Chereads / Dunia Monster : Kehidupan Manusia Serigala dimulai / Chapter 108 - Malam pertarungan - Manusia Kalajengking melawan ATS

Chapter 108 - Malam pertarungan - Manusia Kalajengking melawan ATS

Arya menatap terkejut pada Roy yang tiba-tiba saja datang untuk menolongnya. Arya tidak meninggalkan pesan apapun atau mencoba meminta bantuan padanya, tapi kenapa dia bisa menemukan tempat ini? Tidak, bukan itu masalahnya, tapi kenapa dia datang menolongnya?

Qita adalah tanggung jawab Arya, karena dialah yang membawa Qita ke Cafe, jadi wajar bila dia harus mempertaruhkan nyawanya demi Qita. Hal tersebut tidak ada kaitannya dengan Roy, dia tidak perlu bertarung dan membahayakan dirinya hanya demi Arya dan Qita.

"Larilah!"

Roy berkata sambil tetap mengadu katananya dengan pedang bergerigi lawannya. Mereka tidak mengayunkan senjata mereka masing-masing, hanya saling mengadu kekuatan mereka.

"Tapi..."

"Aku mengerti!"

Sebelum Arya dapat mengatakan sesuatu, Roy segera memotong ucapannya. Arya melebarkan matanya saat mendengar hal tersebut, karena betapa tegasnya Roy saat mengatakan hal tersebut.

"Apa yang kau harus lakukan adalah melindungnya!"

"Aku tahu itu, tapi apakah kau pikir bahwa Aku akan meninggalkanmu begitu saja!"

"Kau jauh lebih lemah dariku! Kau hanya akan menjadi pengganggu!"

Arya dibuat tidak bisa berkata-kata dengan kalimat tersebut. Apa yang dikatakan oleh Roy memang benar, dia masih jauh lebih lemah dari pada figur kakaknya itu. Mungkin Arya memang hanya akan menjadi beban, jika dia maksakan diri untuk membantunya.

"Aku mengerti, tapi..."

"Aku sudah membereskan semua orang yang berada di sana!"

Roy kembali memotong ucapan Arya, tapi kali ini yang terkejut bukanlah Arya, melainkan adalah lawannya.

"Oi! Apa yang kau katakan tadi!? Apa yang mahluk menjijikan sepertimu lakukan pada para anak buahku!?"

Untuk suatu alasan suara dari pria yang menjadi lawan mereka terdengar sangat marah.

Arya bisa menebak apa yang menjadi alasan kenapa dia marah. Itu pasti karena Roy telah mencelakai rekan-rekannya.

Oi! Jawab pertanyaanku!"

Saat pria itu mengatakan hal tersebut, gerigi pada pedangnya kembali berputar.

Akan tetapi, Roy dengan mudah menjauhkan katananya dari pedang lawannya, jadi Katananya tidak berakhir hancur seperti cakar Arya.

"Cepatlah! Aku yang akan mengurus ini!"

Roy berkata dengan nada tegas sambil menyiapkan kembali katananya untuk melakukan serangan.

Arya menatap pada wajah Qita yang nampak sangat sedih dan gelisah. Dia merasa bahwa dia tidak seharusnya meninggalkan Roy di sini sendirian, tapi dia juga tidak bisa membiarkan Qita tetap berada di tempat yang berbahaya.

"Aku akan kembali!"

Setelah mengatakan hal tersebut, Arya segera berlari menjauh dari lokasi pertempuran itu sambil membawa Qita dalam gendongannya. Arya pergi meninggalkan Roy sendirian tanpa melihat balasan dari Roy.

"Sepertinya temanmu telah meninggalkanmu!"

"Ya..."

"Apa kau tidak merasa bahwa temanmu itu sangat pengecut?"

"...."

"Lagi-lagi Aku bertemu dengan orang yang tidak mau berbicara!"

Lawannya nampak sangat kesal saat mengetahui bahwa Roy memiliki tipe yang sama dengan Arya, yaitu karakter pendiam.

Merasa bahwa percuma saja memprovokasi pria yang memiliki tubuh sangat besar itu, pria di hadapan Roy hanya membuat kuda-kuda dengan pedangnya, lalu melaju untuk menyerang Roy.

Roy segera melapisi katananya dengan energi tak terlihat, lalu dia menggunakan katananya untuk menangkis pedang milik lawannya.

Saat Roy berhasil memantulkan kembali ayunan pedang milik lawannya, Roy segera menggerakan ekor kalajengkingnya menuju dada lawannya, tapi sayangnya baju besi milik pria itu sangat tebal dan kuat, jadi Roy tidak bisa menembuskan sedikitpun.

"Baju besiku tidak akan rusak hanya karena serangan kecil seperti itu!"

Lawannya dengan cepat mengayunkan pedangnya pada ekor Roy yang menyerangnya, tapi Roy lebih cepat darinya, dia segera menarik kembali ekornya, lalu melakukan lompat yang sangat kuat hingga dia bisa menyerang lawannya dengan cepat.

Entah hanya beruntung atau lawannya memang memiliki refleks yang sangat bagus, tapi serangan mematikan dari Roy bisa tertangkis oleh lawannya, meski tubuh dari lawannya harus terlempar jauh ke belakang akibat benturan senjata mereka.

"Sial!"

Meskipun Roy tidak dapat melihat wajah lawannya, karena tertutup dengan helm yang sangat kokoh, tapi Roy bisa mengetahui bahwa lawannya sedang sangat kesal pada Roy.

Pria itu mencoba untuk berlari ke arah Roy, tapi Roy jauh lebih cepat dari pada dirinya. Dia dapat dengan mudah bergerak ke belakang pria itu, tapi sayangnya Roy kembali gagal menyarangkan serangannya pada lawannya.

Sepertinya lawannya benar-benar seorang profesional. Meskipun gerakan Roy sangat cepat, tapi matanya masih bisa mengikuti gerakan Roy hingga membuatnya bisa menangkis serangan Roy.

Meskipun tidak ada satupun dari mereka yang berhasil memberikan luka pada lawan mereka, tapi jika pertarungan ini terus berlanjut, maka Roy akan menjadi orang pertama yang kehilangan senjata.

Senjata milik lawannya adalah sebuah senjata masa depan yang tidak dapat dimiliki oleh masyarakat luas, sedangkan milik Roy hanya senjata imitasi yang tidak benar-benar tajam. Satu-satunya alasan kenapa senjata di tangan Roy berbahaya adalah karena pemiliknya yang sangat ahli dan dapat memperkuat senjata itu dengan kemampuannya.

"Nah... Aku baru ingat sesuatu..."

Di tengah-tengah pertarungan mereka, tiba-tiba lawannya kembali berbicara. Roy menghentikan serangannya yang ingin membunuh lawannya dengan cepat, karena dia penasaran dengan apa yang akan dia katakan selanjutnya.

"Bukankah kau adalah mahluk menjijikan waktu itu!"

Roy sama sekali tidak mengerti tentang apa yang dikatakan oleh lawannya tersebut.

Roy sudah cukup sering bertemu dengan ATS, jadi dia bisa saja bertemu dengan pria di hadapannya di suatu tempat.

"Apa maksudmu?"

"Yah, yah... Aku tidak menyangka bahwa adalah takdir seperti ini... Aku pikir kau sudah membusuk di suatu tempat... tapi tidak disangka-sangka kita bisa bertemu di tempat seperti ini... ini benar-benar takdir yang menggelikan!"

Lawannya berbicara seolah-olah dia tidak ingin menjawab pertanyaan Roy, tidak bisa saja dia memang tidak mendengarkan pertanyaan Roy sejak awal.

"Apa maksudmu?!"

Karena merasa diabaikan olehnya, Roy kembali mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan nada yang mengintimidasi.

"Kau tidak perlu marah seperti itu..."

Meskipun terhalang oleh sebuah helm, tapi Roy tetap bisa merasakan bahwa wajah lawannya saat ini sedang menampilkan sebuah senyuman yang sangat tidak mengenakan.

"Apakah nama Jagt bisa membuatmu mengingatkan akan sesuatu?"

Jagt!? Roy tidak mungkin melupakan nama tersebut. Itu adalah nama dari salah satu anggota ATS yang membuatnya harus berpisah dengan adiknya beberapa tahun yang lalu.

"Atau mungkin kau harus melihat wajahku terlebih dahulu... start off!"

Tanpa merasa takut ataupun ragu, musuhnya yang mengaku bernama Jagt membuka helm di kepalanya, lalu terlihatlah wajah dari orang yang sangat diingat oleh Roy selama beberapa tahun belakangan ini. Malahan wajah itu pernah dilihatnya melalui kamera CCTV setahun yang lalu.

Sambil mempertahankan wajah datarnya, Roy bertanya pada Jagt.

"Apa yang kau inginkan?"

Mendengar pertanyaan Roy, Jagt menampakan wajah yang ingin tertawa.

"Apa yang kuinginkan, katamu? Hahahaha... jangan membuatku tertawa! Itu sudah jelas bahwa Aku ingin membunuh semua mahluk menjijikan sepertimu dan kedua temanmu yang melarikan diri itu!"

Roy menatap tajam pada pria tua di hadapannya. Meskipun mereka sudah lama tidak bertemu, tapi sifat dan sikap dari pria tua itu masih sama dengan apa yang pernah diingat oleh Roy dulu. Dia masih suka membenci dan menghina mahluk seperti Roy dan yang lain.

"Dunia ini akan jauh lebih baik, jika tidak ada mahluk seperti kalian! Kalian itu hanya membawa bencana pada dunia ini!"

Roy tidak bisa menyangkal perkataannya. Pada kenyataannya memang benar, jika mahluk seperti Roy dan yang lainnya telah membuat banyak tragedi dan bencana di berbagai tempat, meskipun begitu bukankah manusia juga sama saja.

"Manusia juga sama!"

Saat Roy membalasnya, Jagt nampak sangat marah padanya.

"Keberadaan manusia di Bumi ini tidaklah seburuk kalian! Dengan hidup saja, kalian sudah menyebabkan bencana di dunia ini!"

Perkataan Jagt tidaklah masuk akal. Memang benar jika mahluk seperti Roy dan yang lainnya telah menyebabkan bencana, tapi hal itu bukan dikarenakan mereka hidup di dunia ini, tapi karena mereka tidak bisa menahan nafsu mereka. Hal yang sama juga berlaku pada manusia, karena manusia yang tidak bisa menahan nafsunya hanya akan menyebabkan bencana di dunia ini.

"Ada apa? Apakah kau tidak bisa berkata-kata lagi? Apa kau tidak bisa membalas perkataanku, karena apa yang kukatakan adalah benar!"

Roy memang tidak membalas perkataannya dengan perkataan, melainkan dengan serangannya. Roy bergerak dengan sangat cepat dan mengincar kepala Jagt.

"Start On!"

Akan tetapi Jagt juga tidak kalah cepat, dia kembali mengaktifkan baju besinya dan membuka kepalanya tertutup dengan helm yang sangat kuat. Dengan begitu, lehernya yang hampir terputus, karena serangan Roy akhirnya aman.

Serangan Roy berhasil di gagalkan saat katananya hanya membentur bagian helm dari baju besi milik Jagt.

"Sangat menakutkan... tapi itu tidaklah berguna!"

Setelah serangan Roy gagal, kali ini Jagt adalah orang yang mengayunkan pedangnya. Roy dengan gesit mencegah pedang milik Jagt dengan menggerakan ekornya.

Ujung ekor Roy membuat pedang Jagt gagal mengenai sasarannya dan hanya mengenai udara, akan tetapi kedua bahu baju besi Jagt tiba-tiba saja memunculkan sebuah lubang.

Roy tidak perlu bertanya tentang apa yang akan keluar dari kedua lubang di bahunya itu. Roy dengan cepat menangkis semua peluru yang menyalang ke arahnya dari kedua bahu Jagt dengan katana miliknya.

"Aku tidak menyangka kau bisa menangkis serangan itu!"

Jagt berhenti menembakan peluru pada Roy, lalu kembali mengayunkan pedang miliknya. Pedang Jagt dan Katana Roy akhirnya kembali beradu dan menciptakan percikan api.

Meskipun gerigi pada pedang Jagt berputar dengan sangat cepat, tapi dia tidak bisa memotong katana milik Roy yang hanya berupa tiruan semata.

"Aku sudah pernah melihat katana sungguhan dari dekat dan punyamu tidak terlihat seperti yang asli, tapi kenapa Aku tidak bisa memotongnya?!"

"..."

Roy tidak menjawab pertanyaan Jagt. Tidak ada gunanya dia mengatakan kekuatannya pada musuhnya, hal itu hanya akan membuatnya berada di dalam situasi yang tidak menguntungkan.

"Jika kau tidak ingin mengatakan apapun, maka Aku hanya akan membunuhmu!"

Jagt kembali menembakan peluru dari kedua bahunya. Karena tubuh Roy lebih besar dari pada Jagt, maka dirinya sangat mudah untuk menjadi sasaran tembaknya.

Akan tetapi Roy memiliki keunggulan yang tidak mungkin dimiliki oleh Jagt, yaitu ekornya. Di saat bersamaan Jagt menembakan pelurunya, Roy mengarahkan ekornya pada Jagt.

Meskipun Roy tidak berhasil menembus baju besi milik Jagt, tapi setidaknya dia bisa mengganggu keseimbangannya hingga peluru yang Jagt tembakan meleset dari sasarannya dan Roy dapat menghindarinya.

Meskipun ada peluru yang menyerempet dirinya, tapi hal itu sama sekali bukanlah masalah, karena Roy memiliki kulit yang sangat keras, jadi dia tidak terluka sama sekali dan hanya membuat bajunya memiliki sedikit robekan di bagian bahu.

Berkat Jagt yang kehilangan keseimbangan, Roy dapat memenangkan adu pedang mereka dan bersiap untuk memotong tubuh Jagt dengan katananya.

Roy menyalurkan sebanyak mungkin energi miliknya pada katananya, lalu mengayunkannya sekuat mungkin pada Jagt yang tidak memiliki pertahanan apapun, selain baju besinya. Saat itulah terjadi sesuatu yang tidak bisa diduga oleh Roy sebelumnya.