Seluruh keluarga Crimsonmane yang mendengar kabar ini mungkin akan menjilat ludah mereka sendiri.
Selama ini mereka berpikir bahwa merekalah yang terdepan, mendapatkan intelijen super rahasia mengenai keberadaan Sempena Ilahi melalui buku coret-coret karya seorang kerabat yang bahkan sebagian menganggapnya tidak waras. Berpikir bahwa mereka akan kembali berjaya mengambil alih pemerintahan, tahu-tahunya hal ini sudah menjadi prioritas penyelidikan oleh Kekaisaran Adidaya Roma. Lebih mencengangkan lagi ketika ahli seni mistis Ninshu negeri Kagatse pada ufuk timur, dan seorang necromancer dari Benua Iblis sudah melancarkan invansi demi merebut kekuatan paling keramat dalam jagat sihir.
Jika mengetahui bahwa orang lain sudah tahu akan keberadaan Arcane murni di luar Roma, satu fakta inilah yang mungkin membuat satu keluarga ๐๐ถ๐ฅ๐ข ๐๐ฑ๐ช benar-benar kebakaran jenggot (Jika saja kuda punya jenggot): Arcane murni malah memilih seseorang terasing di antara mereka, yang mereka kutuk, yang mereka anggap sebagai anak haram, aib dan noda dari keturunan murni penyihir Crimsonmane, dan seseorang tersebut bernama Alicia Crimsonmane.
Padahal satu-satunya Crimsonmane tanpa sihir dalam sejarah. Ibunya mungkin saja melakukan hubungan gelap sampai lahirnya anak ini. Tapi kenapa sang haram jadah ini yang ditunjuk Kesunyian Ilahi? Apakah ๐ฌ๐ถ๐ฅ๐ข ๐ณ๐ข๐ด ๐ฎ๐ถ๐ณ๐ฏ๐ช milik-Nya sendiri sudah tidak Ia minati?
Ruangan pertemuan villa Alasdair penuh dengan kebisingan. Air ludah saling bertabrakan satu sama lain. Mereka bahkan tidak dipaksa untuk datang, tapi para penyihir kuda merah yang tersebar di seluruh kerajaan Camelot langsung menyerbu kediaman patriark, beberapa hari sejak rapat terakhir mereka. Mereka meminta petuah dari sang patriark Alasdair, akan tetapi Alasdair saja tidak tahu jalan pikiran Ilahi yang mistis nan diam sepanjang waktu.
"Bisakah kalian diam sebentar?" pekik Alasdair menggaung di ruangan pertemuan. "Kalian mau menanyakan tanggapanku? Akupun tidak tahu! Aku tidak mengerti! Mengapa anak seperti Alicia bisa dipilih oleh Arcane murni."
"Jangan-jangan Donar dan Leith berhasil mendapatkan Arcane tersebut namun mereka diam-diam membelot kepada kita, memberikan kekuatan tersebut kepada putrinya, karena masih menyimpan dendam dengan seluruh keluarga!" tebak Ulysses.
Penelope menentang tuduhan Ulysses. "Bah, kau terlalu banyak mengisi otakmu dengan teori konspirasi! Padahal kau sendiri yang meragukan tulisan Ailsa, sekarang kau malah mengada-mengada tentang keluarga mereka! Kekuatan Arcane itu bukan barang yang bisa diberi!"
"Kau mengasumsikan bocah yang tak berdarah murni itu dipilih oleh Kesunyian Ilahi untuk memegang substansi sihir paling murni? Sejak kapan kau begitu bersimpati kepada Alicia dan keluarganya? Jangan bercanda!"
"Sejak patriark memutuskan untuk menjalin kembali hubungan dengan mereka! Sekarang bukan masalah lagi jika dia berdarah murni atau tidak. Itu bahkan belum terbukti sama sekali! Itu hanyalah gosip hasil bualan istrimu yang mulutnya tidak bisa diatur!"
Ulysses meledak, ia mulai mengeluarkan tongkatnya. "Kau berani mengata-ngatai istriku?"
"Penelope! Ulysses!" Alasdair menyebut nama mereka lantang mengisyaratkan agar jangan membuat keributan di villa-nya yang sudah sumpek.
Wanita Crimsonmane tersebut lalu beralih kepada Alasdair. "Ayahanda, kita tidak seharusnya gundah akan hal ini. Lihat sisi baiknya. Arcane murni tetap dipegang oleh seorang Crimsonmane."
"Seorang Crimsonmane yang mungkin memiliki dendam kesumat kepada kita, yang mungkin ingin menggulingkan keluarganya sendiri," respon sang patriark
"Tanpa bermaksud menyinggung, tampaknya itu pikiran yang berlebihan, Ayahanda. Jika Alicia bisa mengendalikan Arcane murni, bukankah artinya sekarang dia adalah penyihir sama seperti kita?" Penelope memandang sekelilingnya. Muka para Crimsonmane masih datar sedatar ubin lantai marmer. "Ayahanda tidak perlu dilema akan hukum darah murni lagi. Mungkin sudah saatnya kita berhenti bersikap dingin kepadanya dan mulai menyambutnya kembali layaknya keluarga."
Alasdair merenung sejenak.
"Kita bisa dengan perlahan meyakinkan Alicia untuk bergabung membantu perjuangan kita, buat dia merasa bagian dari Crimsonmane lagi. Tidak ada gunanya mengasingkan perempuan mungil itu," lanjut Penelope kembali.
Sebelum Alasdair sempat membuka mulutnya, sesosok pria dengan tongkat tiba-tiba muncul dari pintu masuk. Lantas semua orang pun ikut teralihkan dengan suara tapak kaki dan ketukan tongkat orang itu. Mereka melihat Donar berjalan memasuki ruangan musyawarah sedikit pincang, lengkap dengan beberapa stiker luka di dahinya.
"Donar!" Alasdair terlihat tidak percaya dengan penampilannya. "Demi Kesunyian Ilahi, apa yang baru saja menimpamu?"
"Maafkan aku karena berpenampilan tidak pantas, Ayahanda, aku tidak akan lama," jawab Donar, "Aku bersama dua Crimsonmane yang lain baru saja terlibat perkelahian dengan seorang necromancer, dan saraf motorikku masih dalam tahap pemulihan akibat perkelahian tersebut."
"Kau, ikut bertarung melawan necromancer? Dan dua lainnya, jangan bilang yang kau maksud adalah anak-anakmu!"
"Kurasa di ruangan ini tidak ada yang berpatisipasi selain aku, maka ya, anak-anakku terlibat dalam pertempuran tersebut. Itupun karena terpaksa, sebenarnya." Pernyataannya seolah menyinggung absennya kaum penyihir elit di pertempuran itu.
"Ngomong-ngomong terkait anak-anakku," lanjut Donar lagi, "Kalian tentu telah mendengar kabar terbaru mengenai sumber Arcane murni di Caledonia. Karena aku diberikan mandat oleh Ayahanda, ada baiknya jika aku meluruskan kepada kalian apa yang terjadi secara langsung."
"Sungguh kebetulan. Kami semua cukup prihatin dengan kabar burung itu. Jadi, apa yang ingin engkau 'luruskan?'"
"Aku mendengar desas-desus bahwa aku dan Leith sengaja memberikan Arcane murni kepada Alicia tanpa seizin Ayahanda," tutur Donar, "Tapi percayalah, sebelum kita bahkan membahas jurnal milik Ailsa, putriku sudah menemukan sumber kekuatan tersebut, dan berhasil memurnikan seorang pecandu partikel Protos."
Donar mengambil salah satu kursi yang kosong. Ia melanjutkan pembicaraannya dengan tenang. Tak ada seraut pun dari wajahnya untuk menunjukkan keengganannya melaporkan ini. "Ia sudah menetralisir total dua orang di Trinketshore. Aku tidak tahu apa-apa tentang itu sampai Leith kembali dari Trinketshore hanya untuk memberitahuku bahwa Alicia hampir diculik oleh seorang shinobi, kemudian ditawan oleh penyidik dari Kekaisaran Abadi untuk diadili. Perjalanan yang cukup menegangkan untuk seorang yang pertama kali memasuki dunia sihir, kalian tahu?"
"Dia diadili oleh pengadilan sihir, kenapa dia masih bisa bebas bertarung dengan Magisterium?"
"Magisterium hampir saja menyita bola Arcane dari genggamannya, Ayahanda," balas Donar, "Sayangnya seorang necromancer menyusupi ruangan pengadilan. Dan ia tidak hanya menginginkan bola Arcane, dia ingin membunuh Alicia dan menjadikannya pion pengguna Arcane. Grand Magus Haddock memberikan kesempatan kepada putriku untuk menggunakan kekuatan Arcane-nya karena baik sang necromancer dan Grand Magus melihat sesuatu di dalam dirinya, yang aku pun sampai sekarang belum bisa melihatnya."
Kongregasi Crimsonmae masih diam seribu satu bahasa. Mungkin Donar tak dapat melihat dari jauh, tapi tergeraklah hati di dalam diri Alasdair. Dibalik mata tua renta yang lelah, ia seolah melihat masa dirinya bermain dengan cucu perempuannya saat masih sangat belia. "Ailsa. Kau dan anak-anakmu memang sama saja. Benar-benar anomali," gumamnya. Maka berkatalah lagi sang patriark kepada Donar.
"Bagaimana keadaan kedua cucuku sekarang?"
"Merekaโ tunggu dulu," sahut si Donar, "Apakah aku tidak salah dengar, Ayahanda mengatakan 'kedua cucuku?'"
"Jawab saja pertanyaanku, Donar."
Sebuah gestur yang tidak biasa dari sang patriark. Donar mengobservasi gerak-gerik Alasdair sebelum ia menjawab pertanyaannya.
"Leith sudah membaik. Alicia โฆ dia masih belum sadarkan diri sampai sekarang. Penyesuaian dengan kemampuannya, kata tabib, yang mana adalah normal. Selebihnya mereka berdua baik-baik saja."
"Begitu." Alasdair merenung lagi. "Pasti berat harus bertarung melawan semua mayat hidup itu."
"Dia membagikan kekuatan Arcane ke seluruh penyihir dan pelindung sipil. Ia memurnikan tiga totem penyobek dimensi dan sang necromancer sendiri. Ia bertahan sampai saat ini adalah sesuatu yang tidak kuduga."
"Kau yakin kau tidak mengada-ngada, kan, Donar?" Ulysses dari kejauhan berteriak kepadanya.
"Aku pun berharap aku tidak mengada-ngada. Bahkan Bartholomew Strongbark yang terkenal sangat susah memberikan pujian menyiratkan perasaan terkesan kepadanya. Kau tanya saja dia sendiri."
Para Crimsonmane mulai bertanya satu sama lain. Selama ini bisa saja mereka salah. Atau Alicia hanya beruntung saat itu. Namun baru memegang sempena Ilahi beberapa hari kemudian mengalahkan seorang necromancer? Itu antara sang necromancer adalah bocah labil murid taman kanak-kanak yang kebetulan membaca sembarangan buku untuk memanggil demit, atau itu memang adalah pencapaian yang cemerlang, melambangkan kodrat penyihir elit klan Crimsonmane yang memang berbakat.
Tiba-tiba air wajah Alasdair menjadi berseri. "Donar, jika putrimu sudah pulih, ajaklah ia kesini. Aku akan mengadakan jamuan besar untuknya!"
"Itu sangat tidak biasa, Ayahanda!"
"Oh ayolah, Donar. Dia menyelamatkan kota Eidyn dari invansi mayat hidup. Seperti yang diharapkan dari penyihir Crimsonmane. Salahkah aku mengadakan perayaan untuk pencapaiannya?"
๐๐ฆ๐ฏ๐บ๐ช๐ฉ๐ช๐ณ ๐๐ณ๐ช๐ฎ๐ด๐ฐ๐ฏ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฆ. Alasdair dengan enteng mengatakannya dan lainnya hanya mengiyakan seolah tidak ada apa-apa diantara mereka sama sekali. Bahkan orang yang diplomatis seperti Donar juga terpancing untuk mengkonfrontasi satu kaumnya dengan perkataan, ๐๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ข๐ธ๐ข๐ญ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ถ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช๐ฏ๐บ๐ข, ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ช๐ฌ๐ข๐ฑ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ช๐ด ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ๐ฏ๐บ๐ข, ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ณ๐ข๐ฑ ๐ช๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ฌ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข ๐ด๐ข๐ฎ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ. ๐๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ถ๐ฏ๐ข๐ง๐ช๐ฌ! ๐๐ฆ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ๐จ๐ข ๐ซ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ๐ข๐ฎ! ๐๐ถ๐ฌ๐ถ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ฌ๐ฆ ๐ญ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ข๐ณ๐ต๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ฑ๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ข๐ต ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ข๐บ๐ข๐ฎ๐ฏ๐บ๐ข ๐๐ฉ๐ณ๐ฐ๐ฏ๐ฐ๐ด ๐ด๐ถ๐ฑ๐ข๐บ๐ข ๐ฅ๐ช๐ค๐ข๐ฃ๐ช๐ฌ-๐ค๐ข๐ฃ๐ช๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐จ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ต๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ข๐ต๐ถ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ช๐ด๐ข ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ช๐ข๐ฅ๐ข๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ณ๐ช๐ฎ๐ฐ๐ณ๐ฅ๐ช๐ข๐ญ, ๐ฅ๐ข๐ด๐ข๐ณ ๐ด๐ช๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช!
Tidak seperti kalian, sayangnya. Donar memegang penuh kendali atas emosinya. Tidak baik berasumsi macam-macam tanpa fakta. Itu bukan jalan Donar.
Donar beranjak dari kursinya. "Terima kasih atas undangannya. Aku harus kembali ke pekerjaan parlemen-ku, Ayahanda. Tentu saja aku akan mengirimkan pesan tersebut ke putriku. Mari kita berharap yang terbaik."
"Baiklah kalau begitu." Alasdair memperbolehkannya bubar. "Akan kutunggu kabar baiknya."
***
๐๐ณ๐ฃ ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฉ๐ฌ๐ถ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ ๐ข๐ญ๐ข๐ด๐ข๐ฏ. ๐๐ช๐ฌ๐ข ๐๐ฌ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฏ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ถ๐ข๐ต๐ข๐ฏ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฅ๐ช ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ข๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ต๐ถ๐ฉ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข, ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข ๐๐ฌ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฑ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ด ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐จ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ถ๐ข๐ต๐ข๐ฏ ๐ช๐ฏ๐ช.
๐๐ฉ, ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข, ๐ฏ๐ฐ๐ฏ๐ข. ๐๐ข๐จ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฌ๐ถ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ด๐ข๐ต๐ถ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ฎ๐ข๐ต ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต? ๐๐ข๐ถ, ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ด๐ต๐ช๐ฎ๐ฆ๐ธ๐ข. ๐๐ข๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ข ๐ด๐ช๐ฉ๐ช๐ณ ๐ช๐ต๐ถ? ๐๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ต๐ข๐ฌ๐ฅ๐ช๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฉ ๐ธ๐ข๐ซ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข โฆ.
๐๐ฐ๐ฏ๐ข๐ณ, ๐ฑ๐ถ๐ต๐ณ๐ช๐ฎ๐ถ ๐ฅ๐ช๐ฑ๐ช๐ญ๐ช๐ฉ ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ด๐ถ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐๐ญ๐ข๐ฉ๐ช. ๐๐ข๐จ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ญ๐ข๐ณ๐ช ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ต๐ข๐ฌ๐ฅ๐ช๐ณ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต?
๐๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฏ๐ข๐ฌ ๐๐ถ๐ฌ๐ซ๐ช๐ป๐ข๐ต ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฐ๐ด๐ฐ๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข, ๐๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ช ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ๐ฎ๐ถ, ๐๐ญ๐ช๐ค๐ช๐ข ๐๐ณ๐ช๐ฎ๐ด๐ฐ๐ฏ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฆ. ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ณ๐ข๐ฑ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ด๐ข๐ญ ๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฅ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ช, ๐ฃ๐ฐ๐ค๐ข๐ฉ!
Alicia kerap mendapatkan bisikan-bisikan itu berulang-ulang sampai ia mendapati dirinya berada ditengah kehampaan hitam kelam. Ia berputar-putar, mencoba memahami sekitarnya, saat siluet raksasa berpijar penuh debu bintang muncul di hadapannya. Alicia sempat terkejut, namun saat dilihat dari dekat, siluet tersebut ternyata adalah dirinya sendiri menjadi mahluk kosmik dengan mata berpendar. Orb yang berada di tengahnya tiba-tiba terbagi menjadi empat bagian kemudian menyebar menurut arah mata angin.
Siluet Alicia menggerakkan tubuhnya dengan gestur tak biasa. Alicia mini tercengang, ia mengira Alicia raksasa sedang melakukan gerakan ritual ala ilmu mistis sorcery. Namun yang pasti, gerakannya rapi, memiliki ritme tarian yang teratur. Munculnya ribuan aliran dari keempat Orb yang terpisah meluncur bak bintang jatuh, menambah keajaiban pemandangan mimpi.
Akan tetapi, penglihatan indah itu harus berlangsung secara singkat, saat tiba-tiba ia merasakan suasana mencekam dan nyalinya menciut tanpa alasan yang jelas. Ia tidak tahu apa yang terjadi, namun ia mendengar pekikan mengerikan menusuk telinganya. Alicia tahu, sumber suaranya berasal dari belakang, maka berbaliklah ia lalu menengadah ke atas. Hamparan langit hitam itu menampilkan gumpalan awan mendung dengan cahaya ungu keruh sambil menggelegarkan guntur. Tiba-tiba sepasang mata raksasa timbul dari awan tersebut, memandangi Alicia mini dengan tatapan kakunya. Mata kirinya ungu menggertak sedangkan mata kanannya seputih selaput katarak. Entah bagaimana, Alicia merasa mengenali makhluk apa yang meliriknya dengan tatapan mengancam itu.
Alicia sedang memandangi Khaos, sang Oposisi Primordial, secara langsung.
Sang gadis perlahan mundur, ia ingin berteriak tapi dunia ini serasa tidak mengijinkannya mengeluarkan suara. Siluet Alicia raksasa dengan kekuatan Arcane murni raksasa berlari melewati dirinya menuju dua mata raksasa mengerikan. Baik Alicia raksasa dan sepasang mata itu mengumpulkan kekuatan kegelapan dan cahaya secara masif dan menembak satu sama lain.
Di saat energi Khaos dan Arcane bertemu, cahaya putih menyilaukan muncul dari celah-celah dunia yang retak.
Retakan semakin besar, semakin besar, dan semakin besar!
Dilihatnya dunia yang ia pijaki hancur ditelan pendaran menyilaukan. Sang gadis terjatuh menuju dimensi putih tak terbatas! []