
"baiklah, tapi jika sesuatu terjadi, Nero akan membawa Kaia kabur dari sini, bahkan jika seluruh kerajaan menjadi musuh Nero"
"Nero, Kaia mohon jangan bertindak bodoh, kita pasti bisa bersama, jadi jangan lakukan hal hal yg berbahaya"
"baiklah Nero akan mengikuti kata kata Kaia"
saat itu kita saling menatap dan mulai siap berciuman, saat bibir akan menempel tiba tiba terdengar teriakan dari belakang
"apa yg kalian lakukan disini" teriak Elvin
saat itu kami langsung berpisah dengan cepat.
"itu saya ingin membersihkan debu yg memasuki mata Kaia, benarkan Kaia, apa debu nya sudah hilang"
"ya ya apa yang dikatakan Nero benar, debu di mata Kaia sudah hilang, terima kasih Nero sudah mau membantu"
saat itu Elvin hanya menatap kami berdua dengan wajah penuh keheranan.
"kenapa kalian berdua ada disini"
"kami ingin pergi ke danau untuk memancing, saat di perjalanan mata Kaia terkena debu, jadi kami berhenti sebentar untuk membersihkannya" jawab ku dengan santai
"kalo begitu aku akan mengikuti kalian juga"
"baiklah" saat itu kami bertiga berjalan menuju danau.
"kenapa kalian berdua berpegangan tangan" tanya Elvin yg ada di belakang kami
"ini untuk mencegah mata Kaia terkena debu lagi" jawab ku sambil terus berjalan
"puffff" Kaia tiba tiba hampir tertawa
"siapa yg akan percaya omong kosong mu Nero, lepaskan tangan Kaia" kata Elvin dengan nada tegas
"kenapa aku harus mendengarkan mu, sepertinya berpegangan tangan tidak menyalahi aturan atau apakah nona griselda cemburu"
"Nero perhatikan Kata kata mu, jangan terlalu sombong hanya karena kamu bisa menyembuhkan nyonya ku"
"nona griselda, saya tidak merasa menyombongkan diri, saya juga tidak melakukan kesalahan apapun, nona lah yg berteriak teriak dari tadi, saya tidak mengerti kenapa anda selalu bertingkah aneh jika kami bersama, banyak pelayan lain memiliki hubungan anda tidak pernah marah, apa anda berusaha menarget saya atau sesuatu yg lain"
saat itu Elvin langsung terdiam dan Kaia mulai menatapnya dengan serius.
"maaf Nero, saya hanya dalam suasana hati yg buruk, jadi emosi kadang kadang tidak stabil"
"saya mengerti, minum lah pil ini saat mereka datang, ini dapat memperlancar dan menghilangkan rasa nyeri saat mereka datang" saat itu saya melempar botol giok pada Elvin dan Elvin hanya menatapku dengan wajah kosong sedangkan Kaia sudah menutup mulutnya yg ingin tertawa