Aroma khas bangsawan terpancar dari diri Dictho beserta tatapan tajamnya tersebut. Ia menyisir kawasan kediaman Vinch dengan kepala sedikit mendongak.
"Di mana putrimu?" Suara gagah itu mendebarkan jantung Vinch.
"Putriku? Aku tidak melihatnya sejak tadi. Ada apa?" tanya Vinch yang senantiasa berpura-pura lugu.
"Tuan Vinch, anakmu sudah mencelakai calon menantu kami. Ia menculik, kemudian menyiksa gadis tidak berdosa itu. Kami harus membuat perhitungan padanya," ujar Meera.
Vinch tersentak kaget, tetapi dengan ekspresi yang sengaja dibuat-buat. Seakan ia tidak percaya dengan kelakukan nakal putrinya tersebut.
"Liona menyakiti orang lain? Aku tidak berpikir dia begitu."
"Jadi, kau mengira jika anakmu itu suci tanpa dosa setitik pun, hem?" Mata Meera nyalang.
"Ah, bukan begitu. Sepertinya kalian salah orang, karena aku baru saja bertemu dengan dia tadi pagi."
Ditcho paham betul dengan pribahasa "jika maling mengaku, maka penjara penuh." Terlepas dari benar-benar tahu atau tidaknya Vinch tentang tindakan Liona, pasti dia akan tetap melindungi buah hatinya tersebut. Percuma jika keduanya terus memberontak tanpa menyaksikan keadaan di dalam sana. Oleh karenanya, Ditcho menyelinap dari tubuh sebelah kiri Vinch saat lelaki itu berbicara pada Meera.
Vinch kebobolan!
"Gawat!" Tiba-tiba saja wajahnya berubah pucat.
"Kita tidak bisa menunggu di luar sambil mendengarkan ucapan orang tua satu itu. Kita harus menggeledah seisi rumah ini dan menemukan Liona," ucap Ditcho dengan lantangnya seraya memasuki kediaman keluarga Vinch.
Meera pun mengekor dari belakang. Ia mendahului langkah Vinch yag turut mengikuti sosok pria tegap di hadapannya. Tampak oleh Meera gambar seorang wanita berkebaya putih. Wajahnya persis sekali seperti Liona. Dia adalah ibu gadis itu yang telah meninggal belasan tahun silam, kemudian Vinch mendidik putrinya seorang diri.
Ditcho memeriksa ruangan satu ke ruangan lainnya. Seluruh pekerja yang berada di sana mendadak heran dan turut keluar untuk melihat tamu mereka yang berani itu. Saat seseorang hendak melarangnya, tetapi Vinch tentu membatalkan niat asistennya tersebut.
Vinch sendiri merasa bahwa di rumahnya sudah tidak ada Liona maupun Joddy lagi. Makanya dia tidak setakut semula. Tidak tahu di mana rimbanya sepasang kekasih itu, karena Vinch akan menghubunginya nanti.
"Di mana Liona?" tanya Ditcho yang tidak menemukan apa-apa.
"Sudah kukatakan aku tidak tahu."
"Jangan berbohong!" Rahang Ditcho mengeras.
"Aku akan kembali mencarimu, jika aku menemukannya nanti. Biar kita sama-sama bisa mendengarkan pengakuannya."
"Aku akan terus meneror keluargamu, jika kau ingkar janji!"
Tak ingin membuang-buang waktu, akhirnya Ditcho menyetujui perkataan Vinch dengan memberinya sedikit ultimatum. Barangkali sehabis melakukan tidan keji itu, Liona kabur barang sesaat. Jadi, sekarang Vinch benar-benar tidak tahu di mana keberadaan anaknya.
Ditcho dan Meera pun kembali dengan amarah yang masih menggantung. Sayangnya Liona tidak ada. Mereka pasti sudah menjadikan wanita itu sebagai kambing guling apabila berhasil menangkapnya.
***
Wanita itu bersama kekasihnya berhasil kabur dari pintu belakang. Mereka menyalakan mobil tatkala Ditcho dan Meera memeriksa seluruh ruangan di rumahnya. Sekarang Liona sudah berada di rumah Joddy. Mereka tengah menanti kedatangan sang Ayah.
Tak lama setelahnya Vinch pun sampai dan menyampaikan kabar tentang Meera beserta suami tadi. Ia juga sempat membocorkan ketakutannya apabila Liona tidak kabur dan sukses ditahan. Sekarang tibalah waktunya bagi Vinch untuk menyampaikan sebuah ide demi melindungi buah hatinya.
Vinch berkata pada Liona bahwa wanita itu harus pergi malam itu juga ke luar negri. Di sana dia bisa memulai kehidupan baru tanpa gangguan dari siapapun. Nantinya, Vinch akan membuat berita besar-besaran tentang hilangnya Liona, agar semua orang tidak menaruh curiga tentang penculikan Naera, termasuk keluarga Morgan.
Ia juga berpesan pada putrinya bahwa ia akan menjamin kelangsungan hidup perempuan itu selama di Negri orang. Jika hendak kembali, maka Liona bisa mengunjungi tempat ini dalam keadaan yang lain. Maksudnya dia harus menyamar. Itu pun Liona belum bisa balik dalam rentang waktu yang cepat, karena bisa saja ada pihak yang masih terus melacak keberadaannya.
Meskipun berat berpisah dari ayah serta kekasihnya, akan tetapi Liona tetap menyetujui usul tersebut. Semua ini demi melindungi dirinya. Sedikit menyesal, karena telah memutuskan untuk berurusan dengan keluarga Morgan. Sekarang ia tinggal menerima getah dari perbuatannya sendiri.
Malam itu juga Liona diantar ke bandara serta dilepas kepergiannya. Tak lupa ketiganya mengganti penampilan supaya terlihat seperti orang biasa-bisa saja. Jangan sampai ada yang mendapati keluarga Vinch di tempat itu. Bisa-bisa berita yang akan dirilisnya nanti menjadi terhambat.
Liona bersama segenap kekecewaannya mencoba melepaskan William bersama wanita lain. Walaupun ia tak dapat menikmati harta keluarga Morgan serta berjauhan dari mereka, tetapi Liona berjanji bahwa ia akan kembali untuk merusak kebahagiaan rumah tangga mantannya tersebut. Liona akan terus berusaha untuk mendapatkan William kembali.
***
Tiga hari berlalu dan kabar tentang hilangnya putri Vinch telah tersebar luas. Berbagai media meliput lelaki itu dan ia kerap memberikan pernyataan yang sama, yakni Liona meninggalkan rumah tanpa kabar dan jejak.
Kabar itu juga sudah sampai di telinga keluarga Morgan. Mereka memutuskan untuk tidak ambil pusing dengan diri Liona lagi, karena sekarang adalah waktunya untuk melancarkan acara resepsi pernikahan. Namun jika suatu saat Liona datang kembali, lalu mengecoh keluarga Morgan, maka mereka tak akan segan-segan untuk membunuh Liona di tempat kejadian.
Hari ini seluruh pihak keluarga dari dua mempelai sudah berkumpul. Naera tampil cantik dengan gaun putih serta mahkota kecil yang bertengger di atas kepala. Make up natural, tetapi elegan itu membuat siapa saja yang menatapnya menjadi takjub. Begitupun dengan sosok William Morgan sang calon kepala rumah tangga. Tuxedo hitam kian mengundang kegagahannya. Mereka sangat cocok bersanding sebagai suami istri. Ditcho serta istri turut bahagia atas pernikahan putra mereka yang kala ini tidak gagal lagi. Rasa haru mengiringi keduanya. Hal itu juga terjadi pada Adam. Bahagia sekali saat mengetahui bahwa putrinya sudah terlepas dari jeratan dunia malam dan memilki suami yang akan menjaganya kelak. Sementara Liona juga tak dapat menutupi perasaan senangnya, karena sebentar lagi status diri serta ekonominya akan terangkat. Liona tidak sabar menjadi besan keluarga pengusaha sukses nan terkenal.
William Morgan dengan tegas dan gagah mengikrarkan janji suci pernikahannya dengan Naera Rose. Mereka seolah benar-benar menikah di atas cinta, bukan sebatas kertas. Semua yang berada di sana turut bersorak gembira setelah keduanya menyelesaikan ikrar. Sekarang resmi sudah William dan Naera menjadi pasangan suami istri.
Orang-orang naik ke panggung untuk memberikan ucapan selamat pada kedua mempelai. Banyak sanak saudara dari William Morgan yang tidak dikenal oleh Naera, tetapi dia terus mengembangkan senyum sebagai respon baik terhadap paras-paras asing tersebut.
Hingga tibalah giliran seorang lelaki betubuh gelap serta tatapan elang menjabat tangan Naera Rose. Ia tersenyum miring seraya berkata, "Kau masih mempunyai urusan denganku, Danger Woman!"
***
Bersambung