Chereads / Dunia Monster : Kehidupan Manusia Serigala dimulai / Chapter 110 - Malam Pertarungan - Dendam masa lalu atau Harapan Masa Depan

Chapter 110 - Malam Pertarungan - Dendam masa lalu atau Harapan Masa Depan

Saat Roy hampir membelah lawannya menjadi dua, tiba-tiba saja hal yang mengejutkannya terjadi. Sebuah bola meluncur dari bagian dada baju besi lawannya, lalu dari bola tersebut, keluarlah cahaya yang sangat menyilaukan.

Roy dengan refleks langsung menutup matanya, sebelum cahaya itu dapat merusak matanya. Dengan celah yang dibuat itu, lawannya dapat menghindari serangan Roy dan memperbaiki posisi bertarungnya.

Di saat yang bersamaan, dia juga mengayunkan pedangnya ke arah Roy yang tidak bisa melihat menggunakan matanya. Dia masih bisa melihat Roy dengan jelas, karena matanya terlindungi oleh visor helm-nya yang melindungi matanya.

Meskipun Roy tidak bisa melihat, bukan berarti dia tidak bisa melawan. Menggunakan instingnya yang sangat tajam, dirinya dapat menebak arah serangan Jagt dan menahan pedang lawannya dengan katananya.

Gerigi pada pedang Jagt berputar dengan sangat cepat saat kedua senjata mereka berbenturan. Roy sangat yakin jika katananya akan rusak, jika dia memaksakan katananya untuk menahan serangan Jagt, jadi dia memutuskan untuk melompat mundur untuk membuat jarak yang cukup jauh di antara mereka berdua.

Matanya masih sangat sakit, karena cahaya dari bola yang tiba-tiba muncul itu. Hal itulah yang menyebabkan Roy masih tidak dapat membuka matanya.

"Power Up - Boost Up - Active!"

Saat Roy tidak dapat melihat, dia malah mendengar lawannya mengatakan sesuatu yang aneh. Perasaan tidak enak langsung merayap di seluruh tubuhnya.

Di sisi lain, Jagt yang melihat bahwa lawannya tidak dapat melihat, langsung memanfaatkan situasi tersebut untuk menggunakan salah satu mode Power Up dari baju besinya.

Bagian kaki dari baju besinya memunculkan semacam Boost untuk menambah kecepatannya dan dari kakinya juga muncul roda seperti roda Tank yang akan membuat gerakannya lebih lancar saat menggunakan Boost tersebut.

Saat Boost tersebut diaktifkan, tubuh Jagt dapat meluncur dengan sangat cepat ke arah Roy berada. Dia kembali mengangkat senjatanya, lalu mengarahkannya pada Roy.

Roy dengan mudah merasakan niat membunuh lawannya, langsung kembali menggunakan katananya untuk menghalangi serangan lawannya. Meski tanpa melihat sekalipun, jika lawannya terus-terusan mengeluarkan nafsu membunuh, Roy dapat dengan mudah menebak arah serangannya dan dimana dia berada saat ini.

Beruntung bagi Roy, matanya yang sakit dengan cepat sembuh. Saat dia menangkis serangan lawannya dan membiarkan lawannya melewati tubuhnya, Roy sudah dapat melihat kembali dengan normal.

Roy membalikan tubuhnya untuk menghadapi lawannya yang sekarang sedang berbelok kembali ke arahnya.

Roy langsung memperhatikan alasan kenapa dia merasa bahwa lawannya tadi memiliki kecepatan yang luar biasa. Dengan roda yang seperti roda Tank dan Boost yang mendorong tubuhnya, maka lawannya sudah pasti bisa bergerak dengan sangat cepat, jika berada di jalanan rata seperti tempat mereka berada saat ini.

Roy harus segera memindahkan lokasi pertarungan mereka, jika dia tidak ingin tetap berada di situasi yang menguntungkan bagi lawannya.

Saat Roy kembali menangkis serangan lawannya, dia segera berlari menuju jalan keluar dari terowong tersebut.

"Jangan lari kau, mahluk menjijikan!"

Akan tetapi lawannya dengan cepat menyusul dirinya dan berada di depannya. Dengan lawannya yang menghalangi jalan keluarnya, maka Roy memutuskan untuk berbalik dan menggunakan jalan keluar lainnya. Meskipun di dapat sana masih ada anggota ATS yang lain, tapi hal itu tidak akan masalah bagi Roy asalkan dia tidak bertemu orang lainnya yang memiliki kemampuan yang sama seperti Jagt.

Tak butuh waktu lama bagi Roy untuk mencapai ujung terowongan.

Seperti yang telah diprediksi oleh Roy, sudah ada anggota ATS yang bersiap untuk menyergapnya, tapi mereka nampak ragu-ragu untuk menembak Roy dengan senjata mereka. Sepertinya mereka ragu, karena ada Jagt yang sedang menyusul Roy di belakangnya.

"Jangan pedulikan Aku! Tembak saja!"

Dengan suara kencang, Jagt memberikan perintah pada anak buahnya.

Setelah mereka mendengar perintah dari Jagt, mereka segera menembaki Roy dengan berbagai jenis peluru yang berbeda.

Untung saja Roy sudah menebak reaksi mereka, jadi dia bisa langsung menghindari semua retetan peluru yang mengarah padanya dengan melompat di udara, lalu bermanuver hingga dia bisa berlari di atas langit-langit terowongan.

Roy melakukan gerakan tersebut dengan sangat cepat hingga tak ada satupun peluru yang berhasil mengenainya.

Setelah berhasil keluar dari terowongan, Roy segera melarikan diri ke arah perkotaan dan menghilang dari pandangan para ATS yang tidak bisa lagi menembaknya dengan sembarangan, karena jika mereka berani melakukan hal tersebut, maka mereka akan beresiko mendapatkan perhatian dari warga sekitar dan aksi mereka yang sebenarnya akan ketahuan.

"Jangan biarkan dia lolos! Kirimkan permintaan bantuan dan segera lacak dia!"

Meskipun Roy sudah berada cukup jauh, tapi dirinya masih bisa mendengar suara Jagt yang memberikan perintah dengan jelas. Roy tidak pernah berharap mereka akan melepaskannya begitu saja, jadi dia tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, belum lagi, dia masih belum menuntaskan misi yang harus dia lakukan.

Roy sudah tahu bahwa mereka memiliki alat yang bisa melacaknya saat dia menggunakan tubuh monsternya, jadi mereka pasti bisa menemukannya dengan cepat. Meski begitu, Roy tidak berniat untuk kembali menggunakan wujud manusianya. Dia ingin Jagt menemukannya di tempat yang dia inginkan.

Dengan kecepatan penuh, Roy berlari ke arah hutan buatan yang berada di tengah kota. Di tempat seperti itu, Roy pasti bisa bertarung dengan lebih baik dari pada tempat yang terbuka dan tidak memiliki tempat untuk bersembunyi atau berlindung.

Roy menyembunyikan dirinya di balik salah satu pohon, lalu mengistirahatkan dirinya. Dia memang tidak memiliki luka apapun, tapi staminanya cukup terkuras.

Roy yakin mereka pasti bisa menemukannya dengan cepat, jadi lebih baik dia memanfaatkan situasinya saat ini untuk mendapatkan kembali tenaganya yang telah hilang.

Dia tidak membawa apapun untuk dimakan, jadi Roy memutuskan untuk memejamkan matanya dan mengistirahatkan tubuhnya dengan menyandarkannya pada pohon. Roy sudah melatih instingnya untuk segera bersiap bertarung saat dia merasakan bahaya, jadi dia tidak perlu khawatir bahwa akan diserang saat dirinya lengah.

Entah dia beruntung atau tidak, Roy sudah dapat merasakan kembali aura membunuh dari kejauhan, setelah beberapa menit dirinya mengistirahatkan tubuhnya.

Dirinya memang belum seratus persen pulih, tapi Roy sudah kembali siap untuk bertarung. Dia mengambil katananya yang dia sempat letakan di tanah saat beristirahat tadi.

Meskipun matanya tidak sebagus milik Arya, tapi Roy masih bisa melihat keberadaan ATS dari kejauhan. Hanya masalah waktu sampai dirinya ketahuan oleh mereka, jadi dia memutuskan untuk datang menyerang mereka dari pada menunggu mereka datang.

Roy menghunuskan katananya, langsung berlari dengan cepat ke gerembolan ATS yang bersiap melakukan pencarian di hutan.

"Semua ambil posisi!"

Akan tetapi, seperti sudah diprediksi, para anggota ATS yang dia akan diserangnya dengan segera membuat formasi dan bersiap menembak Roy. Menyadari bahwa dirinya tidak akan bisa menyerang mereka, Roy segera berbelok, lalu menyembunyikan dirinya di balik perpohonan.

Mereka tidak menembakan peluru apapun ke arahnya saat mereka melihat Roy menyembunyikan dirinya.

Roy sudah membuat mereka menyadari keberadaannya di dalam hutan buatan ini, jadi Roy tidak mungkin terus bersembunyi dan menunggu mereka untuk pergi.

Roy tidak melihat adanya Jagt di antara lawan-lawannya yang masih mempertahankan posisi mereka. Meski begitu, Roy tetap yakin bahwa Jagt akan datang ke tempat ini. Jadi yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah dimana dia berada saat ini.

Roy merasa sangat terterkan, karena mereka tidak menembakan satupun peluru. Roy tidak akan dapat membaca rencana mereka, jika yang selalu mereka lakukan adalah berdiam diri di tempat mereka. Sebetulnya kenapa mereka tidak menembaknya? Atau setidaknya memeriksa keberadaannya yang sedang bersembunyi? Rencana macam apa yang ada di kepala mereka?

Roy mengintip sedikit ke arah mereka membuat formasi untuk memastikan bahwa tidak ada hal aneh yang terjadi. Roy masih tidak melihat keberadaan Jagt di sana dan mereka masih saja berdiam diri.

Bisakah mereka mengatakan sesuatu atau melakukan hal lainnya?

Jika terus seperti ini, Roy sepertinya harus membuat gerakan untuk memecahkan keadaan saat ini.

Roy mencengkram katana miliknya dan bersiap untuk menghunuskannya pada pasukan ATS yang sedang bersiap, tapi sebelum dia dapat melakukan sesuatu, dia menghentikan gerakannya, karena dia merasakan suatu bahaya.

Beberapa detik kemudian, perasaan benar-benar terjadi, sebuah granat tiba-tiba saja dilemparkan ke arahnya dari arah belakang punggungnya.

Roy yang menyadari hal tersebut segera keluar dari tempat persembunyiannya untuk menghindari granat tersebut.

Di saat bersamaan dengan granat itu meledak, puluhan peluru juga melayang ke arahnya, tapi sebelum peluru-peluru itu mengenainya, Roy segera mencabut katananya dari sarungnya dan menghalau semua peluru itu dengan katana miliknya. Dia juga berhasil keluar dari area ledakan dari granat itu sebelum ledakan dari granat itu bisa mengenainya.

Roy segera bersembunyi di balik pohon, sebelum ada lagi serangan yang mengarah padanya. Sekarang posisinya sudah diketahui oleh mereka, jadi lebih baik dia mulai bersiap untuk menyerang mereka.

Meski Roy tidak memiliki niat untuk membunuh mereka, tapi itu tidak berarti dia tidak akan melukai mereka dengan parah.

Roy mengambil sebuah batu kerikil, lalu melemparkannya dengan sekuat tenaganya pada salah satu anggota ATS.

Batu yang dilempar ke arah salah satu anggota ATS itu melaju dengan sangat cepat, lalu menghantam helm yang digunakan oleh orang tersebut dengan sangat kuat dan merusak helm tersebut.

Meskipun orang yang terkena lemparan batunya tidak dapat lagi berdiri dan mengeluarkan dari dari balik helmnya, tapi Roy yakin bahwa dia tidak membunuhnya. Helm yang dimiliki oleh ATS sangatlah kuat, jadi seharusnya helm itu dapat melindungi kepalanya dari hancur.

Seakan tidak peduli dengan rekan mereka yang baru saja tumbang, para anggota ATS yang lain, malah mengarahkan senjata mereka ke tempat Roy bersembunyi dan mulai menembakan peluru mereka. Bukan hanya tidak merawat luka rekan mereka itu, mereka bahkan tidak memeriksa keadaan dari rekannya tersebut

Padahal mereka seharusnya tidak dapat melihat keberadaannya yang terhalang oleh pohon yang sangat besar, tapi mereka menyerangnya tanpa memberikannya celah untuk menyerang balik.

Meskipun dia aman dari tembakan mereka, tapi Roy merasa ada yang tidak beres. Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya dia sadar bahwa dia masih belum menemukan sosok yang melemparkan granat padanya.

Setelah memejamkan matanya dan mempertajam instingnya, Roy bisa merasakan niat membunuh dari dalam hutan. Tidak hanya satu, tapi dia merasakan beberapa hawa membunuh lainnya yang tersembunyi.

Begitukah, sekarang Roy sudah mengerti strategi mereka. Para anggota ATS yang bisa dia lihat saat ini hanyalah umpan semata, sementara pasukan penyerang yang sebenarnya sedang menunggu di tempat yang tersembunyi.

Meski beresiko, tapi Roy memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Dia menghalau setiap peluru yang mengarah padanya, lalu menghilang di balik pepohonan yang hijau.

Roy bisa merasakan semua orang yang memiliki niat membunuh, jadi dia dapat menghindari mereka tanpa takut akan bertemu dengan mereka secara tidak sengaja.

Akan tetapi sayangnya pemikiran seperti itu ternyata terlalu naif, karena ada satu orang yang tiba-tiba melaju ke arahnya dengan gerakan yang sangat cepat dan Roy mengenal orang tersebut.

Orang itu adalah orang yang sama dengan lawan yang dia hadapi, sebelum dia melarikan diri ke tempat ini.

"Kena kau!"

Jagt menghunuskan pedang besarnya dengan sangat cepat ke arah Roy. Roy berbalik ke arah Jagt berada, lalu menghalau serangannya dengan katana miliknya.

y memperhatikan bahwa baju besi yang dikenakan oleh Jagt saat ini terlihat berbeda dengan yang sebelumnya. Baju besi itu terlihat lebih ramping dari pada sebelumnya, tapi meski begitu, baju besi itu malah nampak lebih kuat dan menakutkan dari yang sebelumnya.

"Sepertinya kau terkejut dengan penampilan baruku ini!"

Sambil beradu pedang dengan Roy, Jagt mulai berbicara. Apa yang dia katakan memang benar, jadi Roy hanya menutup mulutnya.

"Ini adalah baju besi yang sama seperti sebelumnya, tapi baju besi ini dalam mode yang jauh lebih kuat dari pada sebelumnya!"

Setelah mengatakan itu, Jagt mulai menghilang dari pandangannya. Tidak, dia tidak benar-benar menghilang menjadi udara, tapi gerakan yang Jagt hasilkan sangat cepat hingga dia terlihat seperti menghilang.

Saat Roy melihat kembali pria itu, dia sudah berada di belakang Roy. Dengan menggunakan refleksnya yang sangat bagus, Roy dapat menghindari serangan kejutan itu dengan jarak yang setipis kertas.

Sedikit aja dia terlambat menghindar, mungkin pria itu bisa membelah Roy menjadi dua bagian.

"Untuk mahluk menjijikan sepertimu, kau memiliki kemampuan menghindar yang sangat bagus, padahal saat pertama kali kita bertemu, kau hanya bisa mengamuk!"

"..."

Roy tidak membalas perkataan Jagt sedikitpun. Bukan karena dia tidak ingat dengan pertemuan pertama mereka, tapi karena sekarang dia sedang tidak ingin membahas hal itu.

"Ada apa? Apa kau sudah lupa dengan kejadian waktu itu? Dingin sekali... padahal hari itu adalah hari dimana kau kehilangan adikmu? Bukankah dia adalah anggota keluargamu yang berharga, bukankah itu jahat sekali, kau sampai melupakannya!"

"..."

Meski Roy tidak mengatakan apapun, tapi matanya menatap Jagt dengan tajam.

Roy sadar bahwa dia tidak boleh kehilangan kendalinya, karena hal itu adalah yang diinginkan oleh lawannya, tapi dia tetap saja tidak bisa menahan amarahnya. Beraninya dia mengatakan hal tersebut, padahal dialah penyebab utama kenapa Roy kehilangan adiknya.

"Apa kau perlu kuingatkan kembali akan malam itu!?"

Jagt berkata sambil mengayunkan pedangnya ke arah Roy.

"Tidak perlu!"

Roy segera menghalau serangan Jagt dengan katananya.

Roy terdorong beberapa langkah ke belakang akibat benturan mereka. Meskipun secara fisik Roy lebih besar dan kuat dari Jagt, tapi baju besi milik Jagt saat ini telah memberikannya kekuatan yang lebih besar dari pada Roy.

Akan tetapi, Roy juga memiliki senjata lain, selain katananya, yaitu ekornya. Roy mengalirkan semua kekuatannya ke ekornya, lalu menggerakan ekornya untuk menusuk baju besi milik Jagt.

Saat ini baju besi milik Jagt nampak lebih ramping dari sebelumnya, jadi dia merasa bahwa dia bisa menembus baju besi tersebut.

Tapi hal itu tidaklah mudah untuk dilakukan, karena dengan cepat, Jagt dapat menghindari serangan tersebut.

"Tidak akan kubiarkan mahluk menjijikan sepertimu dapat melukaiku!"

Jagt berkata dengan nada yang sangat marah, lalu dia mulai menyerang Roy dari berbagai sisi dengan sangat cepat.

Roy menggerakan katananya dengan cepat untuk menangkis setiap serangan yang diberikan oleh Jagt.

Meski serangannya tidak pernah mengenai kulit Roy, tapi dia tetap bergerak dengan sangat cepat. Dia menyerang dari kiri, kanan, depan, belakang. Dengan gerakan sangat cepat, dia bergerak ke berbagai tempat dan menyerang Roy dari berbagai sisi.

Meski begitu, Roy tetap bisa mengikuti gerakan Jagt dengan sempurna, karena dia memiliki insting yang selalu siap untuk memberitahukannya dari mana Jagt akan menyerangnya.

Gabungan insting dan refleks membuat Roy dapat menangkis semua serangan Jagt dengan sempurna dan membuat Jagt frustasi.

Situasi itu baru berubah saat sebuah granat tiba-tiba di lemparkan ke arah mereka berdua. Dengan refleks yang sangat cepat, mereka berdua segera melompat untuk menjauh dari jangkauan ledakan granat tersebut.

Roy melihat ke arah orang yang melemparkan granat tersebut, di sana dia melihat seorang pemuda yang pernah dia lihat bersama dengan Jagt saat mereka mengunjungi Cafe.

Dia tidak mengenakan helm seperti anggota ATS yang lain, jadi Roy bisa melihat bahwa kepalanya mengalami luka yang cukup serius. Apakah mungkin dia adalah salah satu orang yang Roy kalahkan saat dia pergi menerobos pasukan ATS yang berjaga di depan pintu terowongan?

Saat Roy sibuk dengan pikirannya sendiri, pemuda itu telah menodongkan Machine Gun miliknya ke arah Roy berada dan menembakan peluru yang berada di dalam senjata tersebut dengan sangat cepat.

Karena Roy sudah terbiasa menangkis peluru dengan katananya hari ini, jadi dia dapat dengan mudah menangkis semua peluru yang diluncurkan oleh pemuda tersebut.

"Raya, kenapa kau berada di sini?!"

Sementara Roy sibuk menangkis peluru, Jagt justru menghampiri pemuda bernama Raya tersebut dan menanyakan alasannya berada di sini.

"Tentu saja untuk membantumu!"

Raya menjawab pertanyaan Jagt tanpa menghentikan jarinya dari menembaki Roy, dia segera mengganti magasin Machine Gun-nya, begitu peluru di dalam magasin itu telah habis. Dia melakukan gerakan tersebut dengan hitungan detik dan tanpa membuat kesalahan sedikitpun.

"Cepatlah kembali! Kau seharusnya sudah mendapatkan perintahku untuk tidak mendekati mahluk menjijikan itu! Dia terlalu berbahaya untuk orang yang tidak setingkat denganku!"

Sambil terus menghalau peluru yang melayang ke arahnya, Roy juga mendengarkan pembicaraan mereka. Tampaknya alasan kenapa tidak ada orang yang menyerangnya ke dalam sini, karena Jagt telah memberikan perintah untuk tidak ikut campur dengan pertarungan mereka.

Meskipun terlihat kasar dan tidak berperasaan, tapi sepertinya dia tetap peduli pada rekan-rekannya yang lain. Buktinya dia terlihat sangat marah dengan Raya yang bertindak ceroboh dengan ikut bertarung.

Roy menyuruh Arya untuk menjauh dengan alasan yang sama, jadi dia dapat mengerti perasaan Jagt saat ini, meski mereka berada di pihak yang berbeda.

"Saat Aku bergabung dengan ATS, Aku sudah siap untuk mempertaruhkan nyawaku, jadi kehilangan nyawa saat menjalankan misi bukanlah masalah bagiku!"

"..."

Jagt tidak mengatakan apapun untuk merespon perkataan Raya. Sepertinya dia merasakan tekad yang kuat dari Raya hingga membuatnya tidak lagi mencoba untuk menghentikan tindakan cerobohnya.

"Jika kau sampai menghalangi, kau lebih baik bersiap-siap untuk mati!"

Setelah beberapa saat hening, Jagt tiba-tiba saja mengatakan hal tersebut. Dia kemudian menyiapkan kembali pedangnya, lalu meluncur ke arah Roy berada.

Meskipun hujan peluru sudah berhenti, tapi sekarang Roy harus kembali berhadapan dengan serangan pedang cepat dari Jagt. Meskipun dia memiliki stamina yang sangat besar, tapi jika seperti ini terus, dia bisa-bisa dikalahkan oleh mereka tanpa bisa menyelesiakan tujuannya.

Jadi Roy memutuskan untuk mencapai tujuannya, meski dia harus terlbunuh sekalipun,

Roy membuat tubuhnya menjadi lebih besar dari pada sebelumnya dan membuat kulitnya menghitam.

"Ternyata mahluk menjijikan sepertimu bisa menjadi lebih menjijikan dari sebelumnya!"

Mengabaikan provokasi dari Jagt, Roy mulai menyerangnya dengan ekor dan katananya di saat bersamaan.

Jagt menghindari serangan ekornya, lalu mengayunkan pedangnya yang memiliki gerigi yang berputar dengan sangat cepat pada katana Roy.

Karena katana miliknya terus-terusan dibuat untuk menahan berbagai serangan tanpa henti, akhirnya katana milik Roy berbelah menjadi dua.

Meski begitu, Roy tidaklah berhenti menyerang. Dia segera membuat katananya yang sudah patah dan mulai menyerang Jagt dengan kedua tinjunya.

Jagt merespon tinju Roy dengan mengayunkan pedangnya. Kulit keras milik Roy berhasil menahan serangan pedangnya, tapi sayangnya karena pedang Jagt dilengkapi dengan gerigi yang terus berputar, maka kelamaan pedang miliknya dapat menebus kulitnya yang keras dan menyebabkan luka.

Di saat itulah, Roy mulai menggerakan ekornya, lalu menyerang Jagt dari belakang.

Tentu saja Jagt dapat merasakan serangan kejutan itu, jadi sebelum Roy dapat menembus baju besinya, Jagt segera menghindari serangan tersebut dengan melompat jauh.

Meskipun Jagt berhasil menghindari serangannya, tapi Roy berhasil mengambil tas yang tergantung di pinggang belakang Jagt dengan menggunakan ujung ekornya. Tas itulah yang diincar oleh Roy sedari tadi, jadi dia tanpa sadar menyeringai saat mencapai tujuannya tersebut.

Di saat Jagt menjauh dari posisi Roy berada, saat itulah Raya kembali menembakinya. Roy segera menjauh dari tempat pertarungan mereka, begitu dia mendapatkan tas milik Jagt.

"Dia mengambil tas milikku... apa mungkin tujuannya selama ini adalah mengambil 'benda' itu?"

Jagt berkata sambil meraba tempat dimana tasnya sebelumnya berada.

Setelah itu, Jagt kembali mengejar Roy yang sosoknya sudah menghilang dari pandangannya.

Raya segera berlari menyusul gurunya itu, begitu dia melihat Jagt mulai berlari.

Di sisi lain, setelah menemukan tempat yang tepat untuk membuka isi tas yang baru saja dia dapatkan, Roy segera mengambil suatu benda yang dia incar selama ini, sebuah sapu tangan yang bernodakan darah Arya.

Beruntung baginya, dia juga menemukan pematik api di dalam tas itu, jadi dia segera mengeluarkan sapu tangan itu dari plastik kedap udara, lalu membakarnya dengan pematik api yang baru saja dia temukan. Dengan begini, mereka akan kehilangan bukti bahwa yang tadi bertarung dengan Jagt adalah Arya.

"Begitukah... jadi itulah tujuanmu selama ini... pantas saja kau tidak merespon provokasiku sama sekali!"

Roy melihat Jagt yang sedang berjalan dengan perlahan ke arahnya. Dia tidak melihat keberadaan satu rekannya itu, tapi Roy masih bisa merasakan hawa keberadaan orang lain selain mereka, jadi rekannya itu pasti bersembunyi di suatu tempat dan bersiap untuk memberikan dukungan kepada Jagt.

Roy mengambil sebuah granat di dalam tas yang berada di tangannya, lalu melepaskan mengamannya dan melemparkannya pada Jagt.

Di sisi lain, Jagt dengan santainya mengayunkan pedangnya, lalu memukul granat itu kembali ke arah Roy berada. Dia seperti pemukul yang sedang bermain bisbol.

Roy segera melemparkan tas yang berada di tangannya ke arah granat yang terbang ke arahnya, lalu melompat menjauh dari lokasinya berada sebelumnya.

Saat granat itu menabrak tas tersebut, granat itupun meledak yang membuat granat lainnya yang tersimpan di dalam tas tersebut ikut meledak dan menyebabkan ledakan yang sangat besar.

Jagt yang sebelumnya nampak sangat tenang, sekarang dengan panik menjauh dari ledakan tersebut. Meskipun dia menggunakan baju besi, tapi dia bisa saja terluka, jika terkena ledakan yang sangat besar itu.

Ledakan dari granat itu membuat berbagai benda terhempas dengan sangat kencang dan membuat sebuah lembah yang cukup dalam.

Jagt dan Roy yang sudah melompat menjauh juga terkena dampak dari ledakan tersebut. Tubuh mereka terhempas beberapa meter dari posisi mereka yang semula.

Setelah ledakan itu berhenti, sekarang Roy dan Jagt saling berhadapan satu sama lain tanpa ada yang menghalangi mereka.

"Tch... meskipun kau sangat menyebalkan, tapi sepertinya Aku harus memujimu... kau berjuang selama ini bukan untuk membalaskan dendammu, melainkan untuk menolong orang itu... mengatakan hal itu membuatku ingin muntah..."

Itu benar. Dia memang berjuang mempertaruhkan nyawanya di sini bukan untuk membalaskan dendam di masa lalunya, melainkan demi menyelamatkan harapan untuk masa depannya. Maka dari itu, meski dia harus kehilangan nyawanya, dia akan melakukannya tanpa merasa menyesal sedikitpun.