Chereads / Menikah Dengan Wanita Gila / Chapter 23 - Niat Kerja Sama

Chapter 23 - Niat Kerja Sama

"Mana mungkin aku memintanya kepada lelaki lain? Kau adalah suamiku jadi aku harus memintanya kepadamu," ujar Griselda masih dengan raut wajah yang manja.

Feroza menghembuskan nafas beratnya dengan kasar lalu ia menjawab, "Bukankah kau sendiri yang bilang kalau aku ini hanyalah suami kontrak."

"Dan kau sendiri yang bilang meski hanya suami kontrak kau tetap menjadi suami sah untukku," sahut Griselda tak ingin kalah dari suaminya.

Cuppp

Feroza secara singkat mengecup kening Griselda dengan malas bahkan kedua matanya berputar setelah ia melakukan hal itu, "Sudah."

"Kau melakukannya secara terpaksa!" protes Griselda.

"Kau ini benar-benar terlalu banyak komentar, lagipula aku memang melakukannya secara paksa dan kau mengetahui itu."

Perlahan Griselda mengangkat kedua tangannya lalu ia memegang lembut dada Feroza sembari menatapnya penuh cinta, "Sayang, aku tahu kalau pernikahan kita ini hanyalah kontrak tapi bisakah kau melakukan sesuatu yang membuatku bahagia dengan tulus?"

Untuk yang kesekian kalinya Feroza tertegun melihat perlakuan Griselda yang sangat manis dan lembut, ia masih sedikit tak menyangka jika wanita itu bisa memperlakukannya seperti ini padahal jelas-jelas otak wanita itu sedikit tak waras.

"Kau tahu jawabannya," ketus Feroza lagi kemudian menepis kedua tangan Griselda dari dadanya.

Namun Griselda tak berhenti sampai di situ saja dan ia kembali menempelkan tangannya di dada bidang sang suami, "Ku rasa jawabannya tak ada yang tak mungkin, bukan?"

"Terserah apa katamu, ayo kita pulang!" ajak Feroza entah sudah yang kesekian kalinya.

"Aku sudah bilang kalau aku tak mau pulang sebelum kau mengecupku dengan tulus."

Muak sekali rasanya melihat sikap istrinya yang begitu manja dan sangat keras kepala begini, tetapi Feroza juga tak punya pilihan lain apalagi ia ingin segera pulang ke rumah untuk beristirahat.

Hingga lelaki itu memilih mengecup kening Griselda sambil tersenyum lebar meski dengan cukup terpaksa, "Baiklah, sekarang aku sudah melakukannya jadi mari kita pulang."

"Pipiku yang dua tidak mendapatkannya," tukas Griselda semakin menunjukkan sikap manjanya.

"Hanya kening, seperti ucapan diawal!"

Secara memaksa Griselda mendekatkan pipinya ke arah Feroza dan ia menunggu lelaki itu memberikan kecupannya dengan lembut, "Ayo lakukan! Atau aku tak mau pulang!"

Feroza langsung melakukannya dengan cepat dan ia segera berusaha menjauhkan wajahnya dari Griselda, namun lagi-lagi wanita itu menyodorkan pipi kirinya kepada sang suami.

"Yang ini belum," ucapnya.

Cupp

"Sudah!"

Hingga senyuman di bibir Griselda terukir sangat manis dengan posisinya yang masih begitu dekat dari wajah Feroza, "Apa kau tak mau mengecup bibirku yang manis juga?"

"Tidak!" tolak Feroza sangat tegas.

"Oh ayolah! Hanya sekali saja," pintanya keseribu kali.

"Sekali tidak, tetaplah tidak!" tegas Feroza lagi.

Sudah merasa lelah dengan usahanya akhirnya Griselda memutuskan untuk mengalah dan ia tak lagi memaksa Feroza melakukan apa yang diinginkannya saat ini, meskipun ia sedikit kesal namun rasa lelahnya sekarang sudah jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Dan Feroza yang melihat istrinya sudah terdiam langsung menatapnya hangat juga teduh, "Mari kita pulang."

"Iya," sahut Griselda pasrah dan segera berniat masuk ke dalam mobil suaminya.

Namun tiba-tiba saja Feroza menahan lengan Griselda sembari terus menatapnya, "Tunggu dulu."

"Kenapa lagi?" tanya Griselda pasrah dan malas menatap suaminya.

Cuppp

Feroza baru saja mengecup lembut bibir Griselda yang manis hingga membuat kedua pipi wanita itu merah merona dengan sangat matang, entah mengapa ia merasakan kebahagiaan tak terkira setelah mendapatkan perlakuan tersebut dari suaminya.

"Kau baru saja mengabulkan permintaanku, mengapa?" tanya Griselda dengan menggoda.

"Kau ini banyak sekali bertanya dan berkomentar, apa kau sama sekali tak lelah?" ketus Feroza semakin muak melihat tingkah laku istrinya.

Griselda menggelengkan kepalanya cepat menjawab pertanyaan suaminya, "Tidak, aku sama sekali tak lelah, asalkan bersamamu semuanya akan terasa menyenangkan."

"Terserah apa katamu," sahut Feroza sinis.

Secara paksa Feroza langsung mendorong tubuh istrinya hingga masuk ke dalam mobil lalu ia berkata, "Cepat masuk ke dalam dan jangan banyak bicara lagi, atau aku akan meninggalkanmu sendirian di sini."

"Memangnya kau tega meninggalkanku sendirian di sini?" tantang Griselda sembari tersenyum lebar.

"Diam!" titah Feroza kemudian menutup kencang pintu mobilnya agar Griselda diam di dalam sana.

Lalu lelaki itu mulai melangkahkan kakinya untuk ikut masuk ke dalam mobil dan membawa istrinya pulang ke rumah, dengan perasaan yang sudah jauh lebih tenang Feroza akhirnya bisa membuat Griselda diam dan tak lagi membantah perkataannya.

Sedangkan di sisi lain, Natasya baru saja tiba di tempat Feroza dan Gerald bertemu tadi. Ternyata ia telah kehilangan momen, sang kekasih sudah lebih dulu pergi bersama istri sahnya.

Sehingga di tempat itu hanya tersisa Gerald yang masih diam terpaku dengan wajah datarnya, keberadaan lelaki itu cukup membuat Natasya terkejut terlebih ia tak menyangka akan bertemu dengannya lagi.

"Kau? Sedang apa kau di sini?" tanya Natasya lirih.

"Seperti yang kau lihat," sahutnya ketus lalu berniat pergi meninggalkan Natasya sendirian di sana.

"Aku belum selesai denganmu," teriak Natasya kencang sampai membuat Gerald menghentikan langkahnya.

Sejujurnya Gerald merasa sangat malas untuk sekedar berbicara kepada Natasya tetapi ia juga tak punya pilihan selain menjawab perkataan wanita itu, "Apa?"

"Sebenarnya kau ini siapa? Mengapa sekarang kau juga berada di sini?"

Gerald tersenyum kecil dengan sinis setelah ia mendengar pertanyaan Natasya, "Untuk apa aku menjawab pertanyaanmu? Bukankah kau sama sekali tak mempercayai semua perkataanku waktu itu?"

"Jelas saja aku tak mempercayaimu karena aku baru mengenalmu, lagipula semua bukti yang aku tunjukkan padaku benar-benar meragukan!" tegas Natasya masih bersikeras menunjukkan ketidakpercayaannya kepada lelaki itu.

Sulit memang untuk membuat orang lain percaya pada perkataan Gerald yang baru bertemu dengannya, "Jadi kau ingin aku menunjukkan bukti yang lebih kuat dan akurat?"

"Tentu saja, tapi sepertinya kau sama sekali tidak memiliki hal itu." Natasya menyepelekan kemampuan Gerald yang memang ia ragukan sejak awal mereka bertemu.

"Jadi apa yang lebih dulu ingin kau ketahui mengenai Griselda?" tanyanya dengan nada bicara yang sangat meyakinkan.

Dengan penuh penekanan Natasya menjawab, "Semuanya, aku ingin mengetahui semua hal mengenai Griselda."

Tujuan yang sama dan keinginan yang sama, sepertinya membuat Gerald merasa cocok untuk bekerja sama dengan Natasya meski ia cukup merasa ragu kalau wanita itu memang pantas dipercaya.

"Baiklah kalau begitu, aku akan menunjukkan sesuatu yang pastinya membuatnya sangat terkejut." Kali ini Gerald semakin berbicara begitu meyakinkan.

Natasya yang lagi-lagi merasa sangat penasaran akhirnya memutuskan untuk ikut bersama Gerald dengan harapan bisa mengetahui semua rahasia yang mungkin saja memang benar Griselda simpan selama ini, "Baiklah aku akan ikut bersamamu, tapi kalau kali ini kau gagal lagi membuatku percaya maka aku tidak akan pernah memberikanmu kesempatan lagi."