Alicia tidak tahu di mana dia berada sekarang, atau kemana daya supernatural membawanya pergi. Kekuatan tak kasat mata itu menyeretnya terlalu cepat. Setiap kali sang gadis mencoba terhubung dengan Orb, ia dihempas ke tembok sebelum diseret lagi.
"Orb, tetap bersamaku. Jangan lepas!" Alicia memeluk bola Arcane itu erat-erat karena takut. Namun Orb malah mengomel balik sang gadis.
๐๐ฆ๐ช, ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฑ๐ฌ๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ช ๐ช๐ฏ๐ช! ๐๐บ๐ฐ ๐จ๐ถ๐ฏ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ถ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐ฌ๐ถ!
Alicia mencoba bersinkronisasi kembali, tapi hantu tak berwujud malah menciptakan turbulensi parah. Alicia menabrak lelangit berkali-kali dan hampir membuat kepala sang gadis menyentuh ubin lantai dari ketinggian tiga puluh meter!
"Tidak, tidak, tidak! Ini tidak berguna!" pekiknya, "Siappun yang melakukan ini tahu aku akan melakukan sinkronisasi!"
๐๐ข๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐จ๐ช!
"Kamu gila, Orb! Aku tidak mauโ"
๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐!
Ini pertama kali Alicia menerima lantunan bunyi Orb berupa hardikan keras. Sang gadis termangu dengan matanya yang berkaca-kaca.
Bola Arcane itu berimbuh kembali, ๐๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ต๐ช๐ฎ๐ถ! ๐๐ฏ๐ช ๐ข๐ฌ๐ถ, ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ต๐ข๐ฌ๐ถ๐ต! ๐๐ฌ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฌ๐ช ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ข๐ต๐ช ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ธ๐ข๐ฌ๐ต๐ถ๐ฏ๐บ๐ข.
Tiga kalimat singkat sederhana namun pengaruhnya ajaib bagaikan mantra. Hati kecil Alicia mendadak tenteram di kala raganya terombang-ambing oleh hantu yang mengalami tantrum.
"M-maafkan aku โฆ."
๐๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ ๐ฅ๐ช๐ฎ๐ข๐ข๐ง๐ฌ๐ข๐ฏ. ๐๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ถ๐ฃ๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ถ, ๐๐๐๐๐๐๐๐!
Alicia berserah. Ia memusatkan pikirannya dengan Orb sementara yang tak berwujud hendak menancapnya ke tanduk tengkorak rusa. Ledakan Arcane membahana langsung mengguncang seisi ruang pameran kerangka hewan! Kekuatan paranormal tak lagi merudung Alicia dan jatuhlah ia ke lantai.
Hampir saja tanduk bercabang milik kerangka rusa Eikthyrnir menjadi tempat penyulaan sang gadis kutu buku. Sambil merintih Alicia merangkak mendekati Orb yang terguling. Ketika dirinya berbalik, ia sudah menemukan kerangka rusa endemik Vanir berantakan di lantai seperti mainan pasang susun. Mengira bahwa hantu tanpa wujud tersebut telah kabur, semua kerangka hewan di seluruh penjuru ruang pameran malah bergetar di tempat.
Alicia bersungut, "Oh, tidak, jangan lagi!"
Para fosil tentu saja ogah menurut permintaan sang gadis. Sebuah figur kerangka wyvern raksasa membuka dan mengatupkan rahangnya berulang kali, disambut dengan kekehan jahat yang menggelegar. Tak lama, semua benda mati di seluruh ruangan pun ikut menertawai sang gadis!
"Oh, gadis itu ketakutan, sungguh kasihan!" olok sebuah jam bandul raksasa yang menunjukkan waktu dua lewat lima belas menit. Jarum panjangnya naik turun seolah membentuk rahang mulut yang berbicara.
"Apa kau takut, Gadis Mungil? Apa kau takut dengan kami?" Sebuah tengkorak bangau ikut mengejutkan Alicia dengan uluran kakinya yang panjang. Sang gadis tersungkur lagi. "Kenapa kau malah kaget, gadis kecil?" tanya tengkorak bangau tersebut. "Kami sudah mati!"
"Kalau kau tidak mau mati seperti kami, kau ikut dengan kami atau serahkan bola itu sekarang juga!" kerangka harimau di sisinya ikut melontarkan sergahan. Segala sesuatu yang ada di sana berbondong-bondong merasuki telinga sang gadis dengan ancaman yang serupa, membuat Alicia hampir kehilangan waras! Dirinya mengambil Orb dan bergegas mencari pintu keluar.
"Hentikan! Hentikan!" Alicia berteriak kencang melawan seduksi dari fosil hewan serta furnitur mesum.
"BERIKAN KAMI BOLA ITU!" tulang belulang wyvern tadi mengamuk! Sekonyong-konyong menjadi hidup naga itu lalu mengayuhkan sepasang kaki dan sayap melewati pagar pembatas! Alicia segera memperlaju kayuhan kakinya menyusuri ruangan!
Para tengkorak binatang semakin berang, sampai berani-beraninya mereka melanggar perbatasan dan berjalan perlahan ke arah puan sihir! Tak lupa pernak pernik dan peralatan kantor berterbangan, lalu melempar diri ke arah sang gadis. Semakin citu hati gadis Crimsonmane tersebut. Alicia sempat terjatuh gara-gara sebuah bandul jam membenturnya dari belakang! Sebilah pisau tanpa tuan pun sempat melesat lalu menggores lengan Alicia sebelum tertancap di tembok! Gila! Siapa yang menyimpan pisau di tengah-tengah ruangan rekreasi? Secara harfiah, seisi ruangan museum fosil hewan menaruh dengki terhadap sang gadis!
Ketika pasukan benda mati sudah mengepungnya, Alicia menggunakan ledakan Arcane sekali lagi guna melenyapkan aktivitas paranormal yang dirasa pengaruh dari Khaos!
Para fosil seketika berjumpalitan, kecuali fosil wyvern yang datang belakangan. Auman gaibnya tanda ia semakin beringas! Sepasang tulang sayap kurus kering dikepakkan, dan apa yang terjadi? Tulang belulang sialan itu terbang! Wyvern itu terbang, dan kuku-kukunya yang belum tumpul tergerus usia hendak memaku pundak Alicia Crimsonmane!
Dengan sigap Alicia menarik daya Arcane lagi lalu menembak tepat mengenai tulang dada sang naga! Tidak ada perlawanan yang berarti dari kadal terbang tersebut. Sang wyvern langsung tumbang, tulang-tulangnya hancur berserakan di ubin hitam.
Tidak ada gerakan mencurigakan apapun dari benda-benda tersebut setelah berselang lama. Kendati demikian, Alicia belum dapat menghela napas lega. Perlahan, ia mundur dan meraih pintu yang terbuka di belakangnya.
Pintunya tertutup sendiri.
Mahluk tak kasat mata belum puas menjahili sang gadis muda. Gemeretak tulang-tulang membuat sang gadis tak berani menoleh. Tapi ia pun penasaran bukan kepalang, disebabkan bayangan yang terpampang pada pintu makin lama makin menjulang mengatasi dirinya.
Seluruh binatang kembali tampil dengan tulang mereka tersusun rapi. Perkakas berterbangan. Pensil-pensil yang baru saja diruncing mengambang, siap menyengat sekujur raga sang gadis.
"IKUT KAMI, ATAU SERAHKAN BOLA ITU!"
"TIDAKKK!"
Alicia menembakkan energi plasmanya lagi, dan semuanya tumbang lagi. Tapi tak lama kemudian semuanya bangkit lagi!
"APA-APAAN? KENAPA K-KALIAN TIDAK MATI-MATI?"
"IKUT KAMI, ATAU SERAHKAN BOLA ITU!"
Merasa setengah tenaganya hilang, Alicia membuka pintu di belakangnya dan menguncinya rapat-rapat.
***
Kunci sudah terpasang pada pintu. Sebuah kursi telah ditambatkan pada ganggang pembatas ruang. Gedor-gedor masih membuat bising ruangan sebelum akhirnya mereda dan disusul bunyi ratusan benda jatuh. Alicia tidak tahu ia berada di mana sekarang; kemungkinan besar ia sedang berada di ruangan istirahat untuk petugas kebersihan.
Tidak, tidak mungkin mereka berhenti begitu saja. Tulang-tulang yang berserakan tak serta merta menyatakan ini belum selesai, sang gadis sudah sangat yakin! Bodohnya, si gadis malah menantang kuasa kasat mata tersebut.
"Itu saja? P-pengecut! Kau ingin aku dan Orb? Berhenti bermain dalam bayangan dan tunjukkan wujud aslimu!"
Retakan tembok merangsang pendengaran Alicia. Ketika dia menghadap ke samping, memang terdapat lubang yang sedikit demi sedikit menganga. Kemudian, mengalir suatu cairan merah padam sepadam rambut ikal sang gadis dengan bau anyir menyengatโdarah.
Tak seharusnya perempuan ingusan tersebut mengucapkan kalimat terlarang sebelumnya. Itu bukan saja pamali, itu adalah bentuk pemikiran akal sehat! Alih-alih mulutnya yang mengoceh, kakinya harus lebih banyak bergerak menuju jalan keluar. Akibatnya, paha sang gadis malah gemetaran seraya menaruh gerun.
Aliran darah dari dalam tembok semakin lama, semakin deras. Cairan merah di lantai sudah bergerak mengepung sepatu hitam Alicia. Alicia mundur menuju ruangan lain, namun seperti biasa, semua pintu yang ada membanting dan mengunci diri. Tembok tadi jebol, Semburan darah hebat langsung menghantam habis badan Alicia!
Tubuhnya habis disirami darah busuk. Derasnya semprotan disambangi dengan pekikan Alicia yang ketakutan setengah mati! Ia mengeluarkan gejolak Arcane dan melenyapkan aliran darah dari lubang tembok batu, hampir membuatnya jatuh pingsan. Hampir pingsan bukan saja karena darah penuh zat Khaos bergesekan dengan Arcane yang belum lepas dari tubuhnya, tapi juga karena baunya yang membuat gadis malang muntah-muntah!
Tersumbat satu, Menyembur seribu. ๐๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ซ๐ถ๐ฏ yang baru mencurat dari banyak sisi. Ruangan kecil itu segera dipenuhi dengan cairan pekat setinggi tulang kering orang dewasa. Alicia tidak punya cara lain selain membelah darah dengan pelindung Arcane-nya, meninggalkan sepetak tanah kering di dalam kubah biru. Air darah yang menyentuh Arcane mengeluarkan asap seperti cairan asam. Seluruh urat sang gadis menegang bagaikan kram di sekujur otot. Kulit putihnya perih bagaikan diseret ke jalan dengan bantuan kereta. Semakin tinggi darah anyir itu membanjiri ruanganโ kira-kira sudah setinggi pinggang. Jika Alicia tidak menemukan jalan keluar, ia akan mati tenggelam dalam genangan darah.
Namun, sudahlah sebagian besar pikirannya terpusat pada pengendalian Arcane, sebagiannya lagi kaku, tunduk pada ketakutan. Ia tak punya sepotong bagian otak yang sedang luang untuk memikirkan solusi.
Sungguh, betapa Ilahi telah mengutuknya. Dianggap cobaan semacam itu belum seberapa, sepasang tangan raksasa berbulu memecahkan permukaan ubin tempat Alicia berpijak, kemudian mengcengkram pahanya! Sinkronisasi Alicia dan Orb langsung buyar seraya dirinya terjatuh dalam lautan darah!
Tidak lama sesudah itu, Alicia keluar dari genangan dalam keadaan tercekik. Tangannya menggenggam Orb, tapi ia tak dapat menggunakannya berkat tangan berbulu coklat kelabu berkuku panjang menyumbat saluran pernapasan sang gadis. Tubuh si pencekik perlahan ikut menyembul, mulai dari tangannya, lalu tanduknya yang bercabang, kemudian sekujur tubuhnya yang berbulu. Adalah seekor elk raksasa bipedal, berukuran dua kali lipat ukuran badan Alicia, menggenggam gadis sesak napas layaknya daging kalkun utuh. Genggamannya dingin. Sangat dingin. Seluruh tubuhnya dingin kendati penuh bulu. Uap keluar dari hidungnya. Lehernya bergetar menghasilkan bunyi menggeram. Ialah manusia rusa yang sama yang melukai dada adiknya waktu itu.
Tidak ada kata yang keluar dari mulut Alicia. Yah, bagaimana itu mungkin ketika lehernya serasa remuk. Ia hanya bisa menembakan daya Arcane ke dada rusa raksasa. Rusa itu mendengking, tapi alih-alih melepaskan leher Alicia, genggamannya lebih kuat dari sebelumnya. Pacuan adrenalin dalam nadi Alicia membuatnya tak mau kalah. Berada di depan gerbang maut, sang gadis tak merasa rugi mengerahkan daya Arcane yang lebih besar!
Demi menjinakan sang Anak Mukjizat, Manusia Rusa menerbangkan segala peralatan yang ada di sekeliling mereka. Tapi Alicia bahkan tak bisa lebih takut lagi selain melihat moncong rusa raksasa bermata putih di hadapannya. Sang monster mengambil gunting yang melayang di udara, lalu menikamnya tepat di tendon dada kiri Alicia! Tidak disangka cara tersebut berhasil. Melihat darah segar bercampur dengan darah busuk membuat pikiran Alicia kacau balau. Kali pertama sesuatu menikam tubuhnya membuat jantungnya berdegup kencang, matanya mendelik, raga terguncang seperti terserang ayan. Serangan Arcane-nya berhenti dan Manusia Rusa membantingnya ke sudut ruangan.
Alicia terduduk setengah tenggelam. Gunting masih tertancap di dada. Orb sudah tak berada di tangannya, mungkin sudah bergelinding dalam lautan darah hitam yang keruh. Matanya masih melotot karena serangan panik yang tak terkendali. Ia bahkan tidak bisa mencabut gunting itu saking takutnya. Sosok Manusia Rusa kembali mendekat untuk membuatnya pingsan, tapi digagalkan oleh penolong lain selain bola ArcaneโJubah rajutan ibunya! Jubah tersebut mengeluarkan daya kejut berpijar, membuat sang rusa terjungkir dan sepotong tanduk bercabangnya patah dihantam tembok. Kali kedua kain merah ini memperlihatkan kepiawaiannya di saat tak ada Orb sebagai penolong. Namun ia tak boleh angkuh, karena ia hanya punya satu kesempatan lagi untuk bersinar, dan Alicia, selaku pemakai pun tidak yakin sihir jubah ibunya mampu membunuh binatang buas tersebut.
Orang awam tidak tahu apa yang terjadi jika mahkota kemasyhuran milik seekor elk jantan hilang separo. Namun jika elk jantan itu adalah monster humanoid dengan akal menyerupai manusia, maka yang terlintas dalam benaknya adalah membelah dua siapapun yang merusak tanda wibawanya. Monster rusa mengamuk, kuku hitamnya sudah mencuat dari masing-masing jemari. Alicia tidak akan mendapatkan hak khusus dihunjam dengan benda sepele seperti gunting lagi.
Manusia rusa itu meloncat tanpa ancang-ancang! Namun di tengah udara, sebuah batang kayu putih menjalar secepat kilat Penjaga Petir, dan menusuk dada Manusia Rusa sampai terdorong! Seluruh tembok konkrit yang membatasi museum dan ruangan tersebut roboh dihantam kayu lancip. Banjir darah kental dan baunya yang tak sedap menyebar ke museum kerangka hewan. Sihir tumbuhan berkayu adalah ulah Broin yang ditemani dua druid lain.
Manusia Rusa melolong nyaring! Dua druid berlari guna menyegelnya dengan sihir tanaman. Binatang buas tersebut cepat-cepat menghancurkan batangnya dan merayap ke dinding. Alicia sudah tak sadarkan diri setelah serangan panik menjemputnya. Selagi kedua druid sibuk melawan Manusia Rusa, Broin mendaraskan doa yang memanggil batang-batang halus yang akan menyelimuti Alicia dan bola sihirnya.
Manusia Rusa berpindah-pindah dinding, menghindari segala serangan yang datang dari tanaman merambat. Kemudian melompatlah dia, merampas kepala seorang druid dari tubuhnya dengan moncong penuh gerigi! Setelah itu, cakar tajamnya menyobek tenggorokan druid yang satunya lagi, dan begitu saja, kedua druid gugur tak mampu melawan ๐ฎ๐ถ๐ณ๐ฌ๐ข ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ.
Broin hanya perlu mengalihkan sang elk raksasa sampai Alicia tertutup tanaman sepenuhnya. Namun pikirannya yang sedikit usang melupakan kehadiran tulang belulang yang barusan ia pijak. Dengan tangannya, Manusia Rusa memerintah tiap serpihan tulang hewan menghancurkan tubuh reyot tetua druid layaknya rentetan peluru! Tetua druid roboh berlumur darah.
Sebelum ajal menjemput, mata Tetua Broin tertuju pada hutan mini berbentuk seorang gadis dan sebuah bola di tengah genangan darah yang surut. Bibir penuh muntahan darah itu tersenyum. Ia mendaraskan doa terakhir sebelum dibawa ke Hades.
"Maafkan aku, Alicia โฆ, demi keselamatanmu โฆ kau harus kukirim ke tanah nun jauh โฆ. Segera โฆ temukan kelima anak itu! Dengarkan pintaku sebelum aku melebur dengan alam! Engkau bertubuh mungil, namun akarmu menggapai sisi lain bumi. Antarlah ia yang berlindung di antara kalian, semoga kakinya kembali menginjak tanah subur dan rumput segar!"
Manusia Rusa segera memelesat dan mencabik-cabik kumpulan pohon kecil itu. Sial seribu sial, Ia tidak menemukan apapun selain semua tumbuhan yang barusan ditebang. Kemudian dirinya beralih menghancurkan gumpalan hijau berbentuk bola. Sama saja. Tidak ada apapun selain serabut akar yang saling teranyam. Kedua sasaran raib dimakan pohon, membuat monster berperawakan rusa makin menggila. Dia menyalak keras-keras, lalu melampiaskan sisa amarahnya dengan mengoyak-ngoyak raga Broin secara membabi buta, hingga bentuk tubuhnya pun tak kelihatan lagi โฆ.
***
"๐๐ข๐บ๐ช๐ต! ๐๐ฏ๐ข ๐ฎ๐ข๐บ๐ช๐ต!"
"๐๐ด๐ต๐ข๐จ๐ข, ๐ซ๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ญ๐ฏ๐ข ๐ด๐ข๐ธ๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ธ๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ธ๐ฆ๐ฅ๐ฐ๐ฌ! ๐๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฏ๐ฆ ๐ฐ๐ณ๐ข ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฌ, ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฅ๐ฉ๐ฆ๐ธ๐ฆ๐ฌ๐ฆ ๐ธ๐ช๐ด ๐ฎ๐ฐ๐ฅ๐ข๐ณ ๐ด๐ข๐ธ๐ฆ๐ต๐ข๐ณ๐ข ๐ฅ๐ช๐ฏ๐ข? ๐๐ฆ๐ต๐ช๐ฉ๐ฆ ๐ข๐ฌ๐ฆ๐ฉ ๐ฑ๐ช๐ด๐ข๐ฏ!"
Kala itu, Seorang gadis bersimbah darah ditemukan terlentang di tengah kebun jelai. Suatu benda tajam menancam di sisi dadanya. Dua orang petani setempat mendapati perempuan itu di siang bolong bertajuk langit kuning, tatkala mencium aroma tak sedap di sepanjang kebun. Diliputi rasa was-was, salah seorang petani mengambil ranting kayu lalu mencucuk-cucuk tubuh sang gadis.
Betapa terkejutnya kedua pekerja bercaping ketika sepasang kelopak mata itu bergerak sendiri.
"๐๐ฐ๐ฌ, ๐ฅ๐ฉ๐ฆ๐ธ๐ฆ ๐ช๐ด๐ช๐ฉ ๐ฏ๐จ๐ฐ๐ฃ๐ข๐ฉ!"
"๐๐ข๐ฉ ๐ซ๐ข๐ฏ๐ค๐ฐ๐ฌ! ๐๐ด๐ช๐ฉ ๐ถ๐ณ๐ช๐ฑ ๐ณ๐ถ๐ฑ๐ข๐ฏ๐ฆ! ๐๐ช๐บ๐ฆ ๐ช๐ฌ๐ช?"
"๐๐ช๐ด, ๐ฌ๐ฐ๐ธ๐ฆ ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ฆ, ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฑ ๐ฏ๐จ๐ถ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ถ๐ณ๐ข๐ฉ."
"๐๐ฉ, ๐ฐ๐ซ๐ฐ ๐ฅ๐ช๐ต๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ญ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ฆ!"
"๐๐ซ๐ฐ ๐ธ๐ฆ๐ฅ๐ช, ๐ข๐ฉ! ๐๐ฎ๐ข๐ฉ๐ฆ ๐ญ๐ถ๐ณ๐ข๐ฉ ๐ฐ๐ณ๐ข ๐ข๐ฅ๐ฐ๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ. ๐๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ช๐ฌ๐ช ๐ฅ๐ถ๐ฅ๐ถ ๐๐ฆ๐ธ๐ฆ ๐๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ญ. ๐๐ฆ๐ญ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ฏ, ๐ณ๐ข๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ต๐ฆ ๐ธ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ข ๐ข๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ. ๐๐ฉ๐ฆ๐ธ๐ฆ๐ฌ๐ฆ ๐ฅ๐ถ๐ฅ๐ถ ๐ด๐ข๐ฌ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ฆ."
Telinga perempuan yang dikira mayat itu menangkap percakapan samar-samar antara dua orang dengan bahasa yang sama sekali asing baginya. Apakah dia terdampar di dunia lain?
Barangkali hanya terdampar di belahan dunia yang lain. Meskipun begitu, raganya masih tak ingin bangun. Seluruh tubuhnya masih ingin menikmati timbunan jelai yang layu ditimpa badan lebih lama lagi. []