Lareina berjalan menuju bangkunya dengan lesu. Gadis itu terlihat terus-menerus mengedipkan matanya dan beberapa kali hampir terjatuh tertidur. Efek kantuk yang ia rasakan akibat begadang tadi malam semakin terasa. Tak lama kemudian, datanglah Sean dari pintu kelas.
Pria itu memperhatikan Lareina yang terlihat tidak seperti biasanya. Semenjak hari ketiga Lareina duduk di bangku kelas 12, sepagi apapun gadis itu datang, wajahnya selalu terlihat segar dan ditambah dengan riasan tipis yang tidak terlalu ketara di mata guru-guru. Namun, hari ini, gadis itu terlihat lemas dan pucar.
Kemudian, Sean menepuk bahu Lareina dengan perlahan. Menyadarkan gadis itu sejenak. "Sakit lo? Lemes gitu," tanya Sean pada Lareina yang masih mengedipkan matanya dan sesekali mengusap matanya.
Lareina menggelengkan kepalanya. "Gak tidur gue dari jam dua. Ngantuk," balas Lareina lalu menguap.
"Masih ada setengah jam lagi, lo tidur aja bentar. Kalo guru udah dateng, nanti langsung gue bangunin."
